Suku T'moan, adalah suatu suku yang hidup terpencil atau terasing di Kamboja. Populasi orang T'moan sekitar 700 orang yang berdiam di 5 desa yang berada di bagian utara Kratie dan provinsi Mondolkiri, Kamboja.
Orang T'moan, berbicara dalam bahasa T'moan, yang erat kaitannya dengan bahasa Jarai dan bahasa Kraol, dan merupakan bagian dari kelompok bahasa Mon-Khmer. Kehidupan orang T'moan yang terpencil membuat mereka memiliki kontak terbatas dengan kelompok suku lain yang ada di Kamboja. Tidak diketahui apakah suku T'moan di Kamboja ini ada hubungannya dengan suku Temuan yang ada Malaysia, tapi kemungkinan ini hanya kebetulan terjadi kemiripan nama suku saja.
Desa-desa suku T'moan tidak memiliki akses jalan, sehingga beberapa desa orang T'moan tidak tercantum pada peta pemerintah Kamboja. Desa-desa orang T'moan termasuk desa yang miskin. Di desa-desa mereka tidak terdapat sekolah dan pusat kesehatan.
Oleh karena itu sangat sedikit dari mereka yang bisa berbicara dalam bahasa Khmer, yang merupakan bahasa yang paling dominan dan merupakan bahasa nasional di Kamboja.
Seorang ketua suku memimpin adat dan istiadat masyarakat suku T'moan. Kehidupan tradisional yang jauh dari kemajuan pembangunan masih dijalani oleh masyarakat suku T'moan. Walaupun mereka hidup di desa-desa, tapi dalam mencari sumber kehidupan, mereka masih melakukan praktek nomaden. Sebagian dari mereka banyak yang hidup di hutan terpencil. Mereka melakukan praktek nomaden bukan sekedar untuk mencari buruan atau mencari sumber makanan, tapi hal lain karena keyakinan mereka terhadap roh-roh di hutan yang akan menyebabkan masalah atau penyakit di desa. Ketika roh hutan yang tersinggung, mereka akan membakar desa dan pindah ke lokasi baru untuk memulai sebuah desa baru. Mereka tidak menebang pohon kayu. Rumah-rumah mereka dibuat dari bambu tanpa paku. Orang T'moan membagi tanggung jawab kehidupan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Orang-orang tua bekerja di hutan yang dalam mencari makanan dan pertanian. Sedangkan para perempuan merawat anak-anak dan laki-laki muda tinggal bersama di sebuah rumah khusus di pusat desa di mana mereka akan hidup sampai mereka menemukan seorang istri untuk menikah. Selama pacaran, para pemuda mencoba dan menyelinap ke rumah seorang gadis di malam hari. Seorang pemuda berhasil dalam "pacaran" ketika gadis itu menerima dia ke rumah. Jika ia tertangkap ia harus membayar denda ke desa dan sering diselesaikan dengan pernikahan.
Rumah-rumah orang T'moan berbentuk rumah panggung, yang dibuat dari bambu, dan diatur dalam lingkaran atau segi empat panjang. Mereka tidak memiliki akses perawatan medis modern. Banyak dari mereka yang kekurangan gizi. Biasanya bagi seseorang yang sakit, akan ditangani oleh "dokter roh" atau semacam dukun, yang mana hal ini sering menyebabkan kematian bagi si penderita.
Keyakinan asli suku T'moan, adalah murni menganut animisme. Agama Theravada Buddha dan Mahayana Buddha yang menjadi agama dominan di Kamboja tidak mempengaruhi kehidupan orang T'moan. Secara tradisional, mereka takut terhadap roh-roh yang ada di alam. Mereka melakukan pengorbanan tahunan dengan mengorbankan kerbau atau sapi. Sedangkan untuk menyembuhkan penyakit, mereka melakukan pengobatan dengan mantra-mantra dengan mengorbankan ayam atau babi. Pada tahun 2006 agama Kristen mulai memasuki kehidupan orang T'moan, lebih dari setengah orang T'moan mulai mengenal agama Kristen.
