Suku Dayak Tenggalan ini hidup berdampingan dengan suku Dayak Agabag yang sudah terlebih dahulu menetap di wilayah ini. Dalam kehidupan sehari-hari agak sulit membedakan antara orang Dayak Tenggalan dengan orang Dayak Agabag. Para peneliti dan penulis sering menganggap suku Dayak Tenggalan adalah sama dengan suku Dayak Agabag. Secara budaya dan bahasa, memang terdapat banyak kemiripan antara kedua suku ini. Tetapi kedua suku ini sebenarnya sama sekali tidak memiliki ikatan psikologis, sosial dan kultural. Dengan kata lain kedua suku ini berbeda, walaupun dulunya mungkin berasal dari rumpun yang sama. Karena kedua suku ini telah hidup berdampingan sejak lama, sejak beratus-ratus tahun yang lalu, sehingga terjadi asimilasi budaya dan bahasa, dan pada akhirnya sulit untuk dibedakan satu sama lain.
Bahasa Dayak Tenggalan, mirip dengan bahasa Dayak Agabag dan Dayak Tidung. Bahasa Dayak Tenggalan ini masuk ke dalam kelompok keluarga rumpun bahasa Austronesia.
Suku Dayak Tenggalan, sebagian besar masih menjalani tradisi nomaden, seperti dalam praktek berkebun dan berladang yang selalu berpindah tempat.
Salah satu kebiasaan suku Dayak Tenggalan adalah pada waktu berduka, yaitu seluruh kerabat akan berkumpul di rumah duka, dan mengucapkan rasa belasungkawa dan penghormatan. Seluruh keluarga akan minum-minuman keras kadang-kadang sampai mabuk sambil diiringi musik yang keras sampai pagi.
Salah satu tarian khas dalam suku Dayak Tenggalan adalah tari Gong. Tari ini mirip dengan tari Gong dari suku Dayak Agabag.
sumber:
- word-dialect.blogspot.com
- armhando.com
- dayakpost.com
- wong168.wordpress.com
- wargakaltim.blogspot.com
- wikipedia
- dan sumber lain
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,