pemukiman suku Posek akses langsung menuju laut |
Dahulunya Orang Posek hidup secara nomaden di lautan, di atas perahu yang beratap daun-daun kering, hidup satu keluarga selama beberapa minggu di lautan. Mereka mencari sumber makanan dari apa yang mereka dapatkan di lautan. Seperti suku-suku laut lainnya, mereka adalah bangsa Proto Malayan (Melayu Tua). Orang Posek, menyebut diri mereka adalah orang Laut. Walau mereka menyebut diri mereka sebagai orang Laut, tetapi mereka mengatakan mereka berbeda dengan suku Laut.
Orang Posek sangat kuat dalam mempertahankan tradisi adat-istiadat mereka. Walaupun mereka berada di tengah-tengah budaya Melayu yang mendominasi daratan Riau sampai kepulauan Riau. Sampai saat ini tradisi adat-istiadat mereka masih tetap terpelihara dengan baik. Bahasa yang mereka ucapkan setiap hari adalah mirip dengan bahasa Melayu, tetapi bahasa Posek jauh lebih tua dari bahasa Melayu yang banyak digunakan oleh suku-suku Melayu di daratan Riau.
Sebagian besar Orang Posek saat ini telah memeluk agama Islam. Tetapi mereka masih percaya dengan segala hal-hal gaib, seperti adanya roh-roh yang mendiami beberapa tempat seperti di laut dan tempat-tempat lain, yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka. Selain agama Islam yang menjadi agama mayoritas suku Posek, beberapa keluarga memilih agama Kristen menjadi keyakinannya.
Kehidupan masyarakat Posek yang dahulunya berpetualang di lautan, pada masa kini telah berubah, karena mereka telah merubah kebiasaan lamanya dengan membangun pemukiman di daratan. Walau begitu, mereka masih belum bisa meninggalkan lautan, pemukiman mereka dibangun di pesisir pantai, agar memudahkan akses menuju lautan. Sebagian besar dari masyarakat Orang Posek tetap menjalani profesi sebagai nelayan.
sumber:
- terubuk.com
- haluankepri.com
- gospeltrans.com
- wikipedia
- dan sumber lain
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,