Suku Paiwan, Formosa, Taiwan

prajurit Paiwan
(tribaltextiles.info)
Suku Paiwan, adalah salah satu suku yang dinyatakan sebagai suku asli di daratan Formosa Taiwan. Pemerintah China menyebut mereka sebagai Pinyin. Sedangkan di Taiwan mereka dikenal dengan sebutan Paiwan atau Paioan. Populasi suku Paiwan pada tahun 2000 adalah lebih dari 70.000 orang.

nama lain: Paioan, Tsarisen
bahasa: Paiwan
kelompok bahasa: Austronesia

Suku Paiwan sebagai suku asli ketiga terbesar di Taiwan. Selain berbahasa Taiwan sebagai bahasa nasional mereka juga berbicara dalam bahasa asli mereka, yaitu bahasa Paiwan. Secara budaya mereka berbeda dengan penduduk Asia di belahan lain, karena secara budaya justru mereka lebih dekat dengan budaya orang-orang dari Asia Tenggara. Suku Paiwan adalah termasuk ras Austronesia, seperti bangsa-bangsa lain di Asia Tenggara.

Pada masa lalu suku Paiwan memiliki reputasi menakutkan sebagai pemburu kepala (kayau). Prajurit Paiwan di masa lalu terkenal karena memiliki tradisi berperang, merampok dengan membawa kepala musuh mereka pulang ke perkampungan mereka. Kepulangan prajurit mereka ke kampung, akan disambut oleh para perempuan yang berkumpul menyambut mereka diiringi dengan nyanyian lagu kemenangan.
Paiwan di masa lalu
(formosatribal)
Kepala musuh mereka digantung di depan pilar batu sebagai persembahan dalam tradisi ritus kurban. Selama perang saudara, tahun 1946 sampai 1949, banyak laki-laki Paiwan dipaksa masuk dalam pasukan Kuomintang. Ketika perang berakhir, beberapa Paiwan tetap tertinggal di China dan membentuk komunitas mereka sendiri.
Pada tahun 1871, sebuah kapal Okinawa dari Jepang terdampar di ujung selatan Taiwan, sebanyak 54 awak kapal dipenggal oleh pribumi Paiwan.

Kehidupan masyarakat suku Paiwan sangat ketat, sehingga masyarakat Paiwan dibagi ke dalam kelas dengan aristokrasi turun-temurun. Orang Paiwan dilarang menikah di luar suku mereka. Pada hari ritus tradisional mereka "Ritus Lima Tahunan", dalam pernikahan, semua laki-laki Paiwan mencari kayu dan menebang pohon sebanyak mungkin dan menawarkan kayu bakar kepada keluarga perempuan sehingga diperoleh izin dari pihak keluarga perempuan.

Secara tradisional orang Paiwan adalah penganut animisme dan dinamisme. Ukiran kayu mereka termasuk gambar kepala manusia, ular, rusa dan desain geometris. Di Taiwan, cabang Bataul dari suku Paiwan memegang korban utama, yang disebut maleveq, dalam setiap 5 tahun untuk mengundang roh nenek moyang mereka untuk datang dan memberkati mereka. Djemuljat adalah salah satu kegiatan pada Maleveq, di mana para peserta mendorong tiang bambu menjadi bola tebu yang melambangkan kepala manusia.

Tradisi lain, adalah "sihir", sebagai bagian penting dari budaya Paiwan. Sihir Paiwan secara tradisional adalah warisan secara turun temurun menurut garis darah tertentu. Namun saat ini tradisi sihir ini semakin jarang dilaksanakan, sehingga dikhawatirkan tradisi ini akan hilang. Untuk mencegah hilangnya tradisi sihir ini, maka mereka mendirikan sebuah Sekolah Sihir untuk meneruskan dan melestarikan ritual ini.

dua gadis Paiwan
(taiwantoday)
Tradisi yang populer dalam masyarakat suku Paiwan adalah tradisi Masaru dan Maleveq. Upacara tradisional Masaru adalah upacara yang merayakan panen padi, sedangkan Maleveq untuk memperingati roh para leluhur atau dewa-dewa orang Paiwan.

Saat ini masyarakat suku Paiwan telah memeluk agama Kristen. Pada awalnya agama Kristen datang ke dalam masyarakat Paiwan dibawa oleh misionaris Belanda, yang pada saat itu daerah Taiwan sempat diduduki oleh Belanda. Dalam 10 tahun pertama, lebih dari 5.000 orang Paiwan menjadi Kristen. Tetapi ketika Cheng Gong Zheng pada abad 17 menduduki Taiwan, para misionaris dibunuh dan diusir, serta gereja banyak yang dihancurkan. Sekarang Gereja Kristen Presbyterian menjadi yang terbesar di kalangan orang Paiwan.

artikel terkait:
- suku Rukai
- suku Kavalan
- suku Thao
- suku Bunun
- suku Amis (Ami)
- suku Atayal (Tayal)
- suku Tao (Yami)

sumber:
artikel lain:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,