Suku Taokas, Formosa, Taiwan

Suku Taokas, adalah salah satu masyarakat adat suku asli Formosa, Taiwan, yang menghuni daerah datar di Taiwan barat. Orang Taokas bermukim di sekitar kota Hsinchu / Hsinchu County, Miaoli dan kota Taichung.

nama lain: Taoka, Taokat
bahasa: Taokas
kelompok bahasa: Austronesia

Orang Taokas memiliki bahasa asli yaitu bahasa Taokas. Bahasa Taokas awalnya diucapkan di pantai utara-barat dan pedalaman, sungai Touchien hingga ke sungai Taan sekitarnya. Seperti masyarakat suku asli Formosa lainnya yang mendiami daerah tanah datar, orang Taokas berada dalam tekanan budaya dan bahasa China Han dan Taiwan yang mendominasi di Taiwan. Sehingga pengguna bahasa Taokas semakin lama semakin sedikit. Generasi muda lebih banyak berbicara dalam bahasa China Han ataupun Taiwan.

bangunan tradisional kuno Taokas
di kota Miaoli
(mlcg)
Salah satu pemukiman orang Taokas di kota Miaoli (Maolishih) di provinsi Guangdong. Dalam bahasa Taokas "miaoli" berarti "polos". Pada tahun 1737, banyak keturunan China Hakka memasuki wilayah ini dan ikut mengembangkan wilayah ini. Setelah itu, sekelompok besar orang China Han juga memasuki dan menetap di wilayah ini untuk membuka lahan pertanian. Para pendatang Hakka dan Han membentuk pemukiman dan kebanyakan berdagang dengan membuka toko, yang membentuk distrik perbelanjaan hingga hari ini di Miaoli City.

Pada periode sebelumnya, orang Taokas berdiam di Jiajhihshih dan Maolishih di Miaoli City. Awalnya mereka berdoa kepada roh atau penyihir leluhur mereka, dan percaya pada seni Voodoo. Meskipun agama Kristen merubah keyakinan lama mereka, namun pengaruh kuat dari budaya China Han membuat mereka masih percaya dan berdoa kepada dewa. Keyakinan kepada dewa adalah pengaruh campuran dari Konfusius, Taoisme dan kepercayaan adat lainnya.
Agama Kristen mulai berkembang di kalangan orang Taokas, ketika Pendeta George Leslie Mackay datang ke Miaoli selama pemerintahan Guangsiyu dan gereja lain tumbuh di wilayah ini sejak tahun 1950-an.

orang Taokas
Festival Chien Tien
(vimeo)
Dominasi orang China Han di wilayah mereka, banyak terjadi pernikahan campur antara orang Taokas dengan orang Han, sehingga secara bertahap orang Taokas kehilangan bahasa dan budaya mereka. Saat ini orang Taokas berusaha untuk mengembalikan bahasa dan budaya mereka yang hampir terlupakan, dengan mengadakan Festival Chien Tien (yang kalau diartikan, berarti tangan orang di tangan dan berjalan di sekitar peternakan).

Pada masa kekuasaan Qing (1683-1895) di Taiwan, orang Taokas banyak terlibat dalam pemberontakan Tapi sebagian dari mereka tidak selalu menentang masuknya orang China Han ke wilayah mereka. Sebagian orang Taokas telah berasimilasi dengan budaya China Han dan berbicara sehari-hari dalam bahasa China Han. Namun sekelompok orang Taokas yang bermukim di pusat kota Puli tetap mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Taokas.

sumber:
artikel lain:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,