tari Tortor suku Batak Silindung |
rumah adat suku Batak Silindung |
Sejak dahulu suku Batak Silindung tergabung dalam suku Batak Toba, tetapi sekarang muncul istilah suku Batak Silindung, yang seakan-akan terpisah dari Batak Toba, yang pada dasarnya suku Batak Silindung dengan suku Batak Toba, hampir tidak bisa dibedakan. Suku Batak Silindung ini berkerabat dekat juga dengan suku Batak Humbang, suku Batak Samosir dan suku Batak Angkola.
Suku Batak Silindung berada dalam wilayah yang berbeda dengan wilayah Batak Toba sejak pembagian distrik pada HKBP. Sejak awal dari pembagian atau informasi-informasi tentang suku Batak sejak masa lalu, suku Batak Silindung pernah dibedakan dengan suku Batak Toba, seperti yang dipaparkan pada buku JAMBAR HATA karangan oleh marga Sihombing dan PUSTAHA BATAK Tarombo dohot Turiturian ni bangso Batak oleh W. M. Hutagalung, bahwa suku Batak Silindung pernah dibedakan dengan suku Batak Toba.
Marga pada suku Batak Silindung adalah:
Suku Batak Silindung berada dalam wilayah yang berbeda dengan wilayah Batak Toba sejak pembagian distrik pada HKBP. Sejak awal dari pembagian atau informasi-informasi tentang suku Batak sejak masa lalu, suku Batak Silindung pernah dibedakan dengan suku Batak Toba, seperti yang dipaparkan pada buku JAMBAR HATA karangan oleh marga Sihombing dan PUSTAHA BATAK Tarombo dohot Turiturian ni bangso Batak oleh W. M. Hutagalung, bahwa suku Batak Silindung pernah dibedakan dengan suku Batak Toba.
Marga pada suku Batak Silindung adalah:
Naipospos yang mempunyai 5 (lima) orang putera dan menurunkan 7 (tujuh) marga, yaitu: Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, Marbun Lumban Batu, Marbun Banjar Nahor, dan Marbun Lumban Gaol. Marga-marga tersebut merupakan contoh marga pada suku bangsa Batak Silindung.
Secara bahasa, hampir tidak ada perbedaan antara bahasa Batak Silindung dengan Batak Toba, hanya saja terdapat perbedaan dialek yang sangat tipis.
Wilayah adat suku Batak Silindung berada di kabupaten Tapanuli Utara beribukota di Tarutung. Namun di kabupaten Tapanuli Utara tidak sepenuhnya dihuni oleh masyarakat suku Batak Silindung, karena di wilayah ini juga menjadi pemukiman masyarakat suku Batak Humbang yang wilayahnya meliputi Sitabotabo, Butar, Parmonangan, Bahal Batu, Muara dan Siborongborong.
Suku Batak Silindung secara mayoritas adalah pemeluk agama Kristen, selain itu juga ada sebagian kecil yang masih mempertahankan agama adat seperti Malim dan Pelbegu (suatu agama kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme), dan ada juga beberapa yang telah memeluk Islam, dikarenakan terjadi perkawinan dengan suku-suku lain.
Masyarakat suku Batak Silindung sebagian besar hidup sebagai petani, seperti bertani padi di sawah maupun di ladang. Profesi lain seperti pedagang atau pengusaha dan bekerja pada sektor pemerintahan, guru dan lain-lain.
sumber:
- sirajabatak.com
- tobatabo.com
- wikipedia
- dan sumber lain
sumber-foto:
- silindungdream.blogspot.com
- wikipedia
santabi di penulis, kebetulah marga yang dijadikan contoh oleh penulis adalah marga saya sendiri yakni Banjarnahor. ketika saya membaca tentang keturunan Naipospos yang di jadikan contoh saya sedikit merasa terganggu, saya termasuk orang yang suka dan senang terhadap Tarambo marga saya, dan sejauh yang pernah saya dengar dari para orang tua dan yang saya baca dari buku, bahwa keturunan Naipospos itu bukanlah lima seperti yang dituliskan oleh penulis, akan tetapi tujuh anak lelaki yang dilahirkan dari dua orang istri dari Raja Naipospos, adapun anak dari Toga Naipospos dari sitri tertua adalah, Bagariang, Hutauruk, Manungkalit, dan Situmeang, yang selanjutnya menyebut diri Toga Sipoholon (hal ini mungkin disebabkan karena anak dari toga Naipospos ini meranatau dari Bakkara ke Silindung tepatnya di sipoholon dan anak Toga Naipospos dari Istri kedua adalah, Lumban Batu, Banjarnahor, dan Lumban Gaol yang selanjutnya menyebut diri Marbun. jadi untuk sedikit mengoreksi tulisan ini, saya sebagai marga keturunan dari Toga Naipospos sebenarnya bukanlah dari silindung, karena Toga Naipospos berasal dari Bakkara.
ReplyDelete