Suku Pekurehua (Napu), Sulawesi

lembah Napu
pemukiman suku Pekurehua
pic inamuse
Suku Pekurehua (Napu), adalah masyarakat adat yang mendiami wilayah lembah Napu, di desa Wuasa dan Kaduwa, yang terletak di sebelah timur Taman Nasional Lore Lindu kecamatan Lore Utara kabupaten Poso provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Pekurehua, kadang disebut juga sebagai suku Napu, tapi mereka lebih suka kalau disebut dengan sebutan sebagai suku Pekurehua, yaitu orang-orang yang berasal dari Lembah Pekurehua, yang terletak di tengah padang rumput Winowangan. Menurut mereka istilah "Napu", merupakan ejekan sebagai orang-orang yang ganas dan buas dalam berperang.

Di desa pemukiman suku Pekurehua ini juga terdapat masyarakat pendatang dari daerah lain, yaitu suku Bugis dan suku Toraja.

Suku Pekurehua pada umumnya memeluk agama Kristen, yang diperkenalkan oleh A.C.Kruyt sekitar awal abad 19 M. Agama Kristen berkembang dengan baik di kalangan masyarakat suku Pekurehua, ditandai dengan berdirinya beberapa bangunan rumah gereja di desa-desa pemukiman masyarakat suku Pekurehua.

Masyarakat suku Pekurehua memelihara adat-istiadat mereka dengan baik. Mereka sangat mematuhi peraturan-peraturan adat yang diatur oleh ketua adat. Suku Pekurehua berkomunikasi dengan bahasa Pekurehua, yang lebih dikenal dengan sebutan bahasa Napu. Bahasa Napu ini mirip dengan bahasa Besoa. Sehingga mereka dapat berkomunikasi secara lancar dengan masyarakat suku Besoa, yang menjadi tetangga mereka.

Suku Pekurehua terkenal karena memiliki pengetahuan dalam meramu obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang didapat dari hutan. Mereka memiliki lebih dari 104 jenis tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati 46 penyakit tradisional. Dalam pengolahan dan pembuatan obat-obatan tersebut dengan cara tradisional dan sederhana, yaitu dengan cara direbus, ditumbuk, digosokkan dan dikunyah, yang dimanfaatkan sebagai obat luar maupun obat dalam.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku Pekurehua, hidup dengan bercocoktanam. Mereka juga menanam padi di ladang, serta menanam jagung, ubi dan lain-lain. Selain itu mereka juga memanfaatkan hasil hutan untuk melengkapi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

sumber:
sumber lain dan foto:
  • inamuse.wordpress.com

1 comments:

  1. Menarik sekali dengan penyebaran budaya yg sama di seantero dunia dan hingga saat ini pada komunitas tertentu tetap pegang teguh adat istiadat leluhurnya, JBU.

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,