Kehidupan orang T'moan sebagai minoritas di Kamboja tidak mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah Kamboja, sehingga mereka tetap hidup dalam ketertinggalan. Tapi walau begitu orang T'moan tetap bertahan dengan adat dan istiadat yang mereka amalkan sejak zaman nenek moyang mereka.
sumber dan referensi:
artikel terkait:
suku T'moan (stevehyde) |
Desa-desa suku T'moan tidak memiliki akses jalan, sehingga beberapa desa orang T'moan tidak tercantum pada peta pemerintah Kamboja. Desa-desa orang T'moan termasuk desa yang miskin. Di desa-desa mereka tidak terdapat sekolah dan pusat kesehatan.
Oleh karena itu sangat sedikit dari mereka yang bisa berbicara dalam bahasa Khmer, yang merupakan bahasa yang paling dominan dan merupakan bahasa nasional di Kamboja.
Seorang ketua suku memimpin adat dan istiadat masyarakat suku T'moan. Kehidupan tradisional yang jauh dari kemajuan pembangunan masih dijalani oleh masyarakat suku T'moan. Walaupun mereka hidup di desa-desa, tapi dalam mencari sumber kehidupan, mereka masih melakukan praktek nomaden. Sebagian dari mereka banyak yang hidup di hutan terpencil. Mereka melakukan praktek nomaden bukan sekedar untuk mencari buruan atau mencari sumber makanan, tapi hal lain karena keyakinan mereka terhadap roh-roh di hutan yang akan menyebabkan masalah atau penyakit di desa. Ketika roh hutan yang tersinggung, mereka akan membakar desa dan pindah ke lokasi baru untuk memulai sebuah desa baru. Mereka tidak menebang pohon kayu. Rumah-rumah mereka dibuat dari bambu tanpa paku. Orang T'moan membagi tanggung jawab kehidupan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Orang-orang tua bekerja di hutan yang dalam mencari makanan dan pertanian. Sedangkan para perempuan merawat anak-anak dan laki-laki muda tinggal bersama di sebuah rumah khusus di pusat desa di mana mereka akan hidup sampai mereka menemukan seorang istri untuk menikah. Selama pacaran, para pemuda mencoba dan menyelinap ke rumah seorang gadis di malam hari. Seorang pemuda berhasil dalam "pacaran" ketika gadis itu menerima dia ke rumah. Jika ia tertangkap ia harus membayar denda ke desa dan sering diselesaikan dengan pernikahan.
Rumah-rumah orang T'moan berbentuk rumah panggung, yang dibuat dari bambu, dan diatur dalam lingkaran atau segi empat panjang. Mereka tidak memiliki akses perawatan medis modern. Banyak dari mereka yang kekurangan gizi. Biasanya bagi seseorang yang sakit, akan ditangani oleh "dokter roh" atau semacam dukun, yang mana hal ini sering menyebabkan kematian bagi si penderita.
Keyakinan asli suku T'moan, adalah murni menganut animisme. Agama Theravada Buddha dan Mahayana Buddha yang menjadi agama dominan di Kamboja tidak mempengaruhi kehidupan orang T'moan. Secara tradisional, mereka takut terhadap roh-roh yang ada di alam. Mereka melakukan pengorbanan tahunan dengan mengorbankan kerbau atau sapi. Sedangkan untuk menyembuhkan penyakit, mereka melakukan pengobatan dengan mantra-mantra dengan mengorbankan ayam atau babi. Pada tahun 2006 agama Kristen mulai memasuki kehidupan orang T'moan, lebih dari setengah orang T'moan mulai mengenal agama Kristen.
Kehidupan orang T'moan sebagai minoritas di Kamboja tidak mendapat perhatian yang serius oleh pemerintah Kamboja, sehingga mereka tetap hidup dalam ketertinggalan. Tapi walau begitu orang T'moan tetap bertahan dengan adat dan istiadat yang mereka amalkan sejak zaman nenek moyang mereka.
sumber dan referensi:
artikel terkait:
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,