Suku Bediona, Nusa Tenggara Timur

Suku Bediona, adalah salah satu suku yang terdapat di Lamalera, tepatnya di sebelah selatan pulau Lembata, kabupaten Lembata di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Suku Bediona, merupakan bagian dari kelompok suku Lamalera. Suku Lamalera sendiri terdiri 19 suku yang tersebar di Lamalera yang berada di bagian selatan pulau Lembata.

Asal usul suku Bediona, menurut cerita rakyat, dikatakan bahwa dahulunya mereka berasal dari suku Bataona yang pada masa awal kehadiran di pulau Lembata ini menurunkan 3 suku, yaitu suku Batafor, suku Sulaona dan suku Bediona. Sedangkan asal-usul nenek moyang mereka dikatakan berasal dari pulau Lepan Batan yang bermigrasi ke pulau Lembata, akibat pulau Lepan Batan yang dihuni oleh nenek moyang mereka tenggelam akibat bencana alam.

berburu ikan paus
Masyarakat suku Bediona adalah suku pemburu ikan paus, sama seperti suku-suku Lamalera lainnya. Dalam berburu ikan paus, tidak hanya dilakukan oleh suku Bediona sendiri, melainkan berangkat berburu bersama-sama dengan suku-suku Lamalera lainnya, yang telah diatur tugas masing-masing sesuai dengan tugas masing-masing suku.

Sebelum pergi berburu, biasanya mereka mengadakan beberapa ritual adat, untuk mendatangkan ikan paus ke wilayah perburuan mereka. Sehingga misi mereka dalam berburu akan mendatangkan hasil yang nantinya hasil tangkapan ikan paus, akan dibagi-bagikan kepada seluruh warga di Lamalera.

Suku Bediona seluruhnya beragama Kristen Katolik. Namun, beberapa tradisi lama mereka yang mengandung unsur animisme tetap dilaksanakan, yang telah disesuaikan dengan agama Kristen Katolik, sebagai agama yang mereka anut sekarang. Kegiatan tradisi ritual adat tersebut dipimpin oleh seorang Pastor yang memimpin misa (kebaktian), yang berdoa untuk keselamatan dan berdoa agar mereka mendapat hasil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Lamalera.

Hasil tangkapan ikan paus nantinya dibagi berdasarkan tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Lemak ikan paus digunakan penduduk sebagai bahan bakar lampu penerang dan dagingnya dijual dengan sistem barter dengan buah-buahan atau sayuran.

Masyarakat suku Bediona, selain berburu ikan paus, mereka juga berprofesi sebagai nelayan biasa, yang menangkap berbagai jenis ikan berukuran besar hingga kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Jika ikan paus tidak ada, maka mereka berburu ikan jenis lain, seperti ikan hiu atau lumba-lumba yang biasanya selalu tersedia sepanjang tahun. Selain itu, mereka juga bercocoktanam di ladang atau kebun pada beberapa jenis tanaman, seperti jagung, ubi jalar, ubi kayu, pisang, pepaya, lada, cabe-cabean dan kelapa.

sumber foto:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,