Suku Temiar (Malaysia)

Suku Temiar adalah salah satu suku asli yang berada di Malaysia. Suku Temiar dikelompokkan ke dalam Rumpun Senoi bersama Suku Mah Meri, Semoq Beri, Che Wong, Semai dan Jahut.
Suku Temiar ini termasuk yang terbesar dalam rumpun Senoi.
Bahasa Temiar masih serumpun dengan bahasa Mon-Khmer yang dituturkan di Vietnam, Laos dan Kamboja.

LOKASI
Suku Temiar banyak terdapat di Semenanjung Malaysia.
- di Jeram Bertam, Kelantan
- di Kampung Chengkelik, RPS Kuala Betis, Kelantan
- di Kampung Merlung, RPS, Kuala Betis, Kelantan
- di Kampung Jarau Baru, RPS Kemar Gerik, Perak
- di Kampung Sungai Cadak, Ulu Kinta, Perak
- di Kampung Temakah, Perak
- di Kampung Ulu Gerik, Perak
- di Post Poi, Lasah, Sungai Siput (utara), Perak
- di RPS Air Banun, Hulu Perak.
.
AGAMA
Suku Temiar sebagian sudah memeluk agama Kristian dan Islam, tetapi masih ada yang tetap mempertahankan paham animisme.
.
BAHASA
Mandi - Mehmuh
Kantuk - Lasenu
Tidur - Sengglok
Bohong - Belahok
Tahu/Faham - Elek
Ambil - Ekod
Letak - Edol
Mari - Ewek
Tunggu - Epoy
Aku - Yek
Kamu, kau - Nyok
Duduk - Egel
Bangun - Evak
Busuk - Se 'eing
Pagi - Yehyah
Ya - Erk
Anjing - Cuak
Makan - Cak
Minum - Ong
Manis - Behey
Pandai - Illey
Apa - Elok
Berapa - Marok
.
Kalimat dalam bahasa Temiar
- apa kabar ? (elok gah)
- baik (meyj)
- siapa nama ? (elok kanahak)
- marok umor ? (berapa umur)
- yek sayek nyok (saya sayang kau)
- yek sayek hak (saya sayang kalian)
- hojja acak ? (sudah makankah ?)
- hojja cak ? (sudah makan ?)
- hojja ong ? (sudah minum ?)
- hojja asluk tao ? (sudah beristri atau belum ?)
- hojja mok tao ? (sudah bersuami atau belum ?)
.
MATA PENCAHARIAN
Mata pencaharian Suku Temiar adalah bercocoktanam dan berburu ke hutan, senjata yang digunakan untuk berburu adalah sumpit.
.

Perempuan Suku Temiar
.

Rumah Suku Temiar


Sumber :
- Majalah Dewan Bahasa, Dewan Bahasa dan Pustaka, Oktober 2007.
- http://ilzaf.multiply.com/journal/item/56/SUKU_TEMIAR_-_inilah_kepelbagaian_kita
- http://ms.wikipedia.org/wiki/Temiar
- http://kota-city.blogspot.com/2009/10/blog-post.html
.

Naga, Manipur dan Mizoram

Kelompok suku Naga, Manipur dan Mizo adalah kelompok Proto Malayan yang hidup berdiam di daratan India. Ketiga sukubangsa Proto Malayan ini sering disebut dengan nama 'Trio Naga'.

Ada dua versi cerita tentang bagaimana perjalanan ketiga sukubangsa ini menuju tanah bangsa Arya-Dravidian (India).

Versi pertama,
mengatakan ketiga sukubangsa ini sempat bertahan dari desakan bangsa Mongol dan bangsa Syan di wilayah pesisir Indochina. Tetapi masuknya bangsa Arya ke wilayah pesisir Indochina menjadikan mereka sebagai tahanan perang, yang dibawa ke negri Arya (India sekarang). Setelah masa perang berakhir, mereka berkembang dan tersebar di tiga wilayah, dan membangun komunitas adat masing-masing. Sehingga terbentuklah ketiga suku ini.

