Suku Buton, Sulawesi

suku Buton
dengan pakaian adat Kombo Wolio
Suku Buton, adalah suatu suku yang berada di Sulawesi Tenggara. Suku Buton mendiami beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara diantaranya kota Baubau, kabupaten Buton, kabupaten Buton Utara, kabupaten Wakatobi, kabupaten Bombana dan kabupaten Muna.

Khusus untuk orang Buton yang berdiam di kabupaten Muna, saat ini lebih suka menyebut diri mereka sebagai orang Muna dari pada sebutan orang Buton yang selama ini disandang mereka.

Suku Buton adalah suku yang menyukai kehidupan laut. Sejak beberapa abad yang lalu orang Buton juga melanglangbuana di laut menjelajah ke berbagai daerah. Mereka menggunaan perahu mulai dari yang berukuran kecil yang bermuatan 5 orang hingga yang berukuran besar yang dapat memuat barang sampai seberat 150 ton.

Pada masa lalu orang Buton adalah orang-orang yang mendiami wilayah kekuasaan Kesultanan Buton. Daerah kekuasaan Kesultanan Buton sejak tahun 1945 telah bergabung dengan Indonesia dan menjadi beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara diantaranya kota Baubau, kabupaten Buton, kabupaten Buton Utara, kabupaten Wakatobi, kabupaten Bombana dan kabupaten Muna.

tari Mangaru
Orang Buton memiliki sejarah masa lalu dengan beberapa peninggalannya yang terdapat di wilayah Kesultanan Buton, yaitu:
  • Benteng Keraton Buton, yang merupakan benteng terbesar di dunia
  • Istana Malige, yang merupakan rumah adat tradisional Buton yang berdiri kokoh setinggi empat tingkat tanpa menggunakan sebatang paku pun
  • mata uang Kesultanan Buton, yang bernama Kampua
  • dan banyak lagi.

Masyarakat suku Buton sebagian besar hidup pada bidang pertanian. Selain menjadi pelaut dan nelayan, kegiatan pertanian menjadi kegiatan utama mereka saat ini. Mereka menanam padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kapas, kelapa, sirih, nanas, pisang dan lain-lain termasuk beberapa jenis sayuran. 

sumber:
  • repository.ipb.ac.id
  • pamungkasalfarisi.blogspot.com
  • wikipedia
sumber lain dan foto:
  • laompu.blogspot.com

1 comments:

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,