Suku Winatu (To Winatu), adalah salah satu suku asli yang terdapat di provinsi Sulawesi Tengah.
Suku Winatu ini berbicara dalam bahasa Uma. Bahasa Uma digunakan oleh beberapa suku yang termasuk dalam kelompok Kulawi, seperti Kulawi, Kantewu, Kalamanta, Siwongi dan Winatu. Bahasa Uma yang diucapkan oleh suku Winatu ini disebut juga sebagai bahasa Winatu atau bahasa Uma dialek Winatu. Sedangkan menurut Walter Kaudern, mengelompokkan suku Winatu ini ke dalam kelompok Koro Toraja.
Seperti suku Kantewu, suku Winatu juga penganut agama Kristen. Agama Kristen masuk dan berkembang ke wilayah ini dibawa dan diperkenalkan oleh seorang misionaris dari Eropa yang bernama Leonard Woodward.
Sekitar tahun 1960, pemerintah setempat memindahkan pemukiman suku Winatu dari desa Lonca dan desa Winatu kecamatan Kulawi kabupaten Donggala melalui proyek transmigrasi lokal ke dataran Lindu. Mereka ditempatkan di sebuah desa baru yang sengaja dibangun, yakni desa Puroo. Terakhir penduduk suku Winatu justru terbanyak berada di di dusun Kangkuro desa Tomado.
Asal usul orang Winatu sendiri belum dapat dijelaskan secara pasti, tapi ada suatu cerita rakyat yang menceritakan tentang daerah pertama yang dihuni oleh suku Winatu.
Dalam sebuah mitos dikisahkan tentang sebuah desa bernama desa Toro, tempat ini dahulunya dihuni oleh orang Winatu. Pada jaman dulu di tempat ini terdapat tiga pemukiman yang dihuni oleh orang Winatu. Ketiga pemukiman ini berada di atas gunung yang saling bersebelahan, yaitu di Kaumuku, Pobailoa dan Mungkulelio. Namun, ketiga pemukiman ini akhirnya hancur dan penduduknya tercerai berai ketika terjadi bencana alam banjir besar yang menenggelamkan daerah tersebut.
Masyarakat suku Winatu, pada umumnya telah hidup pada bidang pertanian. Beberapa tanaman telah ditanami mereka di sekitar pemukiman mereka. Padi, ubi dan jagung merupakan tanaman utama mereka. Selain itu mereka juga memanfaatkan hasil hutan seperti mengumpulkan rotan, damar, serta berburu binatang liar di saat tidak ada kegiatan.
sumber:
Suku Winatu ini berbicara dalam bahasa Uma. Bahasa Uma digunakan oleh beberapa suku yang termasuk dalam kelompok Kulawi, seperti Kulawi, Kantewu, Kalamanta, Siwongi dan Winatu. Bahasa Uma yang diucapkan oleh suku Winatu ini disebut juga sebagai bahasa Winatu atau bahasa Uma dialek Winatu. Sedangkan menurut Walter Kaudern, mengelompokkan suku Winatu ini ke dalam kelompok Koro Toraja.
Seperti suku Kantewu, suku Winatu juga penganut agama Kristen. Agama Kristen masuk dan berkembang ke wilayah ini dibawa dan diperkenalkan oleh seorang misionaris dari Eropa yang bernama Leonard Woodward.
Sekitar tahun 1960, pemerintah setempat memindahkan pemukiman suku Winatu dari desa Lonca dan desa Winatu kecamatan Kulawi kabupaten Donggala melalui proyek transmigrasi lokal ke dataran Lindu. Mereka ditempatkan di sebuah desa baru yang sengaja dibangun, yakni desa Puroo. Terakhir penduduk suku Winatu justru terbanyak berada di di dusun Kangkuro desa Tomado.
Asal usul orang Winatu sendiri belum dapat dijelaskan secara pasti, tapi ada suatu cerita rakyat yang menceritakan tentang daerah pertama yang dihuni oleh suku Winatu.
anak-anak Winatu |
Masyarakat suku Winatu, pada umumnya telah hidup pada bidang pertanian. Beberapa tanaman telah ditanami mereka di sekitar pemukiman mereka. Padi, ubi dan jagung merupakan tanaman utama mereka. Selain itu mereka juga memanfaatkan hasil hutan seperti mengumpulkan rotan, damar, serta berburu binatang liar di saat tidak ada kegiatan.
sumber:
- septiaku: tumbal plta lore lindu
- findthatpdf: arakat penghancuran masyarakat penghancuran masyarakat adat pengelolaan adat dalam pengelolaan sumber daya alam di sulawesi tengah, oleh anto sangaji, diterbitkan oleh: yayasan tanah merdeka ytm jl. tanjung manimbaya no. iiib palu - sulawesi tengah
- in-sulteng: etnogoni komunitas toro narasi
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,