Versi kedua,
mengatakan meraka adalah sekelompok Proto Malayan yang melarikan diri melintasi Asia daratan dan berhenti di suatu tanah kosong yang ternyata tanah tersebut di bawah kekuasaan negri India.

Ketiga sukubangsa ini kini tinggal dan menetap di India. Mengisolasi diri dari segala bentuk budaya bangsa India.

Suku Naga
perempuan Suku Naga
Suku Naga
Menempati wilayah Nagaland, yang berada di timur laut India. Wilayah tempat tinggal suku Nagaland berbatasan dengan Assam di barat, Arunachal Pradesh dan sebagian Assam di utara, Manipur di selatan dan berada di perbatasan internasional dengan negara Myanmar di timur.

Suku Manipur
Suku Manipur
Suku Manipur, kain tenun mirip dengan Ulos Batak
Menempati wilayah Manipur, bagian timur laut India. Wilayah tempat tinggal suku Manipur dikelilingi oleh negara bagian Nagaland di utara, Mizoram di selatan dan Assam di bagian barat. Sedangkan di bagian timur berbatasan internasional dengan negara Myanmar. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Manipuri.

Suku Mizo
perempuan Mizo
Suku Mizo
Berdiam di wilayah Mizoram, suatu negara bagian India.
Mizoram berbatasan dengan negara bagian Tripura (barat laut), Assam atau Manipur (utara) dan Bangladesh di barat serta Burma di timur.
Suku Mizo menolak agama Hindu dan mayoritas memeluk agama Kristen.

Mizoram Bamboo Dance
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Mizo.

Daerah Mizoram memiliki tanah yang subur dan pemandangan alam yang indah.

Ketiga sukubangsa ini masih tetap mempertahankan budaya Proto Malayan, ini terlihat dari adat istiadat dan aksesoris yang dimiliki. Pernik dan kain adat sangat mirip dengan pernik suku Dayak dan kain tenunnya mirip dengan ulos suku Batak. Meskipun begitu budaya Hindu-India tetap saja secara perlahan akan mempengaruhi kehidupan sosial ketiga sukubangsa Proto-Malayan ini.

diolah dari berbagai sumber

Suku Singkil

Suku Singkil adalah sebuah komunitas suku yang menempati wilayah kabupaten Singkil, yang berada di wilayah provinsi Aceh.
Keberadaan suku Singkil masih menjadi perdebatan apakah termasuk rumpun suku Pakpak dari Puak Boang atau memang berdiri sendiri.
Menurut penelitian suku Singkil adalah salah satu rumpun Batak yang tersebar di dataran tinggi Aceh. Mereka juga termasuk ke dalam rumpun sukubangsa Proto Malayan. Pada masa awal kehadiran komunitas ini di wilayah Singkil ini, mereka sangat mengisolasi diri dari dunia luar dan menetap di dataran tinggi Aceh. Tetapi seiring masuknya budaya Melayu dan Aceh yang membawa budaya serta agamanya, secara perlahan budaya asli suku Singkil ini terakulturisasi dengan budaya Melayu dan Aceh dan memeluk agama Islam.

Bahasa
Suku Singkil memiliki bahasa sendiri yaitu Bahasa Singkil. Bahasa Singkil ini dikelompokkan ke dalam rumpun bahasa Batak Utara, yang terdiri dari bahasa Karo, Pakpak, Dairi, Gayo, Singkil, Alas dan Kluet. Bahasa Singkil dengan bahasa-bahasa serumpunnya ini banyak sekali terdapat persamaan kosakata. Menurut suku Pakpak, bahasa Singkil adalah bahasa yang berasal dari Puak Pakpak Boang. Tetapi mendapat bantahan dari suku Singkil yang menyatakan bahwa bahasa Singkil tidak ada hubungannya dengan bahasa Pakpak Boang, walaupun terdapat banyak kesamaan antara kedua bahasa serumpun ini. Bahasa Singkil sendiri pada beberapa kata sudah tercampur dengan bahasa Minang dan Melayu. Memang di kota Singkil sendiri banyak pendatang dari Pakpak, Toba, Gayo, Karo, Melayu dan Aceh, juga terdapat pendatang dari Minang, yang sudah terakulturisasi dengan budaya Singkil.

