Suku Dayak Kantu'

suku Dayak Kantu'
(napannumut.blogspot.com)
Suku Dayak Kantu', adalah salah satu suku dayak yang berada di kabupaten Kapuas Hulu provinsi Kalimantan Barat. Wilayah penyebaran suku Dayak Kantu’ tersebar di 14 kecamatan di kabupaten Kapuas Hulu. Populasi suku Dayak Kantu' termasuk salah satu yang terbesar di kabupaten Kapuas Hulu.

Pemukiman orang Dayak Kantu' berada di sekitar hulu sungai Kapuas di Kalimantan Barat. Populasi orang Dayak Kantu' dikatakan sekitar 2000 orang, tapi sebenarnya jumlah orang Dayak Kantu lebih dari itu, karena banyaknya orang Dayak Kantu' yang tersebar di luar kabupaten Kapuas Hulu, seperti di wilayah kecamatan Nanga Kantuk dan Semitau, di kabupaten Sanggau. Juga terdapat di wilayah kabupaten Sintang, di sebelah utara daerah aliran sungai Kapuas, sampai ke perbatasan dengan Serawak. Menurut dugaan populasi orang Dayak Kantu' saat ini lebih dari 16.000 orang, yang tersebar di kabupaten Kapuas Hulu, Sanggau dan Sintang.

Suku Dayak Kantu’ memiliki kerabat dekat dalam rumpun yang sama, yaitu dengan suku Dayak Iban. Pada masa lalu, sekitar tahun 1900-an suku Dayak Kantu sering terjadi pertikaian dengan suku Dayak Iban. Tradisi kayau atau mengayau sering terjadi di antara kedua suku dayak ini. Orang Dayak Kantu' bermukim berdekatan dengan wilayah persebaran orang Dayak Iban. Kedua kelompok ini hidup berdampingan, kadang mereka hidup bersahabat, tapi kadang terjadi pertikaian di antara mereka. Tragedi Mpanang Derayh (Empanang Deras) merupakan salah satu cerita lama mengenai hubungan kedua kelompok yang secara linguistic masih sangat bekerabat ini. Oleh para peneliti menempatkan kedua kelompok bahasa ini dalam satu rumpun bahasa Ibanik.

Pada dasarnya bahasa Dayak Kantu' tetap sama walaupun masyarakat suku Dayak Kantu' tersebar di beberapa wilayah berbeda.
Suku Dayak Kantu' di kabupaten Kapuas Hulu tidak mengenal pembagian kasta dalam kehidupan struktur kemasyarakatan, sehingga dalam berbahasa mereka tidak membeda-bedakan penggunaan tata bahasa dalam berkomunikasi.

gadis suku Dayak Kantu'
(formatnews.com)
Suku Dayak Kantu' memiliki pola hidup nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Karakter orang Dayak Kantu' adalah suka mengalah, mereka lebih suka menghindar dari sesuatu hal yang dirasa mengganggu.

Rumah adat suku Dayak Kantu', dalam bahasa suku Dayak Kantu' disebut Panyay atau Rumah Betang. Pada saat ini banyak dari masyarakat suku Dayak Kantu tidak tinggal di Rumah Betang lagi, tetapi telah membangun rumah pemukiman seperti bentuk rumah suku Melayu, dalam bentuk rumah panggung biasa.
Tradisi Rumah Betang mulai hilang dalam tradisi suku Dayak Kantu, seperti yang dituturkan oleh masyarakat suku Dayak Kantu', bahwa pada tahun 1970, wilayah kabupaten Kapuas yang dipimpin Bupati Sudansyah mengeluarkan kebijaksanaan yang tidak bijaksana, untuk menghapuskan Rumah Betang dalam kehidupan masyarakat suku Dayak Kantu' di kabupaten Kapuas Hulu.

Pada masa lalu sebelum orang Dayak Kantu' masih mengamalkan kepercayaan animisme, yaitu percaya terhadap roh-roh dan kekuatan gaib pada benda-benda yang dianggap keramat. Mereka melaksanakan berbagai tradisi adat seperti :
  • Nyengkelan Tanah, 
  • Tolak Bala, 
  • Upacara Kematian, 
  • Upacara Pengobatan. 
Saat ini suku Dayak Kantu' telah memeluk agama seperti Kristen dan Islam, sehingga beberapa tradisi animisme yang mereka anut pada masa lalu tidak lagi mereka jalankan.

Beberapa jenis mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat suku Dayak Kantu' untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yaitu : berladang, menangkap ikan, berburu binatang liar di hutan, menyadap getah karet dan memelihara ternak seperti ayam, sapi dan babi, serta kerajinan membuat anyaman.

sumber:
  • kebudayaan-dayak.org
  • bpsnt-pontianak.org
  • napannumut.blogspot.com
  • formatnews.com
  • borneocultureindonesia.wordpress.com
  • yusriadiebong.blogspot.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain

12 comments:

  1. perbedaan bahasa kantu dgn iban?bole tlg jelaskn..trims..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahasa Dayak Kantu' termasuk dalam rumpun bahasa Ibanik, yang tentunya bahasa Kantu dengan bahasa Iban merupakan 2 bahasa yang sangat terkait, dan terdapat banyak kemiripan, terutama dalam pengucapan, beberapa kata tertulis berbeda tapi terdengar mirip dengan arti yang sama.
      Kerabat bahasa Kantu' yang menurut para peneliti dikelompokkan ke dalam rumpun bahasa Ibanik, adalah bahasa Iban, Kantu, Mualang, Seberuang, Melanau, Bugau, Desa, Ketungau dan Batang Lupar.

      Delete
  2. Berapakah pekiraan jumlah populasi kantu dan iban ktika ini?selain kapuas hulu dimanakah persebaran kantu dan iban?dan ada lagi kah sub suku iban selain kantu..trims...

    ReplyDelete
    Replies
    1. perkiraan populasi Kantu' diperkirakan lebih dari 16.000 orang, yang tersebar terutama di kabupaten Kapuas Hulu, kemudian terdapat juga di kabupaten Sanggau dan Sintang, kemungkinan sebagian kecil terdapat juga di Serawak.
      Kerabat suku Dayak Kantu' serumpun dalam kelompok Ibanik, adalah suku Iban, Mualang, Seberuang, Melanau, Bugau, Desa, Ketungau dan Batang Lupar.

      trims kembali untuk kunjungannya,
      salam

      Delete
  3. Ada yg tidak dmuat beritanya disini, di sanggau kapuas ada namanya sungai kantu' dan kampung kantu tepatnya di jl mangga kantu' adalah asal muasal dayak kantu sebelum pindah k kapuas hulu

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan asalnya dari Tampun Juah ya ? daerah Sanggau...

      Delete
  4. Sungai kantuk konon di identikaan, asal mula kantuk, yg merujuk ke sanggau kapuas, secara akademisi belum ditemukan peninggalan atau catatan penelitiannya, hanya karena nama nya sungai kantuk, kebetulan nama suku tersebut suku kantuk, maka hal tersebut mengarahkan seolah identitas kantuk berasal dari sungai kantuk. Sungai kantuk di sanggau kapuas isinya suku sinan. Nah secara akademisi yg diakui para ahli, suku kantuk adalah sub atau anak suku Iban atau yg disebut Ibanik group bersama2 dengan group ibanik lainnya. Kenapa disebut Ibanik group, hal ini di sebab kan karena bahasa Iban adalah bahasa tertua berdasarkan penelitian james t coolin, bahasa ini tersebar di bawa menyebar oleh penuturnya, dan mengalami proses pengaruh bahasa sekitar persebarannya, dan berkembang secara mandiri, namun lebih dari 50 persen berbahasa sama BENADAI, atau Ibanik.

    Menurut catatan Cerita Tampun Juah ( richard allen drake, bahwa 2000 tahun yg lalu semua kelompok Ibanik menyebut mereka dengan sebutan URANG MENUA, dan mereka mencapai kejayaan di sebuah menua yg disebut TEMAWAI TAMPUN JUAH ( SEJUAH) HULU SEKAYAM, dekat Segumon kab Sanggau kapuas perbatasan. Karena sebuah peristiwa yg harus memisahkan mereka maka mereka berpisah: Orang Menua yg kini disebut Iban menyusuri sungai sekayam, ketungau, Kapuas sampai kehulu, diperjalanan mereka terpecah: menjadi Kantuk, Undup, Gaat, dll.
    Rombongan kedua dari tampun juah adalah Sub Ketungau : bugao, delang, desa dsb.

    Rombongan ketiga yg kini disebut Mualang: menurunkan Banyur, mualang tanyong dll

    ReplyDelete
  5. Bagaimana bahasa masyarakat sanggau yg berdiam di kampung kantuk,bila dibandingkan dengan bahasa masyarakat di mualang?

    ReplyDelete
  6. Bagaimana bahasa masyarakat sanggau yg berdiam di kampung kantuk,bila dibandingkan dengan bahasa masyarakat di mualang?

    ReplyDelete
  7. Menurut cerita tua2 dulu, sekitaran sungai kantu hidup suku dayak msh dgn kepercayaan animisme, begitu islam masuk, banyak masy disepanjang sungai kantu memeluk islam, sedangkan saudaranya yg msh mempercayai animisme hijrah dgn membawa air di sungai kantu untuk dicurahkan kemudian ke hulu sungai yg sekarang menjadi nama nanga kantu kapuas hulu, dan dgn nama suku dayak kantu'

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,