Suku Dayak Banyadu

seorang perempuan Banyadu
Suku Dayak Banyadu, mendiami kawasan Kalimantan Barat, Indonesia. Banyak bermukim di daerah kecamatan Banyuke hulu, Banyuke Darit, Meranti, Serimbu dan di kecamatan Ngabang, di kota Ngabang kabupaten Landak serta di kecamatan Teriak,di kota Bengkayang, di beberapa desa di kecamatan Samalantan dan di desa-desa transmigrasi di seluruh kabupaten Bengkayang serta di kecamatan Tayan Hulu dan kota Sosok, kecamatan Tayan dan kecamatan Kembayan kabupaten Sanggau Kapuas.

Banyadu di Taiwan
Menurut beberapa peneliti menyatakan bahwa di Taiwan terdapat suatu suku yang nyaris mirip dan menggunakan bahasa juga hampir 80 % sama dengan bahasa Dayak Banyadu. Suku tersebut suku Bunun yang bertempat tinggal di Alisan daerah pegunungan di Formosa Taiwan. Kemungkinan suku Bunun ini adalah nenek moyang suku Dayak Banyadu yang menyeberang ke Kalimantan sejak ribuan tahun yang lalu. Tetapi ada yang beranggapan suku Bunun justru keturunan suku Dayak Banyadu yang hijrah ke Taiwan kira-kira 300 tahun yang lalu. Mana yang benar ? sepertinya para peneliti perlu melakukan penelitian yang lebih mendalam.

seorang imam Banyadu
Adat dan Budaya
Adat budaya masyarakat Banyadu umumnya sama dengan adat Dayak rumpun Klemantan lainnya, yang membedakannya hanya pada istilah penyebutannya saja, yaitu salah satu adat budayanya "Baliatn" umumnya dijalankan dengan menggunakan bahasa Dayak Kanayatn yang berdialek Bananna meskipun dukun Balian-nya asli orang Banyadu. Inilah salah satu alasan di samping bahasanya yang menyebabkan Dayak Banyadu dikelompokkan ke dalam keluarga Dayak Kanayatn. Sebagaimana masyarakat Dayak lainnya pada masa lampau Orang Banyadu juga tinggal di rumah-rumah panjang (rumah Betang atau rumah Bantang) namun sekarang ini tidak ada satupun desa mereka yang masih menyisakannya. Ketika orang Banyadu mendirikan rumah tinggal tunggal (Lamin atau Ramin). Mereka membuat rumah mereka masih mirip rumah panjang, hal ini dilihat dari bentuknya yang juga memanjang hanya saja panjangnya tidak sepanjang rumah panjang komunal. Sampai saat ini rumah-rumah panjang tunggal ini masih terdapat di beberapa desa saja seperti di desa Berinang Manyun ada dua buah jika masih ada alias belum dibongkar.
   
Agama
Orang Banyadu memiliki agama adat, yang menurut masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah disebut Kaharingan. Sistem kepercayaan monoteis yang berpusat pada satu Tuhan yang disebut Jubata. Dalam mengontrol dunia Jubata dibantu oleh Sangiakng-sangiakng atau semacam malaikat pada agama Kristen. Ketika imam Banyadu melakukan ritual agama adat sering nama Jubata disebut-sebut sebagai Jubata yang di gunung, atau gunung di daerah ini atau daerah itu, hal ini bukan berarti bahwa Jubata tersebut banyak jumlahnya namun lebih bermakna bahwa sang kuasa (Tuhan) ada dimana-mana atau berkuasa atas segala sesuatu. Jubata pada masyarakat Dayak Banyadu seperti pada masyarakat Dayak Kanayatn disebut-sebut berdiam atau tinggal di surga atas (Saruga Samo) atau secara khusus disebut dengan istilah Sabayatn. Di masa sekarang orang Banyadu menganut agama Kristen Katholik, dan Kristen Protestan dan sisanya tetap mempertahankan agama Kaharingan.

sumber:
  • dayakpost.com
  • joshuaproject.net
  • ethnologue.com
  • llmap.org
  • pedalaman-borneo.blogspot.com
  • k-yu80.blogspot.com
  • banuadayak.wordpress.com
  • wikipedia
  • dan sumber lain

lihat juga:

1 comments:

  1. mirip seperti dayak kenyah dan kayan pakaian yg dipakai..tetapi bhsnya tidak pula sama..

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,