Komodo |
Ladida, tradisi suku Komodo |
suasana desa Komodo |
Secara fisik, masyarakat suku Komodo memiliki kulit lebih cerah dibanding dengan masyarakat Flores yang berkulit lebih gelap. Masyarakat suku Komodo juga memiliki bahasa sendiri, yang mereka sebut sebagai bahasa Komodo. Mereka menjadi mayoritas penduduk di desa Komodo, sedangkan sebagian kecil terdapat juga suku-suku peranakan Bugis dan Bima.
Rumah-rumah suku Komodo, pada umumnya berbentuk rumah panggung. Rumah panggung menjadi tipikal rumah di pulau Komodo. Selain itu rata-rata rumah penduduk di desa Komodo ini, dibangun bertingkat dan dan bentuk atap bersilang. Bentuk bangunan seperti ini, menurut mereka ada artinya, yaitu Sabalong Samalewa, yang artinya adalah sama tinggi sama rata. Rumah panggung suku Komodo dibuat seperti itu dengan maksud awal, guna mencegah masuknya binatang Komodo ke dalam rumah.
Menurut cerita rakyat suku Komodo, bahwa suku Komodo dengan binatang Komodo, terdapat hubungan erat, yang tergambar dari sebuah legenda Putri Naga. Seorang putri dari dunia gaib bernama Putri Naga menikah dengan manusia bernama Empu Najo. Dari pernikahan ini lahir bayi kembar berjenis kelamin berbeda. Satu bayi laki-laki adalah manusia yang diberi nama Gerong. Sementara bayi perempuan adalah seekor kadal raksasa. Kadal raksasa itu diberi nama Orah. Gerong kemudian dibesarkan di lingkungan manusia, sementara Orah besar di hutan. Saat dewasa, Gerong pergi berburu dan tanpa sengaja bertemu seekor Komodo. Komodo itu adalah Orah.
Tanpa mengetahui bahwa Orah adalah saudaranya, Gerong hampir saja membunuh. Putri Naga, ibu mereka, berhasil menghentikan Gerong. Putri Naga muncul secara gaib dan memberitahu Gerong bahwa Orah adalah saudara perempuannya dan mereka sebenarnya adalah kembar.
Masyarakat suku Komodo pada dasarnya hidup sebagai nelayan. Kehidupan sebagai nelayan telah ditekuni sejak awal kehadiran nenek moyang mereka di pulau ini. Di halaman rumah mereka, ditanami beberapa jenis tanaman seperti ubi kayu, ubi jalar, cabe dan lain-lain. Selain itu mereka juga memelihara beberapa ekor kambing. Sebagian masyarakat suku Komodo biasanya menjadi perajin suvenir. Mereka terampil membuat patung Komodo dari kayu ataupun suvenir lainnya.
sumber:
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,