Suku Kayan Lahwi (Padaung), Burma

perempuan Kayan Lahwi
(myanmarmtetours)
Suku Kayan Lahwi, (Padaung), adalah salah satu sub-suku dari rumpun Kayan. Mendiami wilayah di Shan State Selatan dan Kayah State. Perempuan Kayan Lahwi membuat suku ini menjadi salah satu yang paling mudah dikenali dari suku-suku pegunungan Burma. Mereka bermigrasi dari daerah Mongol pada masa lalu, dan saat ini menetap di Burma dan Thailand.

Para perempuan Kayan Lahwi terkenal dengan tradisi cincin-leher dari kuningan, tembaga/ perunggu dan perak di leher mereka sehingga mereka meregangkan leher hingga semakin lama leher akan semakin panjang. Proses ini terdengar brutal, tapi gadis-gadis suku ini memang rela menggunakannya.
Mereka sering disebut sebagai long neck "leher panjang", atau bagi orang asing mereka disebut sebagai "wanita jerapah". Sedangkan orang Kayan yang menetap di provinsi Mae Hong Son di Thailand Utara merasa tersinggung dengan penggunaan istilah "Padaung" atau "suku bukit Karen Leher Panjang". Istilah Padaung (Yan Pa Doung) adalah istilah orang Shan untuk menyebut suku Kayan Lahwi (kelompok suku yang para perempuannya memakai lingkaran pada leher).

Suku Kayan terdiri dari berbagai kelompok, yaitu: Kayan Lahwi, Kayan Ka Khaung (Gekho), Kayan Lahta, Kayan Ka Ngan. Kayan Gebar, Kayan Kakhi dan Kayaw juga kadang dikelompokkan bersama suku Kayan.

anak2 Kayan Lahwi
(myanmargeneva)
Anak perempuan Kayan Lahwi dipasang cincin leher mulai pada usia lima atau enam tahun. Hari yang dipilih untuk ritual ini ditentukan oleh temuan horoscopic dari dukun desa. Leher hati-hati diolesi dengan salep dan pijat selama beberapa jam, setelah itu seorang imam akan memasang bantal kecil untuk mencegah rasa nyeri di balik cincin yang biasanya terbuat dari perunggu. Bantal dilepas setelah beberapa hari. Proses ini terus dilakukan dengan menambahkan cincin berturut-turut setiap dua tahun. Seorang perempuan Padaung pada usia menikah mungkin akan memiliki leher kira-kira 25 cm.

Suku Kayan Lahwi, dan klannya tinggal di lembah-lembah sungai dimanapun mereka bisa diami. Tidak seperti suku-suku lain, 'long-knecked" jarang meninggalkan desa mereka.

Rumah berbentuk kotak dan rapi, terbuat dari anyaman bambu dan atap ditutupi dengan daun kelapa. Setiap rumah memiliki teras yang luas terbuka dimana orang Kayan Lahwi duduk di untuk memintal tenun tekstil katun, selimut dan tunik dengan alat tenun mereka. Beberapa dinding bambu diwarnai dengan warna biru. Para laki-laki Kayan Lahwi jarang berada di lingkungan rumah karena setiap hari bekerja di ladang merawat tanaman.

Sekilas, orang Kayan Lahwi, tampaknya seperti berasal dari benua yang berbeda dari Asia. Kain penutup kepala mereka berwarna hijau dan ungu, kaftan putih disertai ornamen hiasan bersinar, menyerupai pakaian beberapa suku Afrika atau bahkan menyerupai pakaian orang India dari dataran tua.


sumber:
- word-dialect.blogspot.com

- aptribes.com
- myanmargeneva.org
- tibetkanagawa.blogspot.com
- wikipedia
- dan beberapa sumber lain

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,