Suku Amondawa, Indian

suku Amondawa
Suku Amondawa, adalah salah satu penduduk asli di pedalaman hutan Brazil.

Suku Amondawa berdiam di tanah adat Uru-Eu-Wau-Wau, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, yaitu Amondawa, Jupaú dan Uru Pa, yang tersebar di 6 desa di perbatasan Tanah Adat, untuk alasan perlindungan dan keamanan. Selain kelompok-kelompok, ada juga kelompok Indian yang terisolasi seperti Parakua dan Jurureís, serta ada 2 kelompok etnis lagi yang tidak diketahui namanya, yaitu satu di Barat Daya (pada pertengahan sungai Cautário) dan satu lagi di pusat Tanah Adat (pada Streaming Branca Água).

Menurut penelitian, bahwa suku Amondawa ini tidak mengenal istilah waktu, mereka tak pernah mengenal konsep waktu. Suku Amondawa adalah suku yang memiliki 'kebebasan' terhadap waktu. Mereka tak pernah mendiskusikan pekan depan, bulan depan, atau bahkan tahun depan. Sebab, bahasa mereka sama sekali tak punya kosa kata 'pekan', 'bulan', atau 'tahun'. Bahkan tak satupun anggota suku itu yang memiliki umur. Dalam kehidupan sehari-hari, suku Amondawa cuma mengenal pembagian antara siang dan malam, atau musim hujan dan musim kering.

suku Amondawa
Salah satu yang unik dari suku ini adalah, anggota suku akan berganti nama bila ada anggota keluarga baru yang lahir. Nama mereka akan berubah, karena menurut mereka nama terdahulu harus diberikan kepada anggota keluarga yang lebih muda.

Suku Amondawa awalnya adalah suku yang terasing dan terisolir, dan mulai mengenal dunia luar sejak 1986. Suku Amondawa bertahan hidup dengan cara tradisional, seperti memancing, berburu dan menanam beberapa jenis tanaman untuku kebutuhan hidup mereka. Kini, mereka telah mengalami beberapa kemajuan modern, seperti listrik dan televisi, mereka telah mengerti bahasa Portugis, tapi hal ini justru membuat bahasa mereka sendiri berada di bawah ancaman kepunahan.

sumber:
sumber lain dan foto:

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,