Suku Dayak Suti

suku Dayak Suti
Suku Dayak Suti, bermukim di wilayah adat Binua Suti. Wilayah adat suku Dayak Suti ini berada di kabupaten Landak dan di kecamatan Suti (Sanggau Ledo) kabupaten Bengkayang dan kecamatan Air Besar kabupaten Pontianak. Populasi masyarakat suku Dayak Suti khusus yang berada di kecamatan Air Besar kabupaten Pontianak diperkirakan sebesar 1.397 orang.

Bahasa Suti sebagian besar diucapkan di kecamatan Air Besar kabupaten Pontianak dan di kecamatan Suti Kabupaten Bengkayang. Bahasa yang diucapkan oleh suku Dayak Suti adalah bahasa Suti Bamayo’. Bahasa Suti Bamayo' ini termasuk ke dalam rumpun bahasa Bidayuhik.

Penyebaran orang-orang Suti terdapat di wilayah adat Suti atau Binua Suti. Perkampungan suku Dayak Suti sekarang bernama kampung Suti Semarang, kampung Suti Lama di Kecamatan Suti (Bengkayang) serta kampung Jangkok, kampung Neboi dan kampung Pare’ di kecamatan Air Besar kabupaten Landak.

Asal usul suku Dayak Suti berdasarkan dari cerita turun temurun, "Suti" adalah nama seorang gadis yang tinggal di kampung Suti (dulunya kecamatan Sanggau Ledo). Lalu gadis ini kawin dengan seorang pemuda yang bernama "Semarang". Karena itu tempat mereka tinggal sampai sekarang ini bernama Suti Semarang. Keturunan dari Suti Semarang menempati wilayah yang sekarang ini masuk ke dalam wilayah adat Binua Suti. Keturunan mereka kemudian disebut orang Suti yang berbahasa Suti Bamayo’. Pemukiman mereka berada di kampung Pare’, kampung Jangkok, kampung Jangkak dan kampung Neboi.

tarian suku Dayak Suti
Berdasarkan klasifikasi suku, maka suku Dayak Suti serumpun dengan suku Dayak Sikukng, suku Dayak Tadietn, suku Dayak Tameng, suku Dayak Liboy, suku Dayak Tawaeq, suku Dayak Tengon dan suku Dayak Sapatoi.

Masih di wilayah adat suku Dayak Suti terdapat sebuah batu besar yang terbelah dua membentang di sungai Sambas. Batu tersebut dinamakan Batu Masaki. Menurut cerita rakyat suku Daya Suti, batu tersebut dulunya adalah seekor babi hutan. Ternyata babi hutan tersebut bukanlah sembarang babi hutan, karena ternyata babi hutan tersebut adalah babi hutan yang sakti. Karena pada saat dipotong babi hutan tersebut langsung menjelma menjadi batu. Misteri batu ini sampai sekarang masih menjadi teka-teki bagi masyarakat suku Dayak Suti dan menjadi sebuah legenda.

Kehidupan pertanian berladang berpindah, dulunya dipraktekkan oleh suku Dayak Suti ini, tetapi saat ini banyak dari mereka yang telah memilih untuk membuka lahan perladangan menetap. Selain itu berburu dan menangkap ikan juga mereka lakukan di saat tidak ada kegiatan di ladang.

sumber:
  • institutdayakologi.wordpress.com
  • kebudayaan-dayak.org
  • gambar-foto: ginselma.blogspot.com
  • gambar-foto: haltesuroso.blogspot.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain

1 comments:

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,