Suku Ndao, Nusa Tenggara Timur

pulau Ndao
Suku Ndao, atau Ndaonese, kadang disebut juga sebagai suku Rote Ndao, adalah sebutan bagi suku-suku yang mendiami kabupaten Rote Ndao, yang terdiri dari beberapa pulau seperti pulau Ndao, Ndana, Naso, Usu, Manuk, Doo, Helina dan Landu yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Populasi suku Ndao diperkirakan sekitar 4.000 orang.

Suku Ndao atau Ndaonese, sebenarnya terdiri dari 20 suku kecil, tapi dari beberapa sumber dikatakan bahwa suku Ndao terdiri dari 19 suku. Sedangkan 1 suku lagi, menurut cerita rakyat setempat, yang tidak mau menceritakan kisah sebenarnya, dahulu di wilayah ini pernah terjadi pembantaian terhadap 1 suku. Tidak diketahui apa dan sebab apa terjadinya peristiwa pembantaian tersebut.

Beberapa suku di kabupaten Rote Ndao, adalah:
  • Rote Nes
  • Bara Nes
  • Keo Nes
  • Pilo Nes
  • Fole Nes 
  • dan lain-lain

rumah tradisional
Pulau Ndao, tempat bermukimnya suku Ndao, berada di lepas pantai barat laut Nemberala, yang terkenal karena kerajinan emas dan peraknya, serta juga penghasil bermacam-macam tenun ikat yang menarik. Pulau Ndao masuk dalam wilayah Rote.

Bahasa suku Ndao, dikatakan berbeda dengan bahasa Rote, dan lebih mendekati bahasa Sabu. Walaupun begitu sebenarnya masyarakat suku Ndao sendiri banyak yang bisa berbicara dalam bahasa Rote.

Suku Ndao sebagian besar memeluk agama Kristen, terutama Kristen Protestan, sebagian kecil memeluk agama Kristen Katolik. Di daerah ini terdapat juga sekelompok orang yang beragama Islam, mereka adalah para pendatang seperti orang Bugis atau juga orang Bajo yang mendiami daerah pesisir.

kain tenun khas suku Ndao
Masyarakat suku Ndao, pada umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan, perajin tenun ikat, penambang emas dan perak. Khusus kerajinan emas dan perak, hanya dilakukan pada bulan November. Beberapa ada juga yang hidup bercocok tanam di ladang dan kebun, seperti tanaman jagung, pisang, pepaya dan kelapa.
Ada satu lagi keunggulan yang menjadi daya tarik Ndao, yaitu gula air yang berasal dari buah lontar. Selain itu, mereka juga sebagai penghasil gula cair, yang digunakan untuk campuran minum dan makan buah kelapa. Rasanya mirip dengan madu, tapi sayang potensi pembuatan gula cair ini belum dikembangkan. Jadi, belum bisa untuk memperbaiki perekonomian penduduk pulau Ndao.

sumber:
sumber lain dan foto:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,