Suku Tonsawang (Tounsawang), merupakan salah satu sub-suku Minahasa yang terdapat di provinsi Sulawesi Utara. Suku Tonsawang, bermukim di kecamatan Tombatu dan Touluaan. Populasi suku Tonsawang diperkirakan lebih dari 20.000 orang pada sensus tahun 1981.
Suku Tonsawang ini berasal dari Pakasa'an Toundanouw, menurut sejarah, dikatakan bahwa dahulu di daerah pantai Amurang terdapat sebuah danau, dan arah tenggara danau terdapat sebuah daerah perbukitan bernama Batu, di tempat itu berdiam sekelompok orang yang menyebut dirinya sebagai orang “Toundanouw”, yang berarti "orang dari air". Orang Toundanouw ini terbagi menjadi 2 kelompok, salah satunya adalah yang sekarang disebut sebagai orang Tonsawang., sedangkan kelompok satu lagi disebut orang Tombatu.
Menurut cerita lain, nenek moyang orang Tonsawang, dikatakan berasal dari pulau kecil Mayu dan Tafure (Tifore atau Tidore) di selat Maluku yang mendarat di Atep, kemudian melanjutkan perjalanan ke Tompaso, dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi menuju ke tempat mereka sekarang ini.
Walaupun mereka menyebut diri mereka sebagai orang Tonsawang, tapi kadang-kadang mereka menyebut diri mereka juga sebagai orang Toundanouw. Karena dilihat dari asal-usul, bahwa orang Tonsawang bersama orang Tombatu, adalah berasal dari keturunan orang Toundanouw.
Di wilayah pemukiman suku Tonsawang, terdapat peninggalan sejarah yang dikenal dengan nama Lesung Nawo Oki yang telah berumur ratusan tahun. Penemuan ini menunjukkan bahwa di wilayah hunian suku Tonsawang ini sejak dahulu telah dihuni manusia, yaitu dengan adanya Lesung Nawo Oki ini. Lesung Batu Nawo Oki ini berkaitan erat dengan legenda Raja Nawo Oki, yaitu nama pemimpin orang Tonsawang pada masa lalu, sekitar abad 17.
Masyarakat suku Tonsawang, mayoritas adalah pemeluk agama Kristen. Agama Kristen berkembang dengan pesat di daerah ini sejak masuknya bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda ke daerah ini sekitar akhir abad 17.
Suku Tonsawang pada umumnya hidup sebagai petani. Menanam berbagai jenis tanaman, seperti padi dan jagung serta sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain itu mereka juga menanam tanaman keras seperti cengkeh, kopra dan lain-lain.
sumber:
Suku Tonsawang ini berasal dari Pakasa'an Toundanouw, menurut sejarah, dikatakan bahwa dahulu di daerah pantai Amurang terdapat sebuah danau, dan arah tenggara danau terdapat sebuah daerah perbukitan bernama Batu, di tempat itu berdiam sekelompok orang yang menyebut dirinya sebagai orang “Toundanouw”, yang berarti "orang dari air". Orang Toundanouw ini terbagi menjadi 2 kelompok, salah satunya adalah yang sekarang disebut sebagai orang Tonsawang., sedangkan kelompok satu lagi disebut orang Tombatu.
Menurut cerita lain, nenek moyang orang Tonsawang, dikatakan berasal dari pulau kecil Mayu dan Tafure (Tifore atau Tidore) di selat Maluku yang mendarat di Atep, kemudian melanjutkan perjalanan ke Tompaso, dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi menuju ke tempat mereka sekarang ini.
Walaupun mereka menyebut diri mereka sebagai orang Tonsawang, tapi kadang-kadang mereka menyebut diri mereka juga sebagai orang Toundanouw. Karena dilihat dari asal-usul, bahwa orang Tonsawang bersama orang Tombatu, adalah berasal dari keturunan orang Toundanouw.
Lesung Batu Nawo Oki |
Masyarakat suku Tonsawang, mayoritas adalah pemeluk agama Kristen. Agama Kristen berkembang dengan pesat di daerah ini sejak masuknya bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda ke daerah ini sekitar akhir abad 17.
Suku Tonsawang pada umumnya hidup sebagai petani. Menanam berbagai jenis tanaman, seperti padi dan jagung serta sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain itu mereka juga menanam tanaman keras seperti cengkeh, kopra dan lain-lain.
sumber:
- deutromalayan.blogspot.com
- paulgrw: siapakah anak suku toundanouw itu
- wikipedia
- ardypelealu.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,