Bilangan
1 - sada
2 - dua
3 - telu
4 - empat
5 - lima
6 - enem
7 - pitu
8 - waluh
9 - siwah
10 - sepuluh
11 - sebelas
12 - dua belas
13 - telu belas
14 - empat belas
15 - lima belas
16 - enem belas
17 - pitu belas
18 - waluh belas
19 - siwah belas
20 - dua puluh
30 - telu puluh
60 - enem puluh
70 - pitu puluh
80 - waluh puluh
90 - siwah puluh
100 - seratus

Marga
- Gurinci
- Kombih
- Ramin


diambil dari berbagai sumber

Malaysia


Ribuan tahun sebelum masuknya bangsa Melayu ke daratan Malaysia, terdapat 3 kelompok sukubangsa yang telah tinggal dan berdiam di daratan Malaysia, yang disebut Orang Asli (Aslian), yaitu bangsa Negrito, bangsa Senoi dan bangsa Proto Malayan. Mereka menjadi suku minoritas di Malaysia, selain suku Melayu yang menjadi mayoritas di Malaysia.

diolah dari berbagai sumber

Suku Laut

Suku Laut adalah salah satu suku yang berada di wilayah kepulauan Riau, termasuk salah satu suku penghuni pertama di wilayah kepulauan Riau. Hìdup dì atas rumah perahu, berkelana dari dari satu tempat ke tempat yang lain di laut.
perahu menjadi rumah alternatif bagi suku Laut
Menurut sebuah sumber, pada masa lalu suku ini adalah perompak (bajak laut) yang berkelana di laut untuk merompak kapal-kapal yang melewati wilayah perairan Riau masa lalu. Termasuk merompak kapal pedagang yang berasal dari kapal dagang dari Bugis, kapal pedagang dari Gujarat hingga kapal dagang dari China pun pernah dirampok oleh sukubangsa ini. Konon menurut penuturan beberapa penduduk suku Laut, kapal yang berasal dari kerajaan Majapahit pun pernah dirampok oleh sukubangsa Laut ini. Secara historis, walaupun suku Laut dulunya adalah perompak, namun berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor. Mereka menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, memandu para pedagang ke pelabuhan Kerajaan-kerajaan tersebut, dan mempertahankan hegemoni mereka di daerah tersebut.

pemukiman suku Laut di atas genangan air laut
Menurut para peneliti suku Laut ini juga termasuk ke dalam rumpun Proto Malayan. Bermukim di pulau-pulau dan muara sungai di Kepulauan Riau-Lingga, Pulau Tujuh, Kepulauan Batam, pesisir dan pulau-pulau di lepas pantai Sumatera Timur dan Semenanjung Malaya bagian selatan.
Suku Laut ini kadang dirancukan dengan suku maritim lainnya, yaitu Suku Lanun.
Mata pencaharian Suku Laut saat ini adalah sebagai nelayan, seperti suku Bajau. Terkadang mereka dijuluki 'Kelana Laut', karena pola hidup mereka yang berpindah-pindah dari suatu tempat ke satu tempat lain di laut dengan Rumah Perahu mereka.

Bahasa yang digunakan mereka saat ini sebenarnya bukanlah bahasa asli mereka, melainkan sudah menggunakan bahasa Melayu, walau jauh berbeda tapi tetap terasa aroma bahasa Melayunya. Bagi masyarakat di Riau mengatakan bahasa suku Laut ini adalah bahasa Melayu kuno. Bahasa asli suku ini sepertinya sudah tergeserkan oleh pengaruh bahasa Melayu yang begitu dominan di propinsi Riau ini.

