Suku Dayak De'sa

acara adat
suku Dayak De'sa
Suku Dayak De'sa, adalah suatu masyarakat adat yang mendiami 7 kecamatan di kabupaten Sekadau provinsi Kalimantan Barat, yaitu di kecamatan Sintang, kecamatan Kelam Permai, kecamatan Binjai Hulu, kecamatan Dedai, kecamatan Sungai Tebelian, kecamatan Sepauk dan kecamatan Tempunak.

Suku Dayak De'sa, dikelompokkan ke dalam rumpun Dayak Iban. Dari sejarah dan cerita turun temurun mereka terdapat kemiripan tentang cerita nenek moyang antara suku Dayak De'sa dengan suku Dayak Iban.

gadis suku Dayak De'sa
Masyarakat suku Dayak De'sa masih tinggal di Rumah Betang atau Rumah Panjang. Untuk tinggal di Rumah Betang semuanya diatur berdasarkan musyawarah. Biasanya pada Rumah Betang ini bisa terdapat sampai 33 kepala keluarga.

Masyarakat suku Dayak De'sa, walaupun dulunya adalah penganut kepercayaan yang mengandung unsur animisme dan dinamisme, tetapi saat ini mayoritas dari mereka memeluk agama Kristen. Hanya sebagian kecil yang masih mengamalkan agama kepercayaan asli mereka, itupun tinggal orang-orang tua yang lanjut usia saja.

Suku Dayak De'sa, di wilayah ini hidup berdampingan dengan suku Dayak Ketungau, suku Dayak Senganan dan suku Dayak Mualang. Perkampungan pada Rumah Betang suku Dayak De'sa, walaupun berada di tempat yang terasing dan terpencil di pedalaman, tetapi uniknya bisa dikatakan mereka sudah menerima hal-hal modern dari luar, seperti sudah memiliki generator pembangkit listrik (genset), televisi, radio bahkan parabola.

Suku Dayak De'sa memiliki beberapa tradisi budaya seperti:
  • Kana, merupakan suatu bagian dari tradisi lisan berbentuk cerita lirik, semacam syair panjang yang dituturkan oleh orang tertentu yang telah memiliki ketentuan (misalnya; usia, keturunan dan tentu juga keahlian).
  • Kanduok, suatu cerita berstruktur yang setengah dilagukan, biasanya mengenai riwayat-riwayat para tokoh-tokoh mitologi, seperti Kelieng, Kumang, dll.
  • Enselan, adalah bagian dari sebuah kegiatan upacara adat yang biasa dilakukan dalam kelompok masyarakat ini. Semacam mantra yang telah baku untuk memohon berkat kepada Sang Pemilik Kekuasaan mutlak.
  • Timang Muanyik, sejenis mantra yang hanya dibacakan ketika akan mengambil lebah madu. Dengan mantra ini, mereka yang ditugaskan mengambil madu di pohon akan dapat terhindar dari sengatan lebah.
  • Ngerenung, adalah bagian dari upacara adat dalam masyarakat Dayak De'sa, namun hampir tak pernah dilakukan lagi karena sudah langka dan sangat sulit untuk menemukan penutur atau penyaji ritualnya.
gadis-gadis Dayak Desa
sedang menari
Mata pencaharian utama suku Dayak De'sa, adalah pada bidang pertanian sederhana, yaitu beuma (berladang) di perbukitan dan payak, menyadap karet. Selain itu mereka juga berburu binatang liar di hutan, menangkap ikan di sungai-sungai yang melintas dekat pemukiman, memelihara hewan ternak seperti sapi, ayam dan babi, serta memelihara ikan di kolam. Sedangkan para perempuan akan menenun, yang nanti hasil tenunannya akan diperdagangkan di kalangan sendiri maupun ke masyarakat dayak di luar komunitas mereka.

sumber:
  • joshuaproject.com
  • agustinusmualang.blogspot.com
  • wisnupamungkas.wordpress.com
  • huma.or.id
  • gambar-foto: tenunikat.blogspot.com
  • gambar-foto: masbowi.wordpress.com
  • gambar-foto: travel.detik.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain

1 comments:

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,