tari Mondotambe |
Menurut cerita rakyat, bahwa dahulu ada sebuah kerajaan, yaitu Kerajaan Konawe. Raja Konawe yang terkenal adalah Haluoleo. Dari keturunan orang-orang kerajaan ini lah yang menjadi masyarakat suku Tolaki sekarang.
Pada masa sebelum-sebelumnya orang Tolaki merupakan masyarakat yang nomaden, mereka bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, hidup dari hasil berburu dan mencari tempat baru untuk membuka ladang.
Mereka percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari daratan china, yaitu dari daerah Yunnan yang bermigrasi ke wilayah ini.
Dalam tradisi orang Tolaki memberi petunjuk bahwa penghuni pertama daratan Sulawesi Tenggara adalah Toono Peiku (ndoka) yang hidup dalam gua-gua dan makanannya adalah Sekam (Burhanuddin, 1973:53)
Orang Tolaki pada umumnya menamakan dirinya Tolahianga yang artinya orang dari langit, yaitu dari Cina. Kalau demikian istilah Hiu dalam bahasa Cina artinya langit dihubungkan dengan kata Heo (Oheo) bahasa Tolaki yang berarti terdampar atau ikut pergi ke langit (Tarimana, 1985).
Orang Tolaki memiliki beberapa budaya seni, yaitu:
- tari Mondotambe
- tari Lulo
- tari Mekindohosi
- tari Moana
dan
- musik bambu
Mayoritas suku Tolaki adalah pemeluk agama Islam. Agama Islam berkembang di wilayah ini sejak beberapa abad yang lalu. Masyarakat Tolaki adalah pemeluk agama Islam yang taat.
Orang Tolaki berbicara dalam bahasa Tolaki. Bahasa Tolaki merupakan cabang dari bahasa Austronesia, dan masih berkerabat dengan bahasa Mekongga. Budaya dan bahasa Tolaki memiliki banyak persamaan dengan budaya dan bahasa Mekongga. Kemungkinan antara suku Tolaki dan suku Mekongga masih terdapat kekerabatan dari sejarah asal-usul di masa lalu.
sedang memproses sagu |
Masyarakat suku Tolaki pada umumnya bertahan hidup dengan berladang dan bersawah. Kebutuhan akan air sangat tinggi, untuk kelangsungan pertanian mereka. Kehadiran sungai Konawe sangat membantu pertanian mereka. Sungai Konawe membelah daerah ini dari barat ke selatan menuju selat Kendari.
situs terkait:
Di luar kegiatan bertani, mereka juga memanfaatkan hasil hutan untuk mencari sagu. Sagu (sinonggi atau papeda) menjadi makanan favorit orang Tolaki selain beras. Selain itu batang sagu juga dijadikan tikar dan daunnya dimanfaatkan untuk atap rumah. Sayangnya sagu ini hanya diperoleh dari alam dan belum dibudidayakan. Selain itu mereka juga memiliki kebiasaan menangkap ayam hutan dengan alat kati.
situs terkait:
- kabaena.forumplatinum.com
- id.wikipedia.org
- adicita.com
- misshelmutmut.blogspot.com
- lib.uin-malang.ac.id
sumber lain dan foto:
- egenamaku.wordpress.com
- wolipop.detik.com
Suku yang berdiam di Konawe dan Kolaka adalah suku yang sama YAITU TOLAKI .. Dan suku pada kedua daerah tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena mempunyai ikatan bathin yang sangat kuat YAITU BERSAUDA KANDUNG ... untuk jelasnya silahkan anda ikuti di riwayatmekongga.blogspot.com
ReplyDeleteoh begitu ya sob,
Deletetrims ya untuk tambahan informasinya
salam kenal
Wahh.... akhirnya ada juga yang menulis tentang suku Tolaki... Semoga bisa menjadi edukasi bagi pemuda-pemudi Tolaki untuk tetap melestarikan budayanya.
ReplyDeleteKarena tidak banyak data yang bisa kita peroleh, sehingga artikel inipun belumlah lengkap. Tapi kami akan melengkapinya dengan berbagai informasi lainnya tentang suku Tolaki.
Deleteterima kasih
Salam
asyiik... terus publikasikan tulisan tentang suku tolaki!! law bisa dengan cerita-cerita rakyat tolakinya jga (nango-nango) jga yg di post.
ReplyDeleteok sob, kita coba terus cari sumber menarik tentang nango2 ya //
Deletetrims sudah berkunjung
salam
Salam'alaikum,, sangat informatif artikel ini. Sy punya buku tentang Tolaki, karya Prof. DR. Abdurrauf Tarimana jg. Sudah buku tua jadi sy simpan dgn baik😃. Dan sebaiknya tiap2 keluarga memiliki buku tentang sejarah Tolaki,, nilai2 kehidupan orang Tolaki. Karena itu salah satu identitas kita. Salam mepokoaso.
ReplyDelete