suku Sumi |
Populasi suku Sumi sebesar 242.000 orang pada sensus tahun 2001.
Agama suku Sumi pada masa lalu sejak zaman nenek moyang mereka adalah penyembahan terhadap alam. Masuknya agama Kristen Baptist pada abad ke-20 membuat hampir seluruh masyarakat suku Sumi meninggalkan ajaran agama lamanya tersebut. Pada masa lalu mereka juga terlibat dengan tradisi pengayauan, namun sejak masuknya para misionaris Kristen, mereka meninggalkan tradisi kayau tersebut.
gadis suku Sumi |
Suku Sumi memiliki banyak festival tradisi adat yang terpelihara sejak lama. Biasanya festival adat ini menandai masa awal musim baru, panen tanaman baru atau kemenangan dalam perang. Salah satu festival besar yang populer di kalangan mereka adalah:
- Tuluni, (dilaksanakan pada tanggal 8 Juli), adalah festival yang paling penting. Ditandai dengan pesta dan minum bir beras. Bir beras disajikan dalam gelas yang terbuat dari bambu atau terbuat dari daun pisang. Minuman ini disebut Tuluni sesuai dengan nama festival. Tuluni juga disebut "Anni" kata yang menandakan musim panen yang melimpah. Pertengahan tahun ini (Juli) festival adalah waktu harmoni komunal dan sukaria untuk Komunitas Sumi dari Nagaland. Menyembelih babi, sapi dan mithun adalah fitur penting dari festival ini.
- Ahuna (dilaksanakan pada tanggal 13 dan 14 November), adalah festival pasca panen tradisional. Festival Ahuna menandakan perayaan panen musim, sambil menyerukan semangat keberuntungan di Tahun Baru. Pada kesempatan ini, seluruh masyarakat menyiapkan dan berpesta makan pertama, beras yang diambil dari panen musim dimasak dalam bambu segmen. Wadah untuk memasak atau melayani pada kesempatan ini baru dibuat, melengkung atau dipotong, dari sumber daya lokal yang tersedia produktif dan berlimpah di pedesaan.
para penari suku Sumi |
sumber:
- nl.fotopedia.com: foto
- en.wikipedia.org: foto
- dan sumber lain
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,