Beberapa peneliti mengatakan suku Laut ini mempunyai keterkaitan asal usul dengan suku laut lainnya seperti suku Bajau di Kalimantan Selatan dan suku Wajo di Sulawesi Selatan.


diolah dari berbagai sumber :
- wikipedia
- gospeltrans.org
- megabrilianingrum.blogspot.com

Suku Talang Mamak

Suku Talang Mamak merupakan suku asli Indragiri, Riau.
Menurut seorang peneliti, suku Talang Mamak ini masuk ke dalam rumpun Proto Malayan (Melayu Tua), yang berarti termasuk suku pertama yang bermigrasi ke daratan Riau Sumatra, jauh lebih tua dari suku-suku Melayu yang ada di Riau.
Sebuah sumber lain mengatakan suku Talang Mamak ini berasal dari Pagaruyung pra Islam. Statemen ini diragukan, karena orang-orang Pagaruyung yang notabene suku Minang adalah rumpun Deutro Malayan (Melayu Muda). Jadi tidak mungkin suku Talang Mamak yang Proto Malayan berasal dari suku Minang yang Deutro Malayan.

Menurut mitos suku Talang Mamak, mereka keturunan seorang yang bernama Patih, yang berasal dari Kayangan yang diturunkan di Sungai Limau dan menetap di Sungai Lunu (Durian Cacar).

Suku Talang Mamak tersebar di Batang Gansal, Cenaku, Kelayang dan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Sedangkan satu kelompok berada di Dusun Semarantihan Desa Suosuo Kecamatan Sumai Kabupaten Tebo Jambi.


diolah dari berbagai sumber

Suku Sakai

suku Sakai
Suku Sakai adalah suku asli hutan pedalaman yang tersebar di kecamatan Mandau, kabupaten Bengkalis, propinsi Riau. Mereka merupakan komunitas asli suku pedalaman yang hidup dan dikelompokkan sebagai kelompok terasing yang hidup berpindah-pindah. Dari tempat tinggal, masyarakat Sakai dapat dibedakan menjadi Sakai Luar dan Sakai Dalam.

Suku Sakai Dalam, merupakan warga Sakai yang masih hidup setengah menetap dalam rimba belantara, dengan mata pencarian berburu, menangkap ikan dan mengambil hasil hutan. Sedangkan suku Sakai Luar, yang telah menetap di perkampungan berdampingan dengan pemukiman suku-suku lainnya.

Suku Sakai tergolong dalam ras Veddoid (Weddoid), memiliki ciri-ciri rambut keriting berombak. Kulit coklat kehitaman, tinggi sekitar 155 cm. 

Orang Sakai berbicara dalam bahasa Sakai. Suatu keunikan dalam bahasa Sakai ini adalah banyak kemiripan dan juga dialek yang diguakan mendekati logat-logat bahasa batak Mandailing, bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu.

pemukiman suku Sakai
Hidup secara berpindah-pindah, membuka ladang dan pindah ke bagian hutan lain. Tetapi karena mulai terkikisnya kawasan hutan akibat pengembangan industri, pertambangan, usaha kehutanan, perkebunan dll yang dikelola pemerintahan setempat, akibatnya suku ini mulai kehilangan sumber penghidupan.

Beberapa tradisi yang diamalkan oleh suku Sakai ini masih mengandung unsur animisme dan dinamisme.
Pada masyarakat suku Sakai masih ditemukan upacara yang berkaitan dengan daur hidup (life cycle). Pelaksanaan upacara tersebut dilaksanakan secara turun temurun yang masih dipertahankan oleh masyarakat suku Sakai.
Adapun upacara tersebut antara lain:
  • Upacara kematian
  • Upacara kelahiran
  • Upacara pernikahan
  • Upacara penobatan batin (orang yang dituakan atau pemimpin suku) baru.
Selain upacara yang berkaitan dengan lingkungan hidup (ife cycle) ada juga upacara yang berkaitan dengan peristiwa alam diantaranya,
  • Upacara menanam padi
  • Upacara menyiang
  • Upacara sorang sirih
  • Upacara tolak bala.

