Orang Tompu, Sulawesi

orang Tompu
Orang Tompu, adalah suatu kelompok masyarakat yang berasal dari Ngata Tompu (kampung Tompu), yang berada di pedalaman hutan gunung kabupaten Donggala provinsi Sulawesi Tengah. Ngata Tompu berada di daerah pegunungan bagian timur lembah Palu.

Orang Tompu sendiri bisa dikatakan adalah suatu etnis, tapi mereka sering disebut sebagai orang Tompu saja. Orang Tompu memiliki ciri fisik berkulit gelap, bertubuh agak kekar, rambut bergelombang dan ukuran tinggi tubuh sedang.

Orang Tompu sendiri pada tahun 1970 pernah "dipaksa" meninggalkan desa mereka untuk direlokasi ke daerah lain, karena kampung pemukiman mereka berada di tapal batas kawasan hutan lindung. Setelah sekian lama direlokasi, dengan menjalankan praktek pertanian padi sawah yang bukan gaya hidup mereka, sehingga membuat mereka tidak merasa betah. Selain itu karena kerinduan mereka akan kampung halaman di Ngata Tompu, yang dianggap sebagai tanah asal-usul manusia oleh orang Tompu. Mereka kembali beramai-ramai ke kampungnya Ngata Tompu, tapi kampung mereka telah hilang, karena telah dihapus secara administratif dan menjadi 2 buah desa, yaitu desa Loru dan Ngata Baru. Dengan terbentuknya 2 desa baru ini, bagi orang Tompu ke 2 desa baru ini, secara sosial, budaya dan kosmologis tidak ada keterikatan bagi mereka.

Orang Tompu pada hidup sebagai petani, pada tanaman padi ladang. Mereka masih melakukan praktek perladangan berpindah di hutan sekitar pemukiman mereka. Pada dasarnya mereka telah menanam padi jenis padi ladang lokal yang terus menerus ditanam. Sebagian diantaranya ditanam karena secara budaya jenis padi tersebut sangat penting artinya dalam adat-istiadat orang Tompu. Padi yang ditanam, mereka beri nama Topembangun, jenis padi ini terus ditanam karena perannya yang sangat penting. Ada ritual yang harus dilaksanakan, ritual acara mendirikan rumah tidak jadi diadakan kalau topembangun tidak hadir. Itulah makanya jenis padi ini harus selalu ditanam. Dan beberapa jenis padi ladang lokal lainnya, yang memiliki peran masing-masing dalam adat istiadat orang Tompu. Namun setelah pengusiran mereka dari kampung mereka, maka hanya tersisa beberapa jenis padi ladang lokal saja saat ini di Tompu, salah satunya Topembangun. Dan sekitar kurang sepuluh rumah tangga yang ngotot tetap tinggal itulah yang terus menanam jenis-jenis padi ladang lokal tersebut, selama sebagian besar orang Tompu dalam ‘pengusiran’.

sumber:
  • seprinanders.blogspot.com/2011/09/ceritanya-orang-tompu-ziarah-ke-tanah.html

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,