pesisir pantai Sibolga |
Suku Batak Pesisir ini sebenarnya berawal dari suku Batak Toba, Mandailing dan Angkola yang telah menetap di Sibolga dan Tapanuli Tengah, sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Setelah sekian lama terjadi pembauran dari ketiga suku Batak ini, maka datanglah imigran lain yang berasal dari Minangkabau dan Melayu dari pesisir Timur Sumatra, lalu terjadi perkawinan-campur di antara ke 5 suku bangsa ini. Dari percampuran ke 5 suku bangsa ini lah terbentuk suatu komunitas yang disebut sebagai suku Pesisir. Pada awalnya mereka berbicara menggunakan bahasa Batak, tetapi setelah berabad-abad tercampur dengan budaya Minang dan Melayu, maka akhirnya bahasa merekapun berubah dan berganti menjadi bahasa Pesisir, seperti yang mereka ucapkan sehari-hari saat ini.
tarian suku Batak Pesisir bercorak Melayu |
Bahasa Pesisir adalah bahasa yang dipergunakan masyarakat Batak Pesisir di Tapanuli Tengah dan Sibolga, yang menjadi bahasa percakapan dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa Pesisir ini agak unik, karena bahasa Pesisir ini adalah hasil gabungan dari 3 bahasa, yaitu dari bahasa Batak Mandailing, Minangkabau dan Melayu. Jadi suku Pesisir ini sebenarnya adalah orang Batak yang berbahasa Melayu. Hal ini mirip seperti masyarakat Batak di Rokan Hulu provinsi Riau atau masyarakat Rao di kabupaten Pasaman Sumatra Barat.
Suku Batak Pesisir ini memiliki beberapa kesenian budaya yang cukup populer di kalangan masyarakat di Sumatra Utara, yaitu:
- Dampeng
- Tari Payung
Keberadaan suku Pesisir ini, mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat lain di pulau Jawa atau daerah-daerah lain di luar provinsi Sumatra Utara. Tetapi sebenarnya, suku Pesisir ini telah eksis selama beratus-ratus tahun di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, dan berdiri sejajar dengan etnis-etnis lain seperti suku Toba, Mandailing, Angkola, Minangkabau dan Melayu.
Kehidupan masyarakat Pesisir pada umumnya adalah sebagai nelayan. Tetapi tidak sedikit yang telah bekerja di sektor pemerintahan dan swasta. Selain itu pada sektor pendidikan juga banyak yang telah berhasil mencapai Universitas. Kehidupan lain yang dijalani oleh masyarakat suku Pesisir ini, adalah sebagai guru, pedagang, wiraswasta dan lain-lain.
baca juga:
sumber:
- metrotapanuli.com
- naulipesisir.wordpress.com
- sriandalas.multiply.com
- gambar-foto: pobersonaibaho.wordpress.com
- scribd.com
- wikipedia
- dan sumber lain
bahasa menunjukan bangsa dan asal usul, dari bahasa mereka yang digunakan, sangat mirip dengan bahasa minang, bukan bahasa melayu, lebih cendrung ke bahasa minang pariaman bukan minang air bangis bukan pula minang rao, kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa minang di Rao bukan orang batak tetapi orang minang, tidak ada sedikirpun bahasa pesisir mirip dengan bahasa batak, bahasa sibolga sangat mirip denga bahasa barus, singkil, tapak tuan, jadi artinya dari pembuktian bahasa bahwa suku tanjung di sibolga bukan orang batak tetapi orang minang yang merantau mulau abad ke 14, kasus ini mirip dengan masyarakat mentawai di sumatera barat, orang mentawai bukan orang minang, begitu juga suku tanjung bukan suku batak,
ReplyDeleteiya bang Man Tanjung, memang soal yang ini sering terjadi saling klaim antara satu dengan yang lain, tapi mungkin sah-saja saja siapapun mengaku sebagai orang apa, boleh mengaku minang, boleh mengaku sibolga, boleh batak atau sebagai orang pasisi sendiri, walaupun jadi semakin tidak jelas asal usulnya, tapi tetap sah saja, karena itu hak masing2 mereka.
DeleteBeberapa rekan lama saya ada yang berasal dari Sibolga termasuk salah satunya marga Tanjung (bukan suku Tanjung) menurut pengakuannya, dan sebagaimana penjelasan dirinya adalah "asli" orang Batak Sibolga, walau bahasanya agak "nyampur" (mirip mandailing dan kadang mirip minang).
Terlepas dari itu, trims untuk masukannya.
Salam.
Tapi hampir semua penduduk sibolga bermarga batak... apa sih pribumi /penduduk asli sibolga?
ReplyDeletekalau bermarga, besar kaitannya dengan batak walaupun mungkin tidak mengaku sebagai batak..
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete