Suku Liangmai (Naga), India

suku Liangmai
Suku Liangmai (disebut juga sebagai Koireng atau Quireng), adalah salah satu suku dari Kelompok Naga, yang mendiami Nagaland dan Manipur negara Timur Laut India. Suku Liangmai ini tersebar di seluruh kabupaten Peren di Nagaland dan Tamenglong, Senapati dan kabupaten Imphal di Manipur. Mereka terbanyak berada di kota Tening kabupaten Peren, dan kota Tamei kabupaten Tamenglong. Populasi suku Liangmai ini sebesar 800.000 orang.

Suku Liangmai berasal dari ras Mongoloid. Cerita rakyat Liangmai mengatakan bahwa dahulu ada sebuah keluarga dari tiga bersaudara. Dengan pertumbuhan usia mereka, waktu datang bagi mereka untuk mencari nafkah mereka secara terpisah. Mereka dikenal sebagai Naga Zeme, Naga Rongmei dan Naga Liangmai. Sedangkan Liangmai, adalah yang termuda kembali ke rumah melestarikan harga keluarga seperti budaya nenek moyang hingga saat ini.

Suku Liangmai berbicara dalam bahasa Lianglad, yang dikenal juga sebagai bahasa Liangmai. Legenda mengatakan bahwa bahasa Lianglad adalah 'bahasa para dewa'. Pada masa dahulu orang Liangmai adalah penganut paganisme. Menurut keyakinan mereka, alam, gunung, gua, sungai, pohon dan lain-lain diatur oleh dewa dalam bahasa Lianglad.
Bahasa Lianglad yang diucapkan di Nagaland berbeda dialek dengan bahasa Lianglad yang diucapkan di Manipur. Bahasa Lianglad ini adalah bahasa yang sempat dianggap terancam punah. Tetapi dengan meningkatnya jumlah orang berbicara dalam bahasa ini, karena bahasa ini menjadi salah satu bahasa yang paling banyak diucapkan di antara dialek dari kelompok suku Naga.

Masyarakat suku Liangmai di Manipur adalah seluruhnya penganut agama Kristen sejak tahun 2003, sedangkan di Nagaland terdapat suku Liangmai yang non-Kristen, tapi sangat sedikit jumlahnya. Mereka dikenal karena sangat ramah di rumah mereka.

Masyarakat Liangmai ini sangat menyukai olahraga seperti sepakbola, volley dan gulat. Juga beberapa permainan menjinakkan banteng liar, serta mendaki ke ujung bambu.

rumah tradisional
suku Liangmai
Sebagian besar, pakaian tradisional suku Liangmai "attires" adalah hasil tenunan tangan. Beberapa pakaian yang populer pada masyarakat suku Liangmai adalah "Maranpan", yaitu selendang untuk laki-laki dan perempuan, "Henglan nina" untuk perempuan dan "Tareh Phai" syal untuk laki-laki.

Festival terbesar dari masyarakat Liangmai dirayakan di bulan Oktober adalah Festival Chafa-Ngee. Festival Chaga-Ngee adalah perayaan untuk merayakan kemenangan perang. Festival lain adalah Festival Liangmai Naga yang dilaksankan komunitas Kristen Liangmai, selain itu ada juga Perayaan Natal, Perayaan Paskah, Tahun Baru dan Thanksgiving. Semua perayaan ini disertai dengan nyanyian, tarian dan pesta yang meriah penuh kegembiraan.

Saat ini, Liangmai yang dahulunya adalah termasuk petani pada bidang tebas-bakar, kini mereka banyak melibatkan diri dalam profesi yang berbeda. Bekerja sebagai pegawai pemerintah, pekerja sosial, pengusaha, petani dan peternakan

sumber:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,