Suku di Kalimantan


Pulau Kalimantan, atau Borneo, banyak dihuni oleh bermacam-macam etnis atau suku-bangsa. Penghuni asli sebenarnya pulau Kalimantan ini adalah suku Dayak, kemudian suku Melayu juga mengklaim dirinya sebagai pribumi di pulau Kalimantan. Beberapa suku Dayak yang telah memeluk Islam pada masa terakhir ini juga mengaku sebagai suku Melayu, walau dalam hati mereka tetap merasa sebagai orang Dayak.

Oleh karena itu di pulau Kalimantan ini pengelompokan penduduk asli, dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
  • Melayu, suku Melayu yang berbahasa Melayu 
  • Melayu-Dayak, suku Dayak yang berbahasa Dayak, tapi mengaku sebagai Melayu 
  • Dayak, suku Dayak yang berbahasa Dayak 
  • Dayak-Melayu, suku Dayak yang berbahasa Melayu, tapi mengaku sebagai Dayak

Suku Asli Kalimantan:

gambar-foto:
  • borneonews-borneoku.blogspot.com

6 comments:

  1. artikel SAMPAH melayu meng-klaim ?
    woi , nusantara ini adalah kepulauan melayu jadi
    siapa yg meng-klaim kalian suku dayak itulah
    pendatang dari yunan sebenarnya , pda jaman perangpun
    orang2 melayulah yg berjuang demi bumi borneo
    jangan asal2an woi, dan ''JANGAN'' kalian suku
    dayak itu meng-klaim diri sbg suku tertua , karna
    inti pribumi diNUSANTARA ini adalah M E L A Y U. PAHAM?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada apa sob ? kenapa marah2 ! kata "mengklaim" di tulisan di atas maksudnya bahwa orang Melayu juga menyebut dirinya sebagai penduduk asli kalimantan. tidak ada yang salah kan ? Jadi selain orang dayak mengaku sebagai penduduk asli, orang melayu juga mengaku sebagai penduduk asli. begitu pas nya ..

      Maaf ya ! di sini kita tidak saling membenci satu suku dengan suku yang lain, semua sama2 manusia, tidak ada yang lebih hebat. Tapi semua sama-sama menarik untuk dibahas.

      Mungkin saja kita semua adalah pendatang ke bumi indonesia ini. Tapi berdasarkan penelitian para ahli sejarah, orang dayak memang penghuni pertama pulau kalimantan, sejak beribu-ribu tahun sebelum masehi, banyak disebut sekitar 2000 hingga 7000 tahun SM. (tidak ada hubungannya dengan masa perang dan perjuangan lho). Benar atau tidaknya, bagaimana kita tahu kan ? paling tidak dari referensi yang pernah tertulis oleh para peneliti, anthropolog dan ahli sejarah. Atau kalau anda penasaran coba masuk ke forum2 yang memang membahas tentang hal ini.
      Atau silahkan anda browse di google, pasti banyak anda temukan.

      ok sob, peace.
      trims untuk kunjungannya.
      salam

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Maaf admin, ntah kenapa saya agak kurang SREG sama bagian ini " Penghuni asli sebenarnya pulau Kalimantan ini adalah suku Dayak, kemudian suku Melayu juga mengklaim dirinya sebagai pribumi di pulau Kalimantan." Melayu dan Dayak, hidup damai beratus-ratus/beribu tahun lamanya tidak pernah ada perang ataupun permusuhan jangan membuat suatu tulisan yang berakibat buruk pada persatuan bangsa dan akhirnya memecah belahkan apa yg sudah dijaga dan dibangun hingga kokoh sejak lama. Dari kalimat yang admin tulis itu juga seakan-akan berkata bahwa Melayu ini orang asing, orang pendatang, orang yang mengaku-ngaku tanpa bukti, yang asal main KLAIM MENG-KLAIM saja padahal admin seharusnya pergi ke Kalimantan dan Belajar lagi dengan sejarah disana, sebagai pengetahuan saja min Suku Dayak (Ejaan Lama: Dajak atau Dyak) adalah nama yang oleh Penjajah diberi kepada penghuni pedalaman Kalimantan, jadi sebelum era penjajahan tidak ada yang namanya Dayak, biasanya suku-suku di Kalimantan menyebut dirinya sesuai tempat asal mereka contoh : Urang Sangau, Urang Senentang, Jongkang, Batang Alai, Batang Tamandit dsb. Bahkan menurut cerita orang tua dayak ataupun melayu bahkan guru saya yang bersuku Dayak Kanayatn berkata kalau Dayak dan Melayu itu kakak beradik yang hanya membagi daerah kediaman, sang adik memilih kediaman daerah perbukitan dan inilah yang menurunkan suku dayak, sang kakak memilih kepesisiran pantai/sungai inilah yang menurunkan suku melayu (cerita ini sudah wujud sebelum adanya kedatangan agama Hindu-Budha dan Islam). identitas Melayu juga sebenarnya tidak terlepas dari agama, politis, dan sosialis, bahkan Masyarakat Sriwijaya Palembang mewujudkan kebudayaan mereka karena adanya pengaruh Hindu-Budha bukan?, begitu juga Penduduk pesisir Kalimantan ditambah dengan masuknya pengaruh Hindu-Budha maka terbentuklah kerajaan-kerajaan Melayu awal sebelum datangnya Islam, kebudayaan akibat pengaruh hindu pun mulai diterima baik oleh masyarakat pesisir hingga meresap dan mendarah daging sedangkan masyarakat pedalaman tetap dengan animismenya. Hingga akhirnya Islam pun masuk dan diterima oleh kerajaan-kerajaan Melayu dan seluruh bangsa/warga kerajaan tersebut memeluk Islam juga, banyak artikel-artikel yang tak sesuai fakta di internet yang berkata bahwa Dayak lari kepedalaman karena masuknya pengaruh Islam, padahal sebelum Islam agama Hindu-Budha sudah dulu menjelajah ke Kalimantan dan kenapa Dayak tidak beragama Hindu? Nah loh berarti Dayak memang tidak mendapat pengaruh Hindu seperti orang Melayu dan tetap dengan animismenya. Ditambah dengan aspek sosialis Suku Melayu yang tinggal dipesisiran sangat memungkinkan terjadinya kontak dengan bangsa dari negara lain, seperti China, Arab, India dsb hingga membentuk satu kebudayaan yang mendapat pengaruh dari tempat-tempat tersebut contohlah Tari Zapin yang mendapat pengaruh Arab, Tari Beksa Kembang dan Menapak Sirih/Persembahan yang mendapat pengaruh Hindu India, Songket yang mendapat pengaruh India, Bermacam model hiasan rambut yg mendapat pengaruh India dan China. Bahkan banyak sekali upacara adat Melayu yang berkemiripan dengan upacara adat Dayak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lanjut lagi...
      Yang jadi pembeda itu hanya Melayu lebih dahulu tersentuh oleh “peradaban/agama” ketimbang Dayak yang dipedalaman yang masih hidup dengan Cara Tradisional dan animismenya. Melayu Dan Dayak hidup rukun sudah sekian lama, bahkan jika ada acara adat, keagamaan dsb orang Melayu tidak segan mengundang orang Dayak dan begitu juga sebaliknya, sebab Dayak dan Melayu adalah saudara. Bahkan, semangat gotong royong juga sangat terlihat antara kedua suku ini, org Melayu yg mahir Dalam beraksitektur biasa membuat Perahu/rumah/bangunan lainnya untuk suku Dayak, begitu juga Orang Dayak membantu “saudara”nya sebisa mungkin, seperti berbagi hasil panen, buah-buahan, anyaman-anyaman dll. Di sini saya juga tidak menafikkan bahwa ada memang suku Dayak yang memeluk Islam dan berbaur dengan Melayu dipesisir tapi apa salahnya bukan apabila terjadinya asimilasi antar suku asalkan tidak merusak tatanan yang sudah dibangun antara Dayak dan Melayu, bahkan Ada juga Dayak yang memeluk Islam tapi tetap Dayak seperti Dayak kebahan, Bakumpai dsb kan tak ada masalah suku ya suku, agama ya agama, aspek yang berbeda itu, contoh deh orang Jawa sampai sekarang masih ada yang Hindu nah apakah dia gak pantas disebut Jawa karena agamanya Hindu? Ataupun org Jawa tapi agamanya Islam apakah dia tidak pantas disebut Jawa karena agamanya Islam? Begitu juga seharusnya org-org berpandangan terhadap Dayak dan Melayu. Semoga amin menanggapi komentar saya dengan Positif Amiin.

      Delete

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,