Suku Kola, adalah salah satu ethnic yang hidup berdiam di Kamboja yang pada awalnya berasal dari Burma sekitar tahun 1870. Kelompok masyarakat suku Kola berdiam di provinsi Pailin, sebelah barat laut Kamboja. Populasi suku Kola di Kamboja sekitar 9.800 orang.
Sebutan lain untuk suku Kola, adalah Kula dan Gula. Sedangkan di Burma, mereka sering diterjemahkan sebagai "Kala", yang istilah ini sebenarnya sering merujuk kepada orang India. Di Kamboja sendiri, selain menyebut diri mereka sebagai "Kola", kadang orang Kola juga disebut sebagai ""orang-orang hutan", orang yang hidup di wilayah hutan yang awalnya membentang dari Dawei ke Mawlamyine. Gaya orang Kola, memiliki ciri khas termasuk payung tradisional. Orang Kola dulu disebut sebagai "Burma Kamboja" atau "Khmer Shan", tapi saat ini sebutan ini sudah tidak digunakan lagi. Orang Kola masih terkait kekerabatan secara sejarah dengan suku Shan, Bamar, Mon, Tai dan Kachin.
Menurut para peneliti sejarah, dikatakan orang Kola adalah keturunan ethnic Tai yang berasal dari Yunnan, wilayah Cina Selatan, yang bermigrasi ke wilayah Burma dan Thailand. Dilihat dari dasar bahasa yang mereka gunakan, sepertinya mereka adalah bagian dari kelompok keluarga Tai-Kadai. Tapi menurut pendapat lain, mereka termasuk ke dalam kelompok Malay people, yang kemungkinan masih terkait dengan bangsa Austronesia. Pada dekade terakhir abad 19, sebagian mereka dari Thailand dan Burma, bermigrasi lagi ke wilayah Kamboja, ketika Kamboja berada di bawah pemerintahan Perancis. Orang Kola banyak bekerja sebagai pedagang permata. Kehadiran orang Kola di provinsi Pailin Kamboja menyebabkan perkembangan ekonomi dan komersialisasi di provinsi Pailin. Walaupun mereka sebagai minoritas, tapi mereka termasuk etnis yang kaya di Kamboja.
Di provinsi Pailin tempat pemukiman orang Kola terkenal karena banyak terdapat batu mulia dan burung merak. Oleh karena itu orang Kola juga terkenal dengan tariannya Pailin Peacock Dance, berupa tarian yang menampilkan kegiatan burung Merak.
Orang Kola yang hidup di antara Pailin dan Stung Treng dalam berbicara dalam bahasa Shan yang merupakan bagian dari keluarga bahasa Tai-Kadai. Sedangkan orang Kola yang hidup di antara perbatasan Burma dan Thailand banyak mendapat pengaruh dari bahasa Tai yang merupakan bagian dari keluarga Tai-Kadai. Bahasa Kola telah mengalami penyesuaian yang banyak menyerap dari bahasa lain dari Thailand Utara, Lanna dan Kham Muang. Lalu orang Kola yang berdiam di Laos yang juga bagian dari keluarga bahsa Tai-Kadai, mereka lebih sering berbicara dalam bahasa Laos yang menjadi bahasa bisnis bagi mereka, namun setelah Khmer Merah menguasai wilayah ini, bahasa Kola mengalami masa krisis dan hampir punah, terlebih dengan kuatnya pengaruh bahasa Tai dalam kehidupan mereka.
Ketika Khmer Merah menguasai wilayah ini, provinsi Pailin menjadi kubu Khmer Merah selama 30 tahun. Orang Kola dipaksa untuk menjadi tentara di perbatasan Laos. Beberapa melarikan diri ke Thailand sementara sisanya dihukum kerja paksa di tambang. Pada era ini lah orang Kola mengalami proses kehilangan budaya dan bahasa.
Kehidupan orang Kola di provinsi Pailin saat ini, bisa dikatakan mereka adalah suku minoritas yang terkaya di Kamboja. Sebagian besar orang Kola berprofesi sebagai pedagang permata. Dengan adanya orang Kola di provinsi Pailin, membuat provinsi Pailin mengalami perkembangan yang pesat.
sumber dan referensi:
orang Kola (camtravel) |
Menurut para peneliti sejarah, dikatakan orang Kola adalah keturunan ethnic Tai yang berasal dari Yunnan, wilayah Cina Selatan, yang bermigrasi ke wilayah Burma dan Thailand. Dilihat dari dasar bahasa yang mereka gunakan, sepertinya mereka adalah bagian dari kelompok keluarga Tai-Kadai. Tapi menurut pendapat lain, mereka termasuk ke dalam kelompok Malay people, yang kemungkinan masih terkait dengan bangsa Austronesia. Pada dekade terakhir abad 19, sebagian mereka dari Thailand dan Burma, bermigrasi lagi ke wilayah Kamboja, ketika Kamboja berada di bawah pemerintahan Perancis. Orang Kola banyak bekerja sebagai pedagang permata. Kehadiran orang Kola di provinsi Pailin Kamboja menyebabkan perkembangan ekonomi dan komersialisasi di provinsi Pailin. Walaupun mereka sebagai minoritas, tapi mereka termasuk etnis yang kaya di Kamboja.
tarian suku Kola di Kamboja (camtravel) |
Orang Kola yang hidup di antara Pailin dan Stung Treng dalam berbicara dalam bahasa Shan yang merupakan bagian dari keluarga bahasa Tai-Kadai. Sedangkan orang Kola yang hidup di antara perbatasan Burma dan Thailand banyak mendapat pengaruh dari bahasa Tai yang merupakan bagian dari keluarga Tai-Kadai. Bahasa Kola telah mengalami penyesuaian yang banyak menyerap dari bahasa lain dari Thailand Utara, Lanna dan Kham Muang. Lalu orang Kola yang berdiam di Laos yang juga bagian dari keluarga bahsa Tai-Kadai, mereka lebih sering berbicara dalam bahasa Laos yang menjadi bahasa bisnis bagi mereka, namun setelah Khmer Merah menguasai wilayah ini, bahasa Kola mengalami masa krisis dan hampir punah, terlebih dengan kuatnya pengaruh bahasa Tai dalam kehidupan mereka.
salah satu desa pemukiman orang Kola di provinsi Pailin, Kamboja (wikipedia) |
Kehidupan orang Kola di provinsi Pailin saat ini, bisa dikatakan mereka adalah suku minoritas yang terkaya di Kamboja. Sebagian besar orang Kola berprofesi sebagai pedagang permata. Dengan adanya orang Kola di provinsi Pailin, membuat provinsi Pailin mengalami perkembangan yang pesat.
sumber dan referensi:
artikel terkait:
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,