Suku Myen, Kamboja

Suku Myen, adalah salah satu suku yang terdapat di Kamboja. Populasi orang Myen di Kamboja diperkirakan sekitar 3.000 orang.

Nama lain: Bama, Bamar, Bamas, Burman, Man, Myan, Myan, Myen, Myanmas, Myen, Yaw
Keluarga bahasa: Sino-Tibetan
* Representative photo. Actual image is of
the Bhama of Myanmar people group. 
Credit: COMIBAM / Sepal


Orang Myen merupakan keturunan Burmese yang awalnya berasal dari daerah perbukitan Tibet. Komunitas orang Myen sebenarnya terpusat di Burma (Myanmar). Di Burma orang Myen banyak yang menjadi pemimpin politik, ekonomi dan pemimpin agama. Di Kamboja, orang Myen hidup mendiami dataran delta, yang merupakan daerah yang sangat subur. 
Orang Myen, selain terdapat di Kamboja dan Burma (Myanmar), mereka juga tersebar ke banyak negara, seperti Laos, Malaysia, Thailand, Australia, Bangladesh, Kanada, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat. Secara global populasi orang Myen adalah lebih dari 35 juta orang.

Orang Myen berbicara dalam bahasa Myen, yang berkerabat dengan bahasa Burma. Oleh karena itu bahasa Myen disebut juga sebagai bahasa Bama (Burmese). Bahasa Myen, merupakan bagian dari kelompok rumpun bahasa Sino-Tibetan.

Agama yang dianut oleh orang Myen, adalah Theravada Buddhisme, merupakan cabang tertua dari Buddhisme. Tujuan tradisional dalam Buddhisme adalah untuk mencari jalan tengah untuk nirwana, atau damai akhir. Keyakinan Buddhisme banyak tercampur dengan keyakinan asli mereka yang mengandung unsur animisme (keyakinan bahwa benda-benda non-hidup memiliki roh).

Ketika sejarah panjang perang, kudeta dan pemberontakan melanda Burma (Myanmar), terjadi perpecahan etnis dan kerusuhan politik sejak kerajaan Burma pertama pada abad ke-11. Banyak orang Myen, yang melarikan diri ke wilayah Kamboja, dan hidup menetap sampai saat ini.

Orang Myen hidup di desa-desa yang terdapat banyak pohon-pohon di sepanjang jalan, beberapa desa mereka berada di dekat sungai. Rumah dibangun dari kayu dan sebagian hanya memiliki satu ruangan. Tikar dan kasur dikeluarkan untuk tidur di malam hari, pagi hari digulung atau ditumpuk untuk ditinggal pergi siang hari. Semua kegiatan berlangsung di lantai tanah. Oleh karena itu, sangat tidak sopan untuk memakai alas kaki memasuki rumah orang Myen.

Dalam tradisi orang Myen tidak mengakui sistem klan (marga) atau garis keturunan. Pernikahan monogami sangat dianjurkan dan jarang diatur oleh orang tua. Pasangan muda sebelum menikah dianjurkan untuk hidup bersama dan menikah setelah gadis itu hamil. Pengantin baru umumnya hidup dengan orang tua pengantin 'untuk 2 atau 3 tahun pertama setelah menikah. Setelah itu barulah mereka mendirikan rumah sendiri dan hidup sebagai sebagai keluarga sebenarnya.

Kehidupan orang Myen pada dasarnya sebagai petani. Terutama pada tanaman padi. Beras adalah sarana dasar pendukung ekonomi bagi masyarakat Myen. Seluruh anggota keluarga termasuk ibu dan bayi mereka, balita dan orang-orang tua pergi ke ladang untuk bekerja. Sapi dan kerbau digunakan untuk menarik bajak kayu yang berat, peralatan modern sangat sedikit digunakan.

sumber:
artikel terkait:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,