Pada saat ini sebagian masyarakat suku Sakai sudah memeluk agama Islam dan memperoleh pendidikan dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.

salah satu ritual adat suku Sakai
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku Sakai tidak hanya bekerja sebagai peramu tetapi sudah ada yang bekerja sebagai guru, pegawai negeri, pedagang, petani dan nelayan. Walaupun sudah mengalami perubahan dalam masyarakat Sakai tetapi masih berkaitan dengan upacara daur hidup masih melekat dalam kehidupan mereka. Mereka beranggapan apabila tidak melaksanakan upacara tersebut akan mendapatkan musibah menurut kepercayaan mereka, yaitu akan diganggu oleh makhluk-makhluk gaib yang dinamakan antu (hantu).

sumber:
  • tribunpekanbaru.com
  • onlineallarticles.blogspot.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain
foto:
  • gambar-3: onlineallarticles.blogspot.com

Suku Akit

anak-anak suku Akit
Suku Akit atau Akik, adalah suatu suku yang berdiam di daerah Hutan Panjang dan Kecamatan Rupat di pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau. Tepatnya di pulau Rupat. Suku ini hidup dan bertempat tinggal di Rumah Rakit. Mereka berpindah dari satu tempat di pantai dan muara sungai ke tempat lain. Selain itu suku ini juga membangun rumah2 sederhana di tepi-tepi pantai yang dipakai kalau sedang melakukan kegiatan di darat. Pada tahun 1984 jumlah mereka diperkirakan sekitar 4500 jiwa.


Ada tiga kelompok suku Akit yakni kelompok yang menebang kayu yang dikenal dengan Akit Hutan, kelompok yang merintis yang disebut Akit Hatas dan kelompok yang merakit, yang disebut  Akit Rakit,

rumah kediaman suku Akit
Senjata tradisional suku ini adalah berupa panah beracun dan sumpit. Kehidupan suku ini diisi dengan menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan, berburu binatang dan membuat sagu. Suku ini tidak terlalu suka berhubungan dengan penduduk lain, karena kecenderungan untuk mempertahankan identitas suku ini. Suku ini dipercaya memiliki pengetahuan tentang ilmu hitam dan obat-obatan yang dapat membahayakan.

Sistem kekerabatan yang dianut adalah bersifat patrilineal. Anak gadis keturunan suku ini dapat dinikahkan apabila telah berusia 15 tahun. Ritual pernikahan ditandai dengan hidangan berupa daging babi dan tuak, yang diramaikan dengan acara menyanyi dan menari. Walaupun sebagian sudah memeluk agama kristen dan islam, tetapi sebagian masih menganut faham animisme.


diolah dari :
- Wikipedia
- Metro Riau

Andaman dan Nicobar

Kepulauan Andaman dan Nicobar berada di Teluk Bengal. Bagian dari Wilayah Union Kepulauan Andaman dan Nicobar di India. Port Blair adalah komunitas utama di pulau Andaman dan pusat administratif dari wilayah union. Port Blair adalah kota terbesar di Andaman dan terletak di pantai timur pulau Andaman.
Pulau Andaman dan pulau Nicobar membentuk distrik administratif yang terpisah di wilayah Union. Populasi dari pulau Andaman pada tahun 2001 adalah 314.239 jiwa.

Kata Andaman diduga berasal dari bahasa Sumatra kuno 'handuman', 'handaman' menjadi 'andaman'.

Ada beberapa pulau yang dinyatakan berbahaya dan dilarang untuk dikunjungi, diantaranya Sentinel, karena masih adanya suku primitif yang suka menyerang orang asing sampai mati.

