Suku Gangte (Kuki), India

penari suku Gangte
Suku Gangte, merupakan salah satu suku dari Kelompok Kuki, yang berada di Manipur, timur laut India. Populasi suku Gangte pada sensus tahun 2001 sebesar 15.100 orang, terutama di Manipur selatan kabupaten Churachandpur dan juga di Meghalaya dan Assam.

Meskipun secara nasional India, dikenal dengan fitur Asia Timur. Suku Gangte adalah dari komunitas Chin-Kuki-Mizo. Suku Gangte berbicara dalam bahasa Gangte, yang meripakan salah satu bahasa Kuki utara dari rumpun keluarga bahasa Tibeto-Burman.

Menelusuri asal usul suku Gangte, seperti yang diyakini oleh mereka, bahwa mereka dahulunya berasal ari khul (gua), sama seperti yang diyakini suku-suku dari Kelompok Kuki lainnya.

suku Gangte
Dalam cerita dan lagu-lagu rakyat Gangte, banyak menggambarkan tempat-tempat seperti Shan, Raken (dikenal sebagai Arakan di Burma). Dari cerita dan lagu-lagu rakyat suku Gangte ini, bisa disimpulkan bahwa suku Gangte dahulunya berasal dari suatu tempat di Burma (Myanmar).

Masyarakat suku Gangte membangun desa pemukiman mereka di puncak bukit, yang menurut mereka untuk  keamanan mereka dari gangguan hewan liar dan musuh. Seorang penulis sejarah, J. Gin Za Tuang (dalam Sejarah Keluarga Zomi, 1973) menegaskan bahwa suku Chikim dan Gangte dahulunya merupakan satu komunitas, yang bermigrasi dari Tibet ke Cina Daratan, bersembunyi di gua-gua karena menghindari musuh yang jauh lebih kuat.

Suku Gangte, mempertahankan kesucian maksimal dengan ketelitian rumit dalam memilih lokasi untuk perakitan rumah baru. Dalam tradisi, menyelenggarakan suatu ritual yang mencakup mendirikan 3 pilar batu, sekitar tinggi lutut masing-masing, dan saling berhadapan dalam orientasi segitiga.
Ketika membangun sebuah rumah, sebagian besar didirikan dari kayu, jerami dan bambu. Dinding depan biasanya ganda sebagai perapian di mana pemilik menampilkan hasil buruan berupa kepala binatang.

Kepala suku menempati pengadilan tertinggi administrasi dan arbitrase. Keadaan kepala suku, posisi, menuntut ketaatan dan kesetiaan abadi begitu saja dari mata pelajaran.

Penulis sejarah, John Shakepeare adalah yang pertama untuk menyorot keberadaan perbudakan dalam masyarakat Chikim. Dalam karyanya The Lushai Kuki Clans (1912), ia menjelaskan bahwa perbudakan pada suku-suku pada kelompok Kuki berbeda dari Barat atau Dunia Baru. Perbudakan pada suku-suku Kuki tidak di bawah paksaan, hampir sukarela. Pengamatan dari dekat memberi kesan bahwa dalam kebanyakan kasus, perbudakan tampaknya satu-satunya pilihan untuk bertahan hidup.

Ada 3 jenis perbudakan dalam tradisi suku Gangte, yaitu:
  • Inpi Suok, adalah budak jenis budak bawah yang sebagian besar dari yatim piatu, atau orang yang hidup miskin dan hidup dalam kesengsaraan. Suok Inpi ini secara konvensional diperlakukan sebagai anggota keluarga, tapi mereka harus bekerja dan bekerja keras lebih keras dari pada anggota keluarga asli.
  • Chemsan Suok, berarti 'budak karena pedang bernoda', jenis kedua budak di rumah Kepala, adalah mantan pembunuh dan penjahat yang melakukan penyimpangan serius. Untuk pelanggar tersebut, perbudakan adalah jalan keselamatan.
  • Tuklut Suok, adalah budak dari akibat dari perang desa dan mereka biasanya milik pihak yang kalah dalam pertempuran. Untuk keamanan, pihak yang kalah menyerahkan diri ke yang menang dan menerima dirinya menjadi budak, selama yang diinginkan oleh majikannya.

Budak bisa bebas dari perbudakan asal membeli kebebasan dengan kompensasi, dengan rupee mithun atau empat puluh tunai.

kain tenun suku Gangte
Masyarakat suku Gangte, pada dasarnya hidup pada bidang pertanian. Pola ladang berpindah dan juga lahan basah. Mereka juga menanam berbagai tanaman sayuran, seperti kentang, kacang, ubi dan lain-lain. Selain itu mereka memiliki ketrampilan yang baik dalam tenun kain. Uniknya kain tenun khas suku Gangte ini mirip dengan kain tenun khas suku Batak dan suku Flores di Indonesia. Ini sedikirt menunjukkan bahwa pada masa lalu kemungkinan ada terjadi hubungan masa lalu antara suku-suku ras mongoloid di India dengan suku-suku proto malayan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

sumber:
  • article.wn.com: foto
  • samaw.com: foto
  • e-pao.net: foto kain tenun
  • english wikipedia
  • dan sumber lain

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,