Suku Bunggu, Sulawesi

bunggu
pic: ridwanmandar
Suku Bunggu, adalah suatu komunitas suku terasing yang mendiami daerah pegunungan di Mamuju Utara provinsi Sulawesi Barat.

Pemukiman suku Bunggu di Mamuju Utara, terdiri dari beberapa desa, yaitu desa Bambaira, Pakava, Sarjo, Polewali dan sebagian kecil berbaur dengan desa transmigrasi di desa Martasari.

Suku Bunggu ini adalah termasuk salah satu kelompok suku yang hidup terasing di pedalaman hutan kabupaten Mamuju. Namun, saat ini beberapa orang Bunggu telah bisa melakukan kontak sosial dengan masyarakat lain di luar pemukiman mereka. 

Asal-usul suku Bunggu menurut penuturan masyarakat Bunggu, dikatakan bahwa mereka berasal dari Sulawesi Tengah tepatnya dari daerah gunung Pinambani. Menurut mereka, bahwa orang Bunggu dulunya adalah berasal dari uku Kaili dari Sulawesi Tengah.

Pada waktu sebelumnya, mereka menerapkan hidup dengan pola ladang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan membangun rumah di atas pohon pada ketinggian 10 sampai 15 meter, yang disebut dengan rumah pohon. 
rumah suku Bunggu
pic: bangunmandar
Saat ini mereka telah merubah pola hidup lamanya, dan membangun pemukiman menetap yang terdiri dari beberapa desa pemukiman. Rumah-rumah di desa pemukiman suku Bunggu dibangun dengan bentuk panggung dengan atap dari daun rotan atau daun nira. Bagian rumah tersekat menjadi dua, yakni ruang tempat menerima tamu dan bagian rumah yang lainnya, digunakan sebagai tempat beristirahat sekaligus langsung terhubung dengan tempat memasak. Tinggi rumah pada umumnya setinggi 2-3 meter dengan sebuah tangga di depan rumah.

Suku Bunggu memiliki perawakan seperti melanesia dan polynesia, mirip dengan orang-orang dari daerah Maluku. Memiliki kulit gelap, berambut keriting dan tubuh kecil.

Suku Bunggu lebih memilih hidup di pedalaman, jauh dari kehidupan luar, yang menurut mereka membawa hal-hal tidak baik bagi mereka. Mereka tidak terbiasa bertemu orang lain di luar komunitasnya. Jika berpapsan dengan orang lain, mereka langsung menghilang ke hutan. Mereka juga memiliki kemampuan menyelinap dan menghilang di balik pohon dengan cepat. 

Senjata tradisional suku Bunggu, adalah sumpit, yang digunakan untuk berburu binatang liar di hutan. Sumpit ini terbuat dari buluh yang bulat dan bagian tengahnya berlubang. Senjata sumpit ini merupakan senjata andalan bagi suku Bunggu
Dalam kehidupan sehari-hari suku Bunggu adalah pada bidang pertanian, seperti menanam ubi jalar dan jagung yang menjadi makanan pokok mereka selain sagu. Pohon sagu menjadi tanaman utama mereka. Sagu menjadi makanan pokok selama menunggu hasil panen ubi jalar dan jagung yang mereka tanam. Di saat senggang mereka akan berburu babi hutan di hutan sekitar pemukiman mereka. Di halaman rumah mereka memelihara beberapa hewan ternak seperti babi dan ayam.

sumber:
  • ridwanmandar.com
  • aryafatta.wordpress.com
  • derosaryebed.blogspot.com
  • dan sumber lain
sumber foto:
  • bangunmandar.net

1 comments:

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,