Suku Pattae, adalah nama suatu suku yang bermukim di kabupaten Polewali Mandar provinsi Sulawesi Barat. Suku Pattae merupakan masyarakat minoritas yang mendiami wilayah kecamatan Matakali hingga perbatasan kabupaten Pinrang. Suku Pattae merupakan suku yang mendiami beberapa daerah di kabupaten Polewali Mandar, terutama di desa Batetangnga yang terletak sekitar 7 km dari kota Polewali.
suku Pattae pic kiri progresif |
Menurut cerita turun temurun yang tersimpan di kalangan suku Pattae bahwa nenek moyang orang Pattae pertama kali hidup di daerah Pattae adalah "To Millo' Ko", dan mereka menyebutnya sebagai "Mula Tau". Dari "Mula Tau" ini lah yang menurunkan orang-orang Pattae.
Secara mayoritas masyarakat suku Pattae memeluk agama Islam. Mereka adalah muslim yang taat. Terlihat dari beberapa tradisi adat suku Pattae banyak dipengaruhi oleh budaya Islam. Mereka telah lama memeluk agama Islam sejak beberapa abad yang lalu, kemungkinan disebarkan oleh orang-orang Bugis yang juga banyak bermukim di wilayah suku Pattae ini.
Salah satu tradisi budaya suku Pattae, yang sekarang mulai jarang dilaksanakan adalah tradisi lompat batu tinggi. Tradisi ini mengingatkan akan tradisi suku Nias di pulau Sumatra, yang juga memiliki tradisi loncat batu seperti ini.
Selain lompat batu Pattae yang terkenal sebagai budaya Pattae, juga ada tari to Eran Batu, bela diri khas Pattae yaitu Manca dan baju adat khas Pattae yang semakin jarang dan dikuatirkan hilang termakan zaman. Dari kalangan masyarakat desa hanya sedikit dari mereka yang tetap mengamalkan dan melestarikan budaya suku Pattae.
Selain lompat batu Pattae yang terkenal sebagai budaya Pattae, juga ada tari to Eran Batu, bela diri khas Pattae yaitu Manca dan baju adat khas Pattae yang semakin jarang dan dikuatirkan hilang termakan zaman. Dari kalangan masyarakat desa hanya sedikit dari mereka yang tetap mengamalkan dan melestarikan budaya suku Pattae.
Sekilas struktur fisik dan karakter orang Pattae ini dekat dengan orang Toraja, dan bahasa yang diucapkan juga mirip dengan bahasa Toraja. Tapi beberapa pendapat mengatakan bahwa orang Pattae termasuk bagian di subsuku Mandar, dan kadang disebut sebagai Mandar Pattae.
Karakter suku Pattae yang paling menonjol adalah kebiasaan gotong-royong dan memiliki sifat tolong menolong kepada siapapun yang memerlukan pertolongan. Mereka juga sangat ramah terhadap siapapun, termasuk kepada pendatang baru di daerah mereka.
Suku Pattae pada umumnya hidup pada bidang pertanian, padi, jagung dan tanaman keras seperti kakao dan kopi.
contoh bahasa Pattae:
Terkait:
- cakaruduk: ngantuk
- kumande: makan
- mitindo: tidur
- lau: pergi
Terkait:
- rio widodo: suku pattae daerah kunyi polewali
- radar sulbar: menjelang pilkada polman 2013, suku pattae sebut tokohnya
- paguyubanpattae.blogspot.com
sumber lain dan foto:
- kiri progresif: budaya pattae
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTenks 4 u, Because u Care, >>>>>......
ReplyDeletesama2 Anang,
Deletesalam kenal..
harus di lestarikan
ReplyDeleteBAGAIMANA DENGAN NENE TO ERAN BATU YANG SERING DI UCAPKAN PARA ORG-ORG TUAKITA ... DAN BAGAIMAN DENGAN NAMA TAPENGO-TAKUMBA ... JIKA MEMANG KERAJAAN BINUANG ITU ADA ASALMUASALNYA PERTAMA KALI DI KATAKAN KERAJAAN BINUANG ITU SEJARANYA BAGAIMAN ...
ReplyDeletebukannya Binuang itu termasuk di tujuh kerajaan Mandar di pesisir ???
ReplyDeleteMohon maaf sedikit klarifikasi argumennya,bahwa suku pattae itu dibeberapa wilayah sulawesi barat dari paku sampai suremana,bkn hanya ada diwilayah polewali mandar.
ReplyDeletebahasa pattae yang asli sekarang orag apa?
ReplyDeleteKisah tentang to millo'ko itu berkembang di beberapa kalangan pattae, tapi kisah itu belum diterima secara umum oleh masyarakat pattae. Sayangnya tulisan anda ini sudah terlanjur dijadikan acuan di web lain. Untuk informasi mengenai dinamika kehidupan masyarakat pattae, silahkan kunjungi http://pattae.com. Terimakasih.
ReplyDeleteApakah ada hubungannya antara suku pattae dengan Toraja??
ReplyDelete