Suku Karo Gugung

masyarakat Karo Gugung
Suku Karo Gugung, atau Karo Gunung, adalah bagian dari sub-suku Batak Karo di provinsi Sumatra Utara.

Istilah Karo Gugung ini sebenarnya bukanlah menunjukkan suatu etnis tersendiri, melainkan sekedar menunjukkan suatu kelompok masyarakat suku Batak Karo yang mendiami dataran tinggi Bukit Barisan, atau masyarakat suku Karo yang hidup di daerah pegunungan. Secara adat-istiadat dan budaya, memang tidak ada perbedaan dengan suku Karo yang hidup di dataran rendah (Karo Jahe). Hanya karena perbedaan geograsif antara dua kelompok masyarakat suku Karo ini, terjadi perbedaan dialek antara masyarakat Karo Gugung dengan masyarakat Karo Jahe. Tetapi walaupun terjadi perbedaan dialek, komunikasi di antara kedua kelompok masyarakat ini, bisa saling memahami dengan baik.

Suku Karo Gugung, selain menjadi sub-suku dari suku Karo, ternyata masih terbagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil, yaitu : Karo Julu, Karo Berneh, Karo Gunung-gunung, Karo Singalorlau dan Karo Baluren. Pembagian ini sebenarnya, hanya berdasarkan wilayah pemukiman saja.

danau Lau Kawar
salah satu pemukiman Karo Gugung
Masyarakat Karo Gugung, bisa dikatakan hidup dan berada di pusat wilayah pemukiman masyarakat suku Batak Karo, yaitu di Taneh Karo, hingga di daerah sekitarnya seperti sebagian berada di kabupaten Dairi dan kabupaten Pakpak Bharat.

Pada awalnya masyarakat suku Karo Gugung ini adalah menganut agama sipelebegu, yaitu suatu agama tradisional yang berunsurkan kepercayaan animisme dan dinamisme, yang percaya kepada dunia roh dan kekuatan alam, yang bisa mempengaruhi kehidupan mereka. Tetapi sejak masuknya misionaris Belanda dan Kanada, yang memperkenalkan agama Kristen di kalangan mereka, maka masyarakat Karo Gugung ini pun menerima agama Kristen sebagai keyakinan mereka. Hingga saat ini masyarakat suku Karo Gugung, mayoritas adalah pemeluk agama Kristen, yang sebagian besar berada di bawah naungan gereja GBKP (Gereja Batak Karo Protestan). Selain agama Kristen, sebagian kecil dari masyarakat suku Karo Gugung ini ada juga yang memeluk agama Islam, karena terjadi perkawinan dengan masyarakat melayu, maupun dengan masyarakat suku Karo Jahe yang sebagian pemeluk agama Islam.

rumah Adat Karo Gugung
di Kuta Gugung
Masyarakat suku Karo Gugung ini adalah masyarakat yang ramah, menerima kehadiran para pendatang dengan tangan terbuka. Bahasa dan dialek yang mereka miliki lebih lembut intonasinya dibandingkan dengan bahasa dan dialek dari etnis-etnis batak lainnya.

Mereka memiliki sejarah masa lalu yang keras, dan pernah memiliki sejarah kerajaan yang besar pada masa lalu, terlibat pertempuran dengan pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada yang berniat menginvasi wilayah Sumatra Timur hingga ke daerah pegunungan Sumatra Utara. Tetapi berkat kegigihan masyarakat suku Karo Gugung ini dengan kerajaan mereka yang terkenal dengan nama Kerajaan Haru, berhasil menaklukkan dan mengusir pasukan Majapahit meninggalkan wilayah Sumatra Timur melalui pesisir timur pulau Sumatra. (lihat: Gajah Mada Takluk dari Pasukan Batak Karo)

masyarakat Karo Gugung
sebagian besar sebagai petani
Masyarakat suku Karo Gugung, sebagian besar hidup sebagai petani, terutama pada sayur-sayuran dan buah-buahan. Saat ini mereka telah membuka bebeberapa perkebunan kopi, khususnya kopi arabica yang telah menghasilkan panen beberapa kali.

lihat juga:
sumber:
  • sorasirulo.net
  • wikipedia
  • dan beberapa sumber lain
sumber foto:
  • m.okezone.com
  • indobackpaker.blogspot.com
  • sinabungjaya.com
  • kutagugung.blogspot.com

2 comments:

  1. Maaf Bos.. yang ada suku karo,, bukan suku batak karo

    TTD,
    Anton Tarigan Silangit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cemananya silih ? kalak karo ya kalak batak nya, batak karo,
      janganlah bikin bingung, jadi senyum2 awak nengok komen silih.

      Mejuahjuah
      ttd.
      Teto Silo Bangun
      Selayang, Medan

      Delete

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,