Penduduk dari kepulauan Andaman dan kepulauan Nicobar sebagian besar termasuk dalam ras Negrito dan terdapat 2 etnis yang memiliki ras Mongoloid. Penghuni kepulauan Andaman dan Nicobar ini diperkirakan telah ada sejak 60.000 tahun yang lalu, memasuki wilayah ini melalui pesisir India.

Kepulauan Andaman
  • suku Andaman Besar,
    Terdiri dari 10 sub-suku, yaitu:
    • Aka-Cari
    • Aka-Kora
    • Aka-Bo
    • Aka-Jeru
    • Aka-Kede
    • Aka-Kol
    • Oko-Juwoi
    • A-Pucikwar
    • Akar-Bale
    • Aka-Bea
     
  • suku Jarawa,
    Diperkirakan jumlah penduduk suku ini antara 250 - 300 jiwa.
  • suku Jangil,
    termasuk 'negrito', menempati pulau Rutland. Kadang suku ini disebut juga sebagai suku Jarawa Rutland. Ditemukan pada tahun 1800. Mereka sangat mengisolasi diri dari dunia luar, sehingga jumlah dan keberadaannya sangat sulit diketahui. Diprediksi suku ini telah punah.
  • suku Onge,
    dideskripsikan sebagai 'negrito', pada tahun 1901 jumlah penduduk 100 jiwa.








  • suku Sentinel,
    seorang perempuan Sentinel
    menempati pulau Sentinel Utara. Pada tahun 200
    seorang sentinel sedang melepas
    anak panah ke arah helikopter
    1 jumlah penduduk 39 jiwa. Suku ini mengisolasi diri dari dunia luar dengan menolak komunikasi dengan pendatang. Wilayah ini dilarang untuk dikunjungi karena suku Sentinel kerap menyerang orang asing sampai mati.




Pertama kali kepulauan Andaman ditemukan pada tahun 1850 jumlah penduduk pulau ini berjumlah 7000 jiwa. Tetapi karena banyaknya arus pendatang seperti tahanan dan buruh. Penduduk kepulauan ini kehilangan wilayahnya. Suku Jangil dan Andaman Besar hampir punah, saat ini hanya tersisa 400 - 450 jiwa. Suku Jarawa dan suku Sentinel mengisolasi diri dengan menolak komunikasi dengan pendatang.


Kepulauan Nicobar
Pada tahun 2001 penduduk kepulauan Nicobar tercatat berjumlah 42.026 jiwa.
Penduduk asli dari pulau Nicobar tidak berhubungan dengan penduduk kepulauan Andaman.
Penduduk kepulauan Nicobar terdiri dari beberapa suku, diantaranya :
  • suku Nicobar,
    tersebar di beberapa pulau, Klasifikasi genetik suku Nicobar adalah Austro-Asiatik rumpun Mon-Khmer Selatan. Terdapat 30000 jiwa penutur bahasa Nicobar, yang disebut bahasa Car.







  • suku Shompen,
    Hanya di pulau Nicobar Besar. Bahasa Shompen tidak berhubungan dengan bahasa Nicobar. Mereka mengisolasi diri terlalu lama, sehingga masih banyak yang hanya menutup tubuh bagian pinggang ke bawah. Bahasa Shompen sangat terisolasi dari peneliti, sehingga sangat sedikit deskripsi mengenai bahasa Shompen ini. Bahasa Shompen menurut beberapa peneliti dianggap terdapat memiliki sedikit kaitan kekerabatan dengan bahasa Enggano di pulau Sumatra. Suku. Shompen hidup sebagai pemburu dan terisolasi dari peradaban dalam waktu yang sangat lama. Mereka sedikit berpakaian. Sementara pakaian tradisional hanya pakaian di bawah pinggang. Saat ini suku Shompen mulai mengenakan pakaian modern karena pengaruh dari India Daratan.