Suku Bataona, Nusa Tenggara Timur

menjemur ikan tangkapan
Suku Bataona, adalah salah satu suku yang mendiami Lamalera pulau Lembata kabupaten Lembata provinsi Nusa Tenggara Timur.

Suku Bataona adalah salah satu dari kelompok suku Lamalera yang hidup berdampingan dengan 19 suku lain, yang semuanya dikelompokkan sebagai kelompok suku Lamalera.


Suku Bataona secara keseluruhan memeluk agama Kristen, terutama Kristen Katolik yang berkembang di pulau Lembata, termasuk Lamalera yang diperkenalkan oleh bangsa Portugis dan Spanyol sekitar abad 19. Tapi walau begitu, mereka masih menjalankan beberapa tradisi lama sebelum mengenal agama. Beberapa tradisi lama, masih terkait dengan kepercayaan lama mereka yang telah disesuaikan dengan agama Kristen Katolik. Sehingga merupakan perpaduan antara kepercayaan lama dengan agama Kristen Katolik.

Asal usul suku Bataona, menurut cerita rakyat Lamalera, bahwa nenek moyang mereka pada masa dahulu mereka terdiri dari 3 suku pertama yang menghuni Lamalera, yaitu suku Blikololong, suku Lewotuka dan suku Bataona, yang datang dari daratan Sulawesi, dikatakan berasal dari daerah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Luwu. Secara fisik, suku Bataona dan suku-suku Lamalera lainnya, memiliki ciri fisik seperti orang-orang dari Sulawesi Tengah. Dari sini mungkin ada hubungan dengan orang-orang yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Luwu yang bermigrasi menerjang laut menggunakan perahu dan mendarat di sebelah selatan pulau Lembata, yaitu wilayah Lamalera sekarang.

Masyarakat suku Bataona pada dasarnya bertahan hidup sebagai nelayan. Uniknya mereka adalah pemburu ikan paus, seperti yang dilakukan oleh masyarakat suku-suku Lamalera lainnya. Berburu ikan paus, bagi suku Bataona adalah merupakan suatu tradisi yang telah mereka lakukan sejak zaman nenek moyang, yang tetap menjadi kegiatan utama mereka hingga kini.

sumber:

2 comments:

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,