Showing posts with label Terasing. Show all posts
Showing posts with label Terasing. Show all posts

Suku Dayak Uud Bukhot

Suku Dayak Uud Bukhot, adalah salah satu suku dayak di provinsi Kalimantan Barat yang masih mempertahan gaya hidup terasing dan primitif. Suku Dayak Uud Bukhot ini diperkirakan hidup di hulu sungai Jelundung, dusun Romukhoy, desa Latho Mallom kecamatan Serawai kabupaten Sintang provinsi Kalimantan Barat.

Keberadaan suku Dayak Uud Bukhot ini sepertinya baru diketahui setelah sebelumnya telah ditemukan satu suku terasing yang masih hidup nyaris primitif, yaitu suku Dayak Uud Sio. Berdasarkan penuturan masyarakat yang hidup di sekitar Bukit Raya, bahwa ada komunitas suku terasing yang masih bertahan hidup dengan gaya hidup nyaris primitif, yang disebut sebagai suku Dayak Uud Bukhot yang bermukim di gua-gua hutan belantara sekitar sumber resapan air sungai Jelundung, cabang dari sungai Serawai.

Suku Dayak Bukhot ini oleh para peneliti dimasukkan ke dalam sub suku Dayak Uud Danum.

Kondisi peradaban suku Dayak Uud Bukhot masih menjadi misteri karena sangat sulit diajak berkomunikasi. Biasanya mereka langsung menghindar dan melarikan diri jika berpapasan dengan masyarakat di luar komunitas mereka di dalam hutan.

Suku Dayak Uud Bukhot masih mengandalkan gaya hidup sangat sederhana dalam bertahan hidup, mereka hanya memanfaatkan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti berburu binatang maupun mencari ikan di sungai-sungai yang mengalir dekat pemukiman mereka. Komunikasi dengan pihak luar hanya melalui bahasa tangan. Jika mereka pulang berburu, biasanya hasil buruan dibarter dengan beras, garam maupun tembakau dengan penduduk-penduduk dari wilayah lain..


sumber:

  • prakarsa-rakyat.org
  • koran harian: Sinar Harapan
  • wikipedia
  • dan sumber lain

Suku Dayak Uud Sio

suku Dayak Uud Sio
Suku Dayak Uud Sio, adalah suatu komunitas masyarakat yang masih terasing, tertutup dan jauh di pedalaman hutan yang berada di kecamatan Serawai kabupaten Sintang provinsi Kalimantan Barat.
Suku Dayak Uud Sio ini menetap di sekitar Gua Soak Auk yang berada di kaki Bukit Raya, Dusun Rumukhoy. Lokasi pemukiman suku ini sangat terisolasi dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Diperkirakan bahwa suku ini juga ada yang hidup di kawasan hulu desa Tumbang Keburai kecamatan Bukit Raya kabupaten Katingan. Masyarakat dayak lain yang hidup di sekitar wilayah suku Dayak Uud Sio ini menuturkan bahwa suku Dayak Uud Sio ini berkomunikasi dengan menggunakan siulan.

Suku Dayak Uud Sio ini oleh para peneliti dikelompokkan ke dalam rumpun Dayak Uud Danum.

Komunitas suku Dayak Uud Sio ini masih menggunakan bahasa tangan jika berkomunikasi dengan orang dari luar komunitas mereka. Mereka hanya berkomunikasi seperlunya, jadi hubungan mereka dengan dunia luar sangat jarang terjadi.

Populasi suku Dayak Uud Sio diperkirakan tidak lebih dari 100 orang. Mereka masih menerapkan pola hidup berburu dan meramu dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar hutan di kaki Bukit Raya. Tempat tinggal mereka mengandalkan gua seadanya dan sama sekali tidak boleh dikunjungi orang luar. Mereka sangat sulit ditemui karena biasanya langsung melarikan diri jika melihat orang asing. Mereka beranggapan bahwa di dunia luar sangat tidak aman dan penuh dengan peperangan.

Suku Dayak Uud Sio sepertinya bertahan hidup hanya dengan memanfaatkan lahan hutan seperti berburu dan mencari bahan makanan di hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup, selain itu mereka juga mencari ikan di sungai-sungai yang mengalir dekat pemukiman mereka.


sumber:
  • pontianakpost.com
  • ceritadayak.com
  • mediaindonesia.com 
  • laurensgawing.blogspot.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain

Suku Laut

Suku Laut adalah salah satu suku yang berada di wilayah kepulauan Riau, termasuk salah satu suku penghuni pertama di wilayah kepulauan Riau. Hìdup dì atas rumah perahu, berkelana dari dari satu tempat ke tempat yang lain di laut.
perahu menjadi rumah alternatif bagi suku Laut
Menurut sebuah sumber, pada masa lalu suku ini adalah perompak (bajak laut) yang berkelana di laut untuk merompak kapal-kapal yang melewati wilayah perairan Riau masa lalu. Termasuk merompak kapal pedagang yang berasal dari kapal dagang dari Bugis, kapal pedagang dari Gujarat hingga kapal dagang dari China pun pernah dirampok oleh sukubangsa ini. Konon menurut penuturan beberapa penduduk suku Laut, kapal yang berasal dari kerajaan Majapahit pun pernah dirampok oleh sukubangsa Laut ini. Secara historis, walaupun suku Laut dulunya adalah perompak, namun berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor. Mereka menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, memandu para pedagang ke pelabuhan Kerajaan-kerajaan tersebut, dan mempertahankan hegemoni mereka di daerah tersebut.

pemukiman suku Laut di atas genangan air laut
Menurut para peneliti suku Laut ini juga termasuk ke dalam rumpun Proto Malayan. Bermukim di pulau-pulau dan muara sungai di Kepulauan Riau-Lingga, Pulau Tujuh, Kepulauan Batam, pesisir dan pulau-pulau di lepas pantai Sumatera Timur dan Semenanjung Malaya bagian selatan.
Suku Laut ini kadang dirancukan dengan suku maritim lainnya, yaitu Suku Lanun.
Mata pencaharian Suku Laut saat ini adalah sebagai nelayan, seperti suku Bajau. Terkadang mereka dijuluki 'Kelana Laut', karena pola hidup mereka yang berpindah-pindah dari suatu tempat ke satu tempat lain di laut dengan Rumah Perahu mereka.

Bahasa yang digunakan mereka saat ini sebenarnya bukanlah bahasa asli mereka, melainkan sudah menggunakan bahasa Melayu, walau jauh berbeda tapi tetap terasa aroma bahasa Melayunya. Bagi masyarakat di Riau mengatakan bahasa suku Laut ini adalah bahasa Melayu kuno. Bahasa asli suku ini sepertinya sudah tergeserkan oleh pengaruh bahasa Melayu yang begitu dominan di propinsi Riau ini.

Beberapa peneliti mengatakan suku Laut ini mempunyai keterkaitan asal usul dengan suku laut lainnya seperti suku Bajau di Kalimantan Selatan dan suku Wajo di Sulawesi Selatan.


diolah dari berbagai sumber :
- wikipedia
- gospeltrans.org
- megabrilianingrum.blogspot.com

Suku Akit

anak-anak suku Akit
Suku Akit atau Akik, adalah suatu suku yang berdiam di daerah Hutan Panjang dan Kecamatan Rupat di pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau. Tepatnya di pulau Rupat. Suku ini hidup dan bertempat tinggal di Rumah Rakit. Mereka berpindah dari satu tempat di pantai dan muara sungai ke tempat lain. Selain itu suku ini juga membangun rumah2 sederhana di tepi-tepi pantai yang dipakai kalau sedang melakukan kegiatan di darat. Pada tahun 1984 jumlah mereka diperkirakan sekitar 4500 jiwa.


Ada tiga kelompok suku Akit yakni kelompok yang menebang kayu yang dikenal dengan Akit Hutan, kelompok yang merintis yang disebut Akit Hatas dan kelompok yang merakit, yang disebut  Akit Rakit,

rumah kediaman suku Akit
Senjata tradisional suku ini adalah berupa panah beracun dan sumpit. Kehidupan suku ini diisi dengan menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan, berburu binatang dan membuat sagu. Suku ini tidak terlalu suka berhubungan dengan penduduk lain, karena kecenderungan untuk mempertahankan identitas suku ini. Suku ini dipercaya memiliki pengetahuan tentang ilmu hitam dan obat-obatan yang dapat membahayakan.

Sistem kekerabatan yang dianut adalah bersifat patrilineal. Anak gadis keturunan suku ini dapat dinikahkan apabila telah berusia 15 tahun. Ritual pernikahan ditandai dengan hidangan berupa daging babi dan tuak, yang diramaikan dengan acara menyanyi dan menari. Walaupun sebagian sudah memeluk agama kristen dan islam, tetapi sebagian masih menganut faham animisme.


diolah dari :
- Wikipedia
- Metro Riau

Suku Kubu


Suku Kubu, adalah suat komunitas masyarakat yang bermukim di hutan pedalaman provinsi Jambi.

Ada anggapan yang mengatakan bahwa Kubu dan suku Anak Dalam adalah sama. Memang dilihat dari kebiasaan dan gaya hidup sepertinya kedua kelompok suku ini terlihat sama. Tetapi apabila diperhatikan lebih seksama, ternyata kedua kelompok suku ini berbeda dari segi fisik. Suku Kubu berada di wilayah provinsi Jambi termasuk dalam ras Weddoid, memiliki kulit gelap dan berambut keriting. Sedangkan suku Anak Dalam berada di pedalaman hutan Sumatra Selatan yang memiliki ras Mongoloid, berkulit kuning, dan rambut kebanyakan lurus.

Suku Kubu tersebar di pedalaman hutan provisi Jambi, yang sampai saat ini masih hidup secara nomaden. Mereka memiliki fisik yang termasuk dalam ras Weddoid, berkulit gelap dan berambut bergelombang dan keriting.
.
Suku Kubu ini kadang-kadang juga disebut sebagai suku Anak Dalam. Suku kubu ini sering terlihat melintas di jalan trans sumatra sambil ditemani seekor anjing. Biasanya laki-laki berjalan sambil membawa sebuah tombak berburu. Terkadang mereka membawa akar-akar hutan untuk obat-obatan yang dijajakan kepada penumpang-penumpang bus yang sedang singgah di rumah makan sepanjang jalan trans sumatra.
.
Suku Kubu ini dahulu hidup dalam keterasingan di tengah hutan, tetapi saat ini mereka mulai membuka diri dengan masyarakat sekitarnya, tetapi tetap bertahan untuk tinggal di dalam hutan.

baca juga:

diolah dari berbagai sumber