Suku Hitu, adalah salah satu suku yang terdapat di pulau Ambon provinsi Maluku Indonesia.
Suku Hitu, berasal usul dari pulau Seram, begitulah dari cerita yang beredar di kalangan masyarakat suku Hitu. Konon nenek moyang mereka berasal dari suku Alifuru yang merupakan penduduk pertama dan sebagai penduduk asli pulau Seram.
Pada masa lalu, di wilayah suku Hitu ini pernah berdiri sebuah kerajaan yang dikenal dengan nama Kerajaan Tanah Hitu, yang merupakan sebuah kerajaan Islam. Kerajaan ini berdiri antara 1470-1682 dengan raja pertama yang bergelar Upu Latu Sitania (raja tanya) karena kerajaan ini didirikan oleh 4 Perdana yang ingin mencari tahu faedah baik dan tidak adanya Raja. Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat penting di Maluku, di samping melahirkan intelektual dan para pahlawan pada zamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah Imam Ridjali, Talukabessy, Kakiali dan lainnya yang tidak tertulis di dalam Sejarah Maluku sekarang, yang beribukota Negeri Hitu.
Suku Hitu berbicara dalam bahasa Hitu. Bahasa Hitu merupakan bahasa asli di pulau Ambon. Selain berbahasa Hitu, mereka juga bisa berbicara dalam bahasa Melayu Ambon, yang mirip dengan bahasa Melayu Manado dan Melayu Sulawesi.
Salah satu tradisi budaya suku Hitu adalah Tari Cakalele yang populer di kalangan masyarakat Maluku. Tari Cakalele ini adalah sebuah tari yang merupakan sebuah tari perang.
Makanan utama bagi masyarakat suku Hitu adalah sagu. Sagu biasanya dioleh menjadi Papeda, yang juga merupakan makanan khas suku Hitu, maupun suku-suku di Maluku pada umumnya.
Mayoritas suku Hitu adalah pemeluk agama Islam. Agama Islam sendiri berkembang sejak berkuasanya Kerajaan Tanah Hitu yang merupakan kerajaan Islam sekitar abad XIV di wilayah ini.
Masyarakat suku Hitu sebagian hidup pada bidang pertanian. Mereka memiliki ladang dan kebun yang ditanami cengkeh, kopi, ubi jalar, ubi kayu dan yang terutama adalah tanaman sagu yang menjadi tanaman utama mereka.
sumber:
Suku Hitu, berasal usul dari pulau Seram, begitulah dari cerita yang beredar di kalangan masyarakat suku Hitu. Konon nenek moyang mereka berasal dari suku Alifuru yang merupakan penduduk pertama dan sebagai penduduk asli pulau Seram.
Pada masa lalu, di wilayah suku Hitu ini pernah berdiri sebuah kerajaan yang dikenal dengan nama Kerajaan Tanah Hitu, yang merupakan sebuah kerajaan Islam. Kerajaan ini berdiri antara 1470-1682 dengan raja pertama yang bergelar Upu Latu Sitania (raja tanya) karena kerajaan ini didirikan oleh 4 Perdana yang ingin mencari tahu faedah baik dan tidak adanya Raja. Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat penting di Maluku, di samping melahirkan intelektual dan para pahlawan pada zamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah Imam Ridjali, Talukabessy, Kakiali dan lainnya yang tidak tertulis di dalam Sejarah Maluku sekarang, yang beribukota Negeri Hitu.
Suku Hitu berbicara dalam bahasa Hitu. Bahasa Hitu merupakan bahasa asli di pulau Ambon. Selain berbahasa Hitu, mereka juga bisa berbicara dalam bahasa Melayu Ambon, yang mirip dengan bahasa Melayu Manado dan Melayu Sulawesi.
tari Cakalele |
Makanan utama bagi masyarakat suku Hitu adalah sagu. Sagu biasanya dioleh menjadi Papeda, yang juga merupakan makanan khas suku Hitu, maupun suku-suku di Maluku pada umumnya.
Mayoritas suku Hitu adalah pemeluk agama Islam. Agama Islam sendiri berkembang sejak berkuasanya Kerajaan Tanah Hitu yang merupakan kerajaan Islam sekitar abad XIV di wilayah ini.
Masyarakat suku Hitu sebagian hidup pada bidang pertanian. Mereka memiliki ladang dan kebun yang ditanami cengkeh, kopi, ubi jalar, ubi kayu dan yang terutama adalah tanaman sagu yang menjadi tanaman utama mereka.
sumber:
- media isnet: hitu
- id wikipedia: kerajaan tanah hitu
- pedulisejarah.blogspot.com
Sebelumnya kenalkan nama saya Dimas Aji Pradana saya kuliah di Jakarta jurusan Pendidikan Sejarah. Saya bermaksud menanyakan tentang kosa kata bahasa hitu. Mohon bantuannya , Hal tersebut semata demi pengetahuan saya tentang bahasa yg konsentrasinya masih kajia sejarah. Trimakasih
ReplyDeletejumlah penduduknya? dan letak geigrafis nya bg
ReplyDelete