Suku Maroangin (Marowangin), adalah salah satu komunitas masyarakat adat yang hidup di salah satu desa di kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan.
Suku Maroangin berdiam di Maroangin kecamatan Maiwa kabupaten Enrekang. Istilah Maroangin sendiri dikatakan berasal dari 2 kata yaitu "maroa" dan "angin".
Suku Maroangin berdiam di Maroangin kecamatan Maiwa kabupaten Enrekang. Istilah Maroangin sendiri dikatakan berasal dari 2 kata yaitu "maroa" dan "angin".
orang Maroangin |
Suku Maroangin ini tergabung dalam kesatuan adat yang dinamakan suku Massenrempulu, bersama suku Enrekang dan suku Duri. Ketiga suku bersatu dan membentuk suku Massenrempulu. Suku Maroangin
banyak bermukim di kampung yang berbatasan dengan kabupaten Sidrap. Di daerah pegunungan banyak berdiri kampung suku Duri. Sedangkan suku
Enrekang banyak bermukim di kota Enrekang. Sehingga dalam keseharian mereka kadang menyebut diri mereka sebagai suku Massenrempulu. Istilah Massenrempulu sendiri memiliki arti sebagai "melekat seperti beras ketan".
Suku Maroangin berbicara dalam bahasa Maiwa yang mirip dengan bahasa Bentong, tetapi memiliki keterkaitan juga dengan bahasa Toraja. Sehingga ada anggapan bahwa suku Maroangin juga masih berkerabat dengan suku Toraja.
Istilah Maroangin sendiri agak menjadi permasalahan, beberapa beranggapan bahwa Maroangin bukanlah sebuah identitas untuk komunitas masyarakat seperti sebuah suku, karena Maroangin menurut anggapan lebih tepat kalau disebut sebagai suku Maiwa, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Maiwa. Hal ini menunjukkan Maroangin berarti sama dengan Maiwa ? bisa jadi ... hal tersebut mungkin hanya masalah sebutan pada identitas saja.
Istilah Maroangin sendiri agak menjadi permasalahan, beberapa beranggapan bahwa Maroangin bukanlah sebuah identitas untuk komunitas masyarakat seperti sebuah suku, karena Maroangin menurut anggapan lebih tepat kalau disebut sebagai suku Maiwa, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Maiwa. Hal ini menunjukkan Maroangin berarti sama dengan Maiwa ? bisa jadi ... hal tersebut mungkin hanya masalah sebutan pada identitas saja.
Agama Islam adalah agama mayoritas dalam masyarakat Maroangin, seperti suku Duri dan Enrekang yang tergabung dalam suku Massenrempulu.
Kehidupan sehari-hari masyarakat suku Maroangin ini adalah sebagai petani. Mereka menanam padi serta beberapa jenis tanaman lain seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung dan lain-lain. Mereka juga banyak yang menjadi pedagang dan bekerja di berbagai bidang lain. Sebagian lain
merantau ke Makassar, Toraja, Kendari, bahkan sampai ke kota-kota di
luar Sulawesi.
sumber:
sumber:
- kpmmjogja: aku orang suku maroangin
- kabarkami: suku massenrempulu tiga suku yang bersatu
- dan sumber lain
- rewan217.blogspot.com
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMaroangin memang nama sebuah desa atau kota kecil sebagai ibukota kecamatan Maiwa di kabupaten Enrekang. Sedangkan istilah Maroangin atau Maiwa sepertinya hanya perbedaan pendapat untuk sebutan pada suatu komunitas masyarakat yang disebut Maroangin, bisa juga disebut Maiwa.
Deleteok trims untuk kunjungannya.
salam
Iah sama2 .. Oh iah di sulawesi selatan itu ada banyak daerah , desa bahkan dusun dinamakan maroangin.. Ada di gowa . Wajo . Bone juga klo nda salah ..
ReplyDeleteMohon Maaf Share: Mungkin disini saya perlu sedikit luruskan mengenai kata suku Maroangin kemudian melebar menjadi suku Massenrempulu menurut pandangan saudara..Mengingat sejauh ini di Sulawesi Selatan hanya ada 3 suku yakni, Bugis, Makassar, dan Toraja. Adapun Luwuk sendiri yang di Klaim sebagai Nenek Moyang suku2 yang ada di Sulawesi Selatan (Berdasarkan Epic La Galigo) justru masuk kategori ke Bugis secara Adat Istiadat, meskipun secara linguistik "luwuