suku Dayak Kancikng (juniorpratama.blogspot.com) |
Suku Dayak Kancikng sebelum menetap di wilayah mereka sekarang ini, dulunya berasal dari suatu tempat di pesisir sungai Kancikng. Di pesisir sungai Kancikng ini mereka hidup berdampingan dengan suku Dayak Taman, suku Dayak Kerabat dan suku Dayak Koman.
Suku Dayak Kancikng berbicara menggunakan bahasa yang disebut sebagai bahasa Bemedeh. Bahasa Bemedeh ini masih dalam kelompok keluarga bahasa Bidayuhic.
Bahasa Kancikng ini juga diucapkan oleh suatu kelompok masyarakat dayak yang berada di hilir sungai Kualatn, tepatnya di kampung Selimbong. Masyarakat dayak yang berada di kampung Selimbong ini diperkirakan adalah keturunan atau berasal dari suku Dayak Kancikng. Pada awalnya sebanyak 8 keluarga suku Dayak Kancikng di kabupaten Sanggau melakukan migrasi dan dalam perjalanan mereka menemukan suatu tempat bernama Munggu' Naning, di tempat ini mereka hidup berdampingan dengan suku Dayak Cempede'. Namun selama menetap di Munggu' Naning ini, terjadi banyak masalah dalam hal adat-istiadat, dan ketidakharmonisan. Adat-istiadat mereka berada di bawah pengaruh adat-istiadat suku Dayak Cempede'. Akhirnya kelompok ini memisahkan diri dan mencari daerah baru, dan menemukan suatu tempat yang menjadi tempat tinggal mereka sekarang, yaitu di kampung Selimbong kabupaten Ketapang.
Suku dayak yang berada di kampung Selimbong, menyebut bahasa mereka adalah bahasa Selimbong. Oleh karena itu suku yang di kampung Selimbong ini menyebut diri mereka sebagai orang Selimbong atau suku Dayak Selimbong, tetapi mereka tetap mengakui bahwa mereka adalah bagian dari suku Dayak Kancikng. Populasi masyarakat suku Dayak Selimbong di kampung Selimbong diperkirakan berjumlah sebesar 450 orang.
Di kampung Kuala Lelayang, suatu tempat yang berjarak 8 km dari kampung Selimbong, juga terdapat satu kelompok masyarakat dayak lain yang berbicara dengan bahasa yang sangat mirip dengan bahasa Kancikng, bahasa yang di Kuala Lelayang ini disebut sebagai bahasa Bokidoh, yang diucapkan oleh masyarakat suku Dayak Pompakng.
Salah satu ritual kebudayaan suku Dayak Kancikng, adalah Baboren atau berdukun pada suku Dayak Kancingk di kecamatan Meliau kabupaten Sanggau. Mereka percaya ada kekuatan roh yang bisa menyembuhkan orang dari berbagai penyakit. Ritual Baboren dilakukan ketika seseorang mengalami sakit yang sulit disembuhkan. Untuk menyembuhkannya pihak keluarga biasanya memanggil dewa (dukun). Dewa adalah orang yang dianggap mempunyai kemampuan khusus di bidang dunia ghaib. Pemilik rumah mempersiapkan segala keperluan, berupa daun pinang, pahar, sirih kapur, bambu, nenas serta kelengkapan upacara lainnya. Persembahan tersebut diyakini dapat mendukung jalannya upacara secara baik.
Ritual adat Baboren ini diawali dengan ritual Pobean atau upacara persembahan yang selanjutnya dirangkai dengan upacara Betimang atau penyembuhan. Dalam upacara ini mesti didukung alat-alat tradisional berupa dua buah gendang dan satu buah gong yang ditabuh secara bersamaan.
Saat ini generasi muda suku Dayak Kancikng sepertinya mulai kurang perduli dengan budaya asli suku Dayak Kancikng, ini diperkirakan karena terpengaruhnya sebagian besar generasi muda kepada budaya modernisasi yang sering ditampilkan dalam televisi.
Kehidupan sehari-hari suku Dayak Kancikng, adalah bertani dan bercocok tanam merupakan kegiatan yang utama bagi masyarakat suku Dayak Kancikng.
sumber:
- kebudayaan-dayak.org
- kaltimpost.co.id
- kaltengpos.web.id
- theborneopost.com
- wikipedia
- dan beberapa sumber lain
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,