Suku Towuna, adalah salah satu suku tertua yang pernah hidup di Sulawesi Tenggara.
Suku Towuna pada masa dahulu hidup pada masa sekitar beribu-ribu tahun Sebelum Masehi, diperkirakan telah ada di daratan Sulawesi Tenggara. Kehadiran suku Towuna ini diduga bersama-sama dengan suku Toala, Tokira, Towana. Hidup menjelajah daratan Sulawesi pada zaman Mezolithicum, sekitar 8000 tahun yang lalu. Suku-suku ini lah yang menjadi penghuni pertama di Sulawesi Tenggara bahkan mungkin juga sebagai penghuni pertama pulau Sulawesi. Kemudian setelah beberapa ribu tahun datang menyusul bangsa proto malayan yaitu suku Katobengke, Toaere dan Moronene yang memiliki ras mongoloid.
Suku Towuna ini memiliki ras yang mendekati ras weddoid, polynesia atau melanesia. Berkulit gelap, rambut ikal sampai keriting dan tinggi tubuh sekitar 150-170 cm. Ciri fisik ini mirip dengan suku-suku di Maluku dan Nusatenggara, sampai ke Australia dan pulau-pulau di daerah Pasifik.
Sejak kehadiran bangsa-bangsa Proto Malayan dan Deutro Malayan yang memenuhi pulau Sulawesi, mereka terdesak dan memaksa mereka bermigrasi ke pulau-pulau di sekitar pulau Sulawesi. Diduga suku Towuna inilah yang menurunkan suku Muna sekarang yang mendiami pulau Muna, pulau Buton dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Dimana pada sejarah suku Muna, dahulu dikenal dengan nama Wuna atau To Wuna. Sehingga dapat dipastikan suku Towuna ini adalah merupakan nenek moyang suku Muna (Wuna) sekarang.
Selain itu dilihat dari ciri-ciri fisik suku Towuna yang memiliki ras weddoid/ polynesia/ melanesia adalah sama dengan suku Muna yang juga memiliki ciri-ciri fisik seperti itu. Selain itu suku Muna juga memiliki sejarah panjang sebagai suku tua di Sulawesi Tenggara.
Suku Towuna pada masa dahulu, hidup secara nomaden menjelajah di pedalaman Sulawesi. Hidup dengan cara mempraktekkan pertanian dengan sistem ladang berpindah, dengan cara tebang-tebas dan bakar. Kebiasaan seperti ini masih terlihat pada suku Muna yang masih menerapkan cara-cara seperti ini. Walaupun sebagian besar dari suku Muna telah menerapkan teknik pertanian modern.
sumber:
Suku Towuna pada masa dahulu hidup pada masa sekitar beribu-ribu tahun Sebelum Masehi, diperkirakan telah ada di daratan Sulawesi Tenggara. Kehadiran suku Towuna ini diduga bersama-sama dengan suku Toala, Tokira, Towana. Hidup menjelajah daratan Sulawesi pada zaman Mezolithicum, sekitar 8000 tahun yang lalu. Suku-suku ini lah yang menjadi penghuni pertama di Sulawesi Tenggara bahkan mungkin juga sebagai penghuni pertama pulau Sulawesi. Kemudian setelah beberapa ribu tahun datang menyusul bangsa proto malayan yaitu suku Katobengke, Toaere dan Moronene yang memiliki ras mongoloid.
Suku Towuna ini memiliki ras yang mendekati ras weddoid, polynesia atau melanesia. Berkulit gelap, rambut ikal sampai keriting dan tinggi tubuh sekitar 150-170 cm. Ciri fisik ini mirip dengan suku-suku di Maluku dan Nusatenggara, sampai ke Australia dan pulau-pulau di daerah Pasifik.
Sejak kehadiran bangsa-bangsa Proto Malayan dan Deutro Malayan yang memenuhi pulau Sulawesi, mereka terdesak dan memaksa mereka bermigrasi ke pulau-pulau di sekitar pulau Sulawesi. Diduga suku Towuna inilah yang menurunkan suku Muna sekarang yang mendiami pulau Muna, pulau Buton dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Dimana pada sejarah suku Muna, dahulu dikenal dengan nama Wuna atau To Wuna. Sehingga dapat dipastikan suku Towuna ini adalah merupakan nenek moyang suku Muna (Wuna) sekarang.
Selain itu dilihat dari ciri-ciri fisik suku Towuna yang memiliki ras weddoid/ polynesia/ melanesia adalah sama dengan suku Muna yang juga memiliki ciri-ciri fisik seperti itu. Selain itu suku Muna juga memiliki sejarah panjang sebagai suku tua di Sulawesi Tenggara.
Suku Towuna pada masa dahulu, hidup secara nomaden menjelajah di pedalaman Sulawesi. Hidup dengan cara mempraktekkan pertanian dengan sistem ladang berpindah, dengan cara tebang-tebas dan bakar. Kebiasaan seperti ini masih terlihat pada suku Muna yang masih menerapkan cara-cara seperti ini. Walaupun sebagian besar dari suku Muna telah menerapkan teknik pertanian modern.
sumber:
- lib.uin-malang.ac.id
- misshelmutmut.blogspot.com
- dan beberapa sumber lain
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,