Suku Ledo, Sulawesi

suku Ledo
Suku Ledo, disebut juga sebagai suku Kaili Ledo, adalah salah satu suku dari ratusan sub-suku Kaili yang terdapat di provinsi Sulawesi Tengah. Populasi suku Ledo ini diperkirakan sebesar 130.000 orang.

Pemukiman suku Ledo berada di sekitar lembah Palu. Suku Ledo kadang menyebut diri mereka juga sebagai suku Kaili. Suku Ledo berbicara dalam bahasa Kaili dialek Ledo. Bahasa Ledo sendiri merupakan bahasa terbesar pemakainya dalam masyarakat suku Kaili dibanding bahasa-bahasa lain sub-dialek bahasa Kaili.

Suku Ledo mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Sebelum suku Ledo memeluk agama Islam, mereka adalah penganut animisme, pemujaan kepada roh nenek moyang dan Tomanuru (dewa pencipta) (Tomanuru), Buke/ Buriro (dewa kesuburan) dan Tampilangi (dewa Penyembuhan). Agama Islam masuk ke dalam masyarakat suku Ledo ini, menurut cerita ketika datang seorang Datu Karama, seorang Ulama Islam dari tanah Melayu yang datang dari Sumatra.

musik bambu suku Ledo
Masyarakat suku Ledo memiliki kebiasaan bekerjasama dalam setiap kegiatan-kegiatan pesta adat, kematian, perkawinan dan kegiatan bertani yang disebut "Sintuvu" yang berarti gotong royong.

Suku Ledo pada umumnya hidup pada bidang pertanian. Mereka menanam padi di sawah atau di ladang. Selain itu mereka juga menanam kelapa. Masyarakat suku Ledo yang berdiam di dataran tinggi mengumpulkan hasil hutan seperti rotan,damar dan kemiri. Di halaman belakang rumah mereka biasanya mereka memelihara beberapa hewan ternak. Sedangkan masyarakat suku Ledo yang berdiam di daerah pesisir pantai, juga bertani dan berkebun. Di luar kegiatan berladang dan berkebun mereka juga melakukan kegiatan menangkap ikan sebagai nelayan dan berdagang ke pulau-pulau lain.

diolah dari segala sumber

sumber foto:
  • skyscrapercity.com
  • little-dead-monster.co.cc

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,