Suku Mnông, Kamboja

Suku Mnông, adalah suatu kelompok masyarakat minoritas yang berdiam di Mondulkiri dan Ratanakiri, Kamboja.

suku Mnông
(
pbase)
Suku Mnông merupakan kelompok Proto Indochinese yang juga dikenal sebagai orang hutan (orang yang hidup di hutan), petani hutan. Sebagian besar dari kelompok mereka masih hidup nomaden. Mereka melakukan pembabatan dan pembakaran lahan untuk untuk sumber makanan mereka.
Suku Mnông masih mempraktekkan berbagai ritual animisme dalam melaksanakan segala bentuk tradisi dan budaya mereka. Masyarakat Mnông hidup dalam ketakutan unsur alam dan percaya alam dikendalikan oleh kekuatan roh alam.

Selama perang di Vietnam, pemimpin Khmer Merah berlindung di Ratanakiri dan Mondulkiri, membangun benteng pertahanan. Ho Chi Minh melintasi daerah ini, dari utara sampai ke selatan, menjadikan wilayah ini sebagai target serangan dari tentara Amerika yang menggunakan bom besar, B52 dan Napalm terhadap desa-desa di wilayah ini. Beberapa penduduk Mnông menjadi korban karena diduga bekerja dengan Viet Cong atau Khmer Rouges. Banyak penduduk Mnông yang melarikan diri ke dalam hutan lebat menunggu hingga berakhirnya perang. Sayangnya kondisi semakin memburuk ketika rezim Angkar, dan Pol Pot dengan doktrin tentang pemberantasan populasi autochtonous.

Pada tahun 1979, rezim Khmer Merah digulingkan oleh Vietnameses yang membiarkan kelompok suku Mnông kembali tanah mereka dan memulai hidup baru. Saat ini masyarakat suku Mnông menetap di desa-desa Mondulkiri dan Ratanakiri. Kehidupan mereka dimulai dengan bercocok tanam berbagai jenis tanaman termasuk kopi, pohon karet, padi tahunan, benefict dari ekowisata.

referensi:

artikel terkait:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,