Suku Meitei, India

suku Meitei (Manipuri)
Suku Meitei atau Meetei, adalah kelompok etnis mayoritas di Manipur, India bagian Timur Laut. Suku Meitei ini lah yang sering disebut sebagai suku Manipuri. Suku Meitei memiliki catatan sejarah yang berawal sejak tahun 33 M.

Dalam adat suku Metei terdapat 7 klan marga, yang digunakan untuk memanggil nama dengan nama khusus mereka, yang disebut Salai (marga) misalnya Khuman Kwakpa, Moirang Thoibi, Khuman Khamba, Angom Nongbal dan lain-lain.

Salai atau Marga pada suku Meitei:
  • Mangang
  • Luwang
  • Khuman
  • Angom
  • Moirang
  • Khaba Nganba
  • Chenglei (Sarang Leisangthem)

Suku Meitei ini sangat tekun dengan pendidikan, rata-rata masyarakat suku Meitei tidak ada yang tidak mengenyam pendidikan. Pakaian tradisional suku Meitei ini banyak terpengaruh dari budaya India dan Hindu. Laki-laki dan perempuan  mengenakan Khamen Chatpa Phi (pakaian tujuh warna), yang merupakan pakaian yang penting dan dipakai pada upacara ritual.

Suku Meitei (Meetei), adalah mayoritas di wilayah Manipur (60%) dari total penduduk Manipuri. Suku Meitei ini lah yang sering disebut sebagai suku Manipur. Bahasa Meitei disebut sebagai bahasa Meitei-lon ((juga dikenal sebagai bahasa Manipuri), dan diakui sebagai salah satu bahasa nasional India pada tahun 1992. Bahasa mereka disebut Meitei-lon, dan termasuk ke dalam keluarga bahasa Tibet-Burma. Selain berbahasa Meitei-lon (bahasa Manipuri), mereka juga rata-rata fasih berbahasa Inggris.

Sebagian dari masyarkat suku Meitei menganut Hinduisme Vaishnavite dan mencampurkannya dengan agama asli mereka, yang disebut "Sanamahi Laining" (atau Sanamahi). Orang Meitei kuno tidak memiliki sistem kasta, namun komunitas Hindu Manipuri dibagi menjadi 5 kasta.

Sistem Kasta pada agama Hindu Vaisnavite, suku Meitei:
Sebenarnya orang Manipur kuno, tidak memiliki sistem kasta. Tapi sejak mereka memeluk agama Hindu, masyarakat Hindu Manipuri dibagi menjadi 5 kasta, meskipun subdivisi terbesar (ksatria) membentuk mayoritas penduduk.
  • Meitei Kshatriya (Ningthouja), membentuk divisi paling atas dalam hirarki kasta. Mereka terbagi dalam tujuh klan exogamous (yek-Salai): Mangang (Ningthouja), Luwang, Khuman, Angom, Khaba-Nganba, Moirang & Sharang Leishangthem. Klan ini dibagi lagi ke dalam beberapa subclans atau yumnaks. Subclan Setiap selanjutnya dibagi ke dalam garis keturunan atau sagei. The Meitei menyebut diri mereka Khatriya dan biasanya memakai benang suci di dada. Secara tradisional hidangan daging dihindari, meskipun ikan diizinkan. Namun saat ini konsumsi daging sangat umum. Meiteis Ortodoks makan makanan luar hanya bila dimasak oleh para Brahmana. Mereka biasanya menolak untuk memiliki makanan yang dimasak oleh kasta lainnya.
  • Meitei Brahmin (Bamon), adalah salah satu dari kasta peringkat yang lebih tinggi, didistribusikan ke seluruh Manipur batin. Para Bamons adalah keturunan imigran dari Bengal, India Utara, Gujarat dan Orissa. Mereka adalah Indo-Arya Asal. Nama keluarga yang paling umum adalah Sharma, Choudhury, dll Brahmana Manipuri mulai setelling di Manipur lembah selama abad ke-17, sementara orang-orang Meitei mulai mengadopsi agama Hindu. Mereka dibagi menjadi Brahmin_gotra_system. Mereka awalnya berbicara bahasa Hindi dan Bengali. Tapi Kemudian mereka mulai berbicara bahasa Manipuri.
  • Bishnupriya (Mayang / Katacheiya), adalah komunitas Ksatria kedua setelah Meitei tersebut. Seperti Meitei, mereka menyebut diri mereka Khatriya dan memakai benang suci di dada.
  • Loi (Chakpa), adalah salah satu dari lima kasta Hindu Manipuri. The Loi dianggap Shudra dan memiliki status lebih rendah daripada Meitei tersebut.
  • Yathibi, adalah kelompok endogamous sangat kecil ditemukan di Thoubal dan Bishnupur. Yaithibi adalah komunitas Dalit utama di Manipur dan tinggal di daerah pinggiran.
Sebagian lain adalah pemeluk agama Kristen. Masyarakat suku Meitei pemeluk agama Kristen, tidak mengikuti sistem kasta pada tradisi Hindu Manipuri, bagi masyarakat Meitei Kristen mereka adalah sama bersaudara, kaya dan miskin. Sedangkan komunitas lain pemeluk agama Islam adalah suku Pangal yang sering disebut juiga sebagai suku Meitei Pangal, yang menetap di daerah lembah.

perempuan Meitei (Manipuri)
Secara ras, suku Meitei, unik, karena mereka memiliki fitur serupa dengan bangsa di Asia Tenggara, tetapi mereka memiliki fitur India juga.

Dalam tradisi suku Meitei memiliki aksara yang disebut Meitei-mayek, yang sempat tenggelam oleh aksara Bengali yang digunakan sebelumnya. Saat ini aksara Meitei-mayek, telah digunakan kembali sebagai script dan bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Manipur dan diwajibkan dengan tujuan untuk menggantikan script Bengali sepenuhnya.

Agama Kristen masuk di Manipur pada abad ke-19 dan seterusnya oleh para misionaris yang berkembang dengan cepat di wilayah Manipur, sehingga saat ini agama Kristen menjadi agama kedua terbesar setelah agama Hindu di Manipur. Pada abad ke-20 banyak pembangunan Sekolah Kristen di negara bagian terpencil di dunia ini. Beberapa sekolah terbaik di Manipur adalah Sekolah Little Flower di Imphal, Don Bosco High School di Imphal, Biara St Joseph, Sekolah Tinggi Nirmalabas.

Pemukiman suku Meitei ini banyak tinggal di dataran tinggi perbukitan, tapi terdapat juga di wilayah dataran rendah. Wilayah suku Meitei berbatasan dengan Negara Bagian India Nagaland di utara, Mizoram di selatan dan Assam di barat, tetapi juga berbatasan dengan Burma ke timur. Wilayah mereka secara geografis sebenarnya masih termasuk di bawah wilayah Asia Tenggara.

referensi:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,