Suku Pa O

perempuan suku Pa O
Suku Pa O, berasal dari negara bagian Shan, juga dikenal sebagai suku Taungthu atau Black Karen, sebuah kelompok etnis di Burma, yang terdiri dari sekitar 600.000 jiwa. Suku Pa O adalah kelompok etnis terbesar kedua di Shan State.

Mereka diyakini berasal dari rumpun Tibeto-Burman.
Bahasa Pa O, termasuk ke dalam kelompok rumpun bahasa Tibeto-Burman dan masih berhubungan erat dengan bahasa Karen, yang menunjukkan bahwa suku Pa-O merupakan salah satu sub-kelompok Karen.

perempuan Pa-O (Loic Brohard)
Suku Pa O, mendiami wilayah Shan State, Kayin State, dan Kayah State.
Peringatan Bulan Penuh Tabaung diperingati sebagai Hari Nasional suku Pa-O, secara tradisional ditetapkan pada hari kelahiran Raja Suriyachanda.

Suku Pa O secara historis telah menetap di wilayah Thaton sejak sekitar 1000 tahun Sebelum Masehi (BC). 
Suku Pa O sempat diperbudak dan dipaksa untuk memakai pakaian berwarna nila untuk menandakan status mereka pada masa pemerintahan Raja Mon Makuta, sampai akhirnya Raja Anawratha mengalahkan Raja Mon Makuta, yang mendirikan pemerintahannya di Thaton.
Namun suku Pa O memiliki banyak ragam pakaian tradisional, tetapi beberapa telah mengadopsi pakaian tradisional suku Bamar, Laki-laki memakai shan baung-mil (celana baggy panjang). Sebagian besar masyarakat Pa O menganut Buddha, tapi bahasa yang ditulis diciptakan oleh para misionaris Kristen.

Festival suku Pa O
Sebagian orang Pa O telah berasimilasi ke dalam masyarakat suku Bamar dengan mengadopsi beberapa tradisi Bamar, terutama memakai pakaian tradisional Bamar.

Cara bertahan hidup suku Pa O, terutama terlibat dalam budidaya pertanian, daun dari pohon thanapet (Cordia dichotoma) dan daun sawi.

sumber:
- word-dialect.blogspot.com

- sstmyanmar.com
- paowomensunion.wordpress.com

- wikipedia
- http://www.flickr.com/photos/loic_brohard/8544701038/

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,