suku Chothe |
Sejak agama Kristen masuk ke dalam masyarakat suku Chothe sekitar tahun 1940, maka hampir semua adat dan tradisi kuno ditinggalkan, kecuali sistem adat perkawinan.
Festival utama Chothe adalah Festival Panen (sasuhang) yang diadakan bersamaan dengan acara Natal, Tahun Baru, Jumat Agung dan lain-lain. Seluruh acara Festival dan acara adat lain selalu diiringi dengan tarian dan musik, sebagai kehidupan cultural mereka.
Pada sistem adat pernikahan suku Chothe, mereka memiliki sistem yang unik. Ada pihak pemberi marga dan pengambil pengantin. Jika seorang pria ingin menikah ia harus mengambil istrinya dari pihak marga perempuan yang dimaksud untuk dinikahi.
Pada suku Chothe terdapat 7 marga, yaitu:
- Parpa
- Thao
- Mareem
- Khiyaang
- Rangshai
- Makan
- Yuhlung
Hanya laki-laki dari marga Thao, Khiyaang dan Makan yang boleh menikah dengan perempuan marga Parpa. Seorang laki-laki Khiyaang boleh menikahi perempuan Thao, tapi laki-laki Thao tidak boleh menikahi perempuan Khiyaang.
Artinya, dalam adat pernikahan suku Chothe, bahwa mereka tidak boleh memberikan saudara perempuannya menikah dengan kelompok marga dari pihak marga istri. Karena undang-undang pernikahan tradisional yang sangat ketat ini, berakibat banyak pasangan muda lebih memilih untuk kawin lari. Jadi, pernikahan tradisional menjadi langka di masyarakat suku Chothe.
Masyarakat suku Chothe hidup pada bidang pertanian pada padi sawah. Pada bidang lain mereka membuat keranjang dari bambu, sedangkan para perempuan mengumpulkan kayu bakar dari hutan. Hasil produk mereka dijual ke pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
sumber:
- indianmirror.com: naga tribes
- indianetzone.com: naga land
- english wikipedia: list of naga tribes
- foto: joshuaproject.net
- dan sumber lain
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,