Suku Blikololong, adalah salah satu suku yang berdiam di Lamalera di sebelah selatan pulau Lembata kabupaten Lembata provinsi Nusa Tenggara Timur.
Lamalera |
Suku Blikolong masih berkerabat dengan suku Lewotuka dan suku Bataona, yang merupakan 3 bersaudara sebagai penghuni pertama Lamalera, yang disebut sebagai suku Lika Telo (tiga tungku). Ke 3 suku ini merupakan bagian dari kelompok suku Lamalera di Lamalera. Menurut cerita nenek moyang mereka dahulunya berasal dari daerah kekuasaan Kerajaan Luwu. Secara fisik, suku Blikololong dan ke 2 suku kerabatnya memiliki ciri fisik seperti orang-orang dari Sulawesi Tengah. Dari sini mungkin ada hubungan dengan orang-orang yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Luwu yang bermigrasi dari daerah kekuasaan Kerajaan Luwu, yaitu pulau Sulawesi, yang bermigrasi menggunakan perahu dan mendarat di sebelah selatan pulau Lembata, yaitu wilayah Lamalera sekarang.
Terdapat barang pusaka yang mereka bawa dari daerah asal mereka, yang berciri Luwu kuno yang masih tersimpan di rumah adat suku Bataona, yaitu sebilah keris (bergelombang tujuh), sebuah buku dengan aksara Bugis kuno, dan 17 helai lontar dengan aksara Bugis kuno. Sedangkan di rumah adat suku Blikololong tersimpan gong kecil dari perak, tempat sirih pinang dari emas, meriam kecil dari kuningan, dan beberapa barang pusaka lain. Tempat sirih pinang tersebut sama persis dengan yang tersimpan di Museum Luwu di Palopo saat ini. Pengaruh budaya Bugis terlihat pada budaya suku Lamalera di masa lalu, menunjukkan bahwa dahulu nenek moyang mereka pernah hidup di daerah yang berada di bawah pengaruh budaya Bugis pada masa lalu di daerah asal nenek moyang mereka.
Suku Blikololong pada umumnya adalah pemeluk agama Kristen yang masuk ke wilayah Lamalera sekitar tahun 1900, yang dibawa oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Beberapa tradisi lama suku Blilokololong yang masih terkait dengan kepercayaan lama mereka, masih tetap dilaksanakan, tapi telah disesuaikan dengan agama Kristen Katolik. Sehingga merupakan perpaduan antara kepercayaan lama dengan agama Kristen Katolik.
Masyarakat suku Blikololong hidup sebagai nelayan. Selain menangkap ikan biasa berukuran sedang hingga kecil, mereka juga terkenal sebagai pemburu ikan paus, seperti yang dilakukan oleh masyarakat suku-suku Lamalera lainnya. Berburu ikan paus, bagi suku Blikololong merupakan suatu tradisi yang telah mereka lakukan sejak zaman nenek moyang, yang tetap menjadi kegiatan utama mereka hingga kini.
sumber:
sumber foto:
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,