Suku Atinggola, adalah suatu komunitas masyarakat yang terdapat di provinsi Gorontalo.
Suku Atinggola dikelompokkan sebagai bagian dari sub-suku Gorontalo, tapi dari segi bahasa justru berkerabat dengan bahasa Mongondouw, karena terdapat banyak kesamaan ciri bahasa.
Asal-usul orang Atinggola, dari cerita mulut ke mulut masyarakat Atinggola, dikatakan berasal dari daerah Ternate-Maluku. Hal lain yang mendukung cerita ini, dilihat dari marga (nama keluarga) "Patilima", lebih dekat dengan marga orang Ternate atau Maluku. Pada masa lalu pada masa pendudukan Kolonial Belanda di Ternate, suku Atinggola menghindar dari pasukan Kolonial Belanda, mereka meninggalkan Ternate, menaiki perahu-perahu kecil dan mendarat di ke pulau Lembeh. Tidak merasa cocok di tempat ini, mereka pun melanjutkan perjalanan dan mendarat di pesisir pantai pulau Sulawesi, dan menuju ke arah desa Inobonto.
Dalam perjalanan mereka melewati Tuntung, Dalapuli, Buko dan Tontulouw yang terletak di Sulawesi Utara. Mereka berhenti di Muara Sungai Andagile (Andagire), yang konon sungai ini berhulu di gunung Tilong Kabila. Menurut mitos, di muara sungai ini pernah berdiri sebuah kerajaan Ota Jin, yang dikuasai oleh para Jin, sampai saat ini tempat ini didkenal dengan nama Kota Jin (sebuah batu besar mirip bentuk bangunan istana). Sebelum kehadiran orang Atinggola di daerah ini, telah ada sekelompok penduduk asli yang telah bermukim di wilayah ini, mereka adalah keturunan Minahasa bermarga Mahengke. Di tempat ini mereka hidup berdampingan dengan orang-orang Minahasa ini.
Adat istiadat suku Atinggola banyak menyerap adat istiadat suku Gorontalo. Adat istiadat suku Atinggola menjadi bagian dari 5 keluarga besar di Gorontalo yang dikenal sebagai Doluwo Lou Limo Lo Pohala’a.
Masyarakat suku Atinggola secara umum hidup pada bidang pertanian, mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Sedangkan beberapa masyarakat suku Atinggola lain menjalani hidup sebagai pedagang, mengikuti kebiasaan orang Gorontalo sebagai pedagang.
sumber:
Suku Atinggola dikelompokkan sebagai bagian dari sub-suku Gorontalo, tapi dari segi bahasa justru berkerabat dengan bahasa Mongondouw, karena terdapat banyak kesamaan ciri bahasa.
Asal-usul orang Atinggola, dari cerita mulut ke mulut masyarakat Atinggola, dikatakan berasal dari daerah Ternate-Maluku. Hal lain yang mendukung cerita ini, dilihat dari marga (nama keluarga) "Patilima", lebih dekat dengan marga orang Ternate atau Maluku. Pada masa lalu pada masa pendudukan Kolonial Belanda di Ternate, suku Atinggola menghindar dari pasukan Kolonial Belanda, mereka meninggalkan Ternate, menaiki perahu-perahu kecil dan mendarat di ke pulau Lembeh. Tidak merasa cocok di tempat ini, mereka pun melanjutkan perjalanan dan mendarat di pesisir pantai pulau Sulawesi, dan menuju ke arah desa Inobonto.
Ota Jin (kota Jin) |
Adat istiadat suku Atinggola banyak menyerap adat istiadat suku Gorontalo. Adat istiadat suku Atinggola menjadi bagian dari 5 keluarga besar di Gorontalo yang dikenal sebagai Doluwo Lou Limo Lo Pohala’a.
Masyarakat suku Atinggola secara umum hidup pada bidang pertanian, mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Sedangkan beberapa masyarakat suku Atinggola lain menjalani hidup sebagai pedagang, mengikuti kebiasaan orang Gorontalo sebagai pedagang.
sumber:
- atinggola.wordpress.com: suku kecil sebagai peneguh NKRI
- wikipedia
- hulondhalo.com: foto
- dan sumber lain
bisa di jelaskan kebiasaan atinggola dari adat perkawinan, kebiasaan masyarakat, juga lain-lain yang ada di atinggola yang membedakan dengan suku-suku lain
ReplyDeleteyg ada di gorontalo?
Atinggola memiliki acara ritual mandi safar, tepatnya bulan safar...
ReplyDeleteYg tda prn ada di daerah mana pun...
Adat perkawinan di atinggola hampir sama dgn adat gorontalo..
Hanya sja perkawaninan di atgl tda punya dutu, dutu yaitu keharusan bagi keluarga calon suami untuk menyiapkan semua buah yg ada di gtlo..
Bagaimana dengan sistem ilmu pengetahuan suku Atinggola? bisa dijelaskan?
ReplyDelete