Suku Wotu (suku Luwu), Sulawesi

Suku Wotu, adalah suatu masyarakat adat yang terdapat di kabupaten Luwu sebelah Timur provinsi Sulawesi Selatan.

Kata "wotu" berasal dari kata "fotu" berarti "rumpun keluarga", atau bisa juga berarti "ibukota tercinta".

Seperti yang banyak dipertanyakan orang, apakah suku Luwu itu ada? ada yang mengatakan tidak ada, sedangkan yang lain menyatakan ada. Sebenarnya suku Luwu itu ada, tapi saat ini telah menggunakan identitas suku dengan nama lain, tapi tetap mengakui diri mereka sebagai suku Luwu, yang saat ini lebih dikenal sebagai suku Wotu.
Suku Wotu inilah yang disebut sebagai suku Luwu. Selain menyebut diri mereka sebagai orang Wotu, mereka juga menyatakan diri sebagai suku Luwu.. Mereka memiliki karakter sendiri sebagai orang Luwu, mereka memiliki adat-istiadat, budaya dan bahkan sistem pemerintahan sendiri.
Suku Wotu berbeda dengan orang Bugis, mereka berdiri sendiri sebagai etnis atau suku yang telah hadir di wilayah ini sejak lama. Suku Wotu, adalah suku tertua yang ada di Tanah Luwu. Keberadaan suku Wotu ini memiliki sejarah panjang, bahkan mereka pernah memiliki kerajaan yang lebih tua dari Kerajaan Luwu.

Suku Wotu memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Wotu. Bahasa Wotu berkerabat dekat dengan bahasa Kaili, bahasa Buton dan bahasa Selayar. Menurut dugaan para peneliti kemungkinan suku Wotu, suku Kaili dan suku Buton, memiliki sejarah asal-usul yang sama, atau terjadi hubungan kekerabatan pada masa lalu.

Suku Wotu memiliki silsilah yang terpelihara dengan baik, yang dituturkan secara turun temurun kepada generasi yang lebih muda
Bau Jala, adalah seorang Macoa Bawalipu (Pemangku Adat) yang pertama, memiliki 3 orang saudara kandung, yaitu: Bau Leko di Palu, Bau Kuna di Buton dan Bau Cina di Palopo.

Masyarakat adat suku Wotu, memiliki struktur pemerintahan sendiri yang pembagian tugasnya telah diatur dengan sedemikian maju. Dalam menjalankan pemerintahan adat, masyarakat adat suku Wotu dipimpin oleh seorang Pemangku Adat yang bergelar Macoa Bawalipu.

seorang Macoa Bawalipu
Bp. Alwi Jenggot
pic sejarah kompasiana
Secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:
  • Macoa Bawalipu, adalah gelar yang diberikan kepada pimpinan pemangku adat di Wotu sebagai Macoa.
  • Macoa Bentua, menangani urusan dalam negeri pada umumnya.
  • Macoa Mincara Oge, mengurusi masalah ekonomi,
  • Macoa Palemba Oge, mengurusi antara lain bidang pertahanan dan
  • Luar negeri/hadat.
  • Oragi Bawalipu, mengurusi antara lain, urusan rumah tangga adat.
  • Oragi Datu, mengurusi antara lain keperluan datu Luwu bila yang mulia hadir dalam rapat hadat.
  • Oragi Ala, mengurusi antara lain antara lain,bidang kehutanan pertanian dan kelautan.
  • Anre Guru Ilitau, mengurusi antara lain bidang kepemudaan,seni dan olah raga.
  • Anre Guru To Mengkeni, mengurusi antara lain antara lain mantan pejabat-pejabat adat yang berhenti secara terhormat.
  • Anre Guru Pawawa, mengurusi urusan bidang keagamaan dan sosial budaya.
  • Anre Guru Lara, mengurusi urusan antara lain urusan rumah tangga adat khususnya bila ada pertemuan adat.
  • Anre Guru Nanra. Mengurusi antara lain bidang kesetaraan gender.
  • Anre Guru Tomadappe, mengurusi antara lain para pendatang dan transmigrasi.
  • Angkuru , yaitu mengurusi antara lain urusan pretokol.
  • Paramata Lewonu. Utusan khusus Macoa Bawalipu ,untuk mengurusi urusan Wotu sampai Minna.
  • Paramata Rompo.Utusan khusus Macoa Bawalipu, untuk mengurusi urusan Wotu sampai dengan Bada’.
  • Tanggi. Pesuruh atau hubungan masyarakat.

sumber bacaan:
sumber lain dan foto:

2 comments:

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,