Suku Makatao, Formosa, Taiwan

Suku Makatao, adalah suatu kelompok yang tidak secara resmi diakui oleh pemerintah sebagai pribumi, yang menetap di sepanjang hilir sungai Tanshui  di Kaohsiung dan Pintung County Chishan Township, Formosa, Taiwan. Populasi orang Makatao pada tahun 2.000 terdapat 121 keluarga dengan jumlah penduduk 460 orang.

nama lain: Makatto, Ah Ho
bahasa: Makatao
kelompok bahasa: Austronesia

suku Makatao
(youtube)
Suku Makatao, sekitar tahun 1860 awalnya menetap di Taitung Countys Changbin Township, tapi sekitar tahun 1860, kelompok ini direlokasi ke Pintung Countys Chishan Township.

Menurut cerita rakyat orang Makatao, dahulunya mereka adalah penghuni awal daerah Kaohsiung sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Daerah Kaohsiung dahulu bernama "Takao" atau "Dagao", di daerah ini masih terdapat situs kuno peninggalan komunitas Dagao dari suku Makatao, sebuah cabang dari suku Siraya.
Di wilayah Dagao dahulu, orang Makatao menanam bambu hutan di hutan sekitar pemukiman mereka untuk menghentikan invasi dari bajak laut. Dalam bahasa Makatao "Takau" berarti bambu, sedangkan orang Cina Han menerjemahkannya sebagai "Dagao". Di Takao atau Dagao, terdapat sungai Takao, yang menjadi wilayah pemukiman orang Makatao di masa lalu.

Sekitar tahun 1563 (abad 16), masuknya Bajak Laut Dao Lin Chien dari China yang meyakini darah manusia yang disiramkan ke kapal-kapal mereka bisa menangkal roh-roh jahat. Bajak Laut Dao Lin Chien membantai masyarakat adat lokal Makatao di Takao dan membasahi kapal mereka dengan darah orang Makatao. Banyak Makatao orang tewas dalam pembantaian dan sisanya melarikan diri ke Pintung. Orang Makatao yang selamat melarikan diri dan bermigrasi ke Ah Ho Lin (bukit di Dashu) dan membentuk komunitas Ah Ho saat ini di kota Pingtung, sebelah selatan Taiwan.

Pada saat Belanda tiba di Dagao, populasi suku Makatao sudah tidak ada lagi di Dagao. Hanya terdapat situs makam kecil di Tsaishan, yang diduga adalah sisa dari suku Makatao. Di bukit di belakang Candi Lon-Chuan, dekat pintu masuk ke Taman Wisata Alam, Hsiao-Si Shell Grave, terdapat sebuah situs arkeologi yang mendokumentasikan sejarah gaya hidup suku Makatao lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Selain itu juga terdapat satu situs arkeologi di kota Kaohsiung, yang diperkirakan berusia 4.000 hingga 5.000 tahun SM, yang diperkirakan berasal dari peninggalan manusia yang lebih tua dari suku Makatao, yaitu suku Pepo. Dari penggalian di sekitar situs juga ditemukan tembikar dan alat-alat batu konsisten dengan periode Budaya Niu-chou-zi.

perempuan Makatao
wajah di tatto
(youtube)
Orang Makatao, memiliki bahasa asli, yaitu bahasa Makatao, yang merupakan bahasa dari kelompok rumpun Autronesia. Tapi, seperti yang dialami kebanyakan kelompok penduduk asli di Formosa yang berada di bawah tekanan asimilasi suku bangsa Han, suku Makatao pun mulai kehilangan sebagian besar tradisi budaya, ritual, lagu dan bahasa mereka.

sumber:
artikel lain:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,