Suku Melinting, Lampung

tari Melinting
Suku Melinting, adalah salah satu suku di provinsi Lampung yang beradatkan Pepadun yang secara administratif berada di kabupaten Lampung Timur. Wilayah pemukiman suku Melinting ini terdapat di 7 tiuh (desa), yaitu desa Tiuh Meringgai, Tiuh Tebing, Tiuh Tanjung Aji, Tiuh Wano, Tiuh Nibung, Tiuh Pempen dan Tiuh Ngeragung.

Asal-usul suku Melinting menurut mereka berasal dari keturunan Khatu Pugung. Wilayah kekuasaan Kekhatuan Pugung di Labuhan Mekhinggai dibagi menjadi dua wilayah oleh Kekhatuan Darah Putih di Kukhipan Kalianda, maka wilayah Labuhan Mekhinggai yang dikuasai oleh Kekhatuan Pugung disebut Kekhatuan Melinting dan selanjutnya menjadi identitas nama komunitas ini, yaitu suku Melinting.

Salah satu kesenian tari dari masyarakat suku Melinting ini adalah Tari Melinting, Tari Melinting adalah tarian yang sarat akan nilai budaya ini telah ada sejak abad 16 M. Tarian ini diciptakan oleh sang Ratu Melinting, tarian yang hanya orang-orang istana saja yang boleh menarikannya. Tarian ini diberi nama sesuai gelar adatnya yaitu ''Melinting''. Mulai saat itulah tari Melinting tumbuh dan berkembang di lingkungan istana. Namun sepeninggalan Ratu Melinting, tarian ini mulai diperkenalkan kepada masyarakat luar istana sehingga menjadi salah satu tarian kebanggaan masyarakat suku Melinting sampai sekarang.

Rumah pemukiman masyarakat suku Melinting masih hidup secara tradisional, seperti rumah panggung yang terbuat dari kayu alam, dengan ciri khas bangunan khas suku Melinting yang tetap dipelihara keasliannya.

Masyarakat suku Melinting ini pada umumnya hidup pada bidang pertanian, pada tanaman lada, kelapa, pisang, coklat, pepaya, padi, jagung dan buah-buahan. Mereka juga menanam tanaman keras seperti durian, cempedak, duku dan lain-lain. Profesi lain adalah sebagai pekerja di sektor pemerintahan, pedagang, guru dan lain-lain.

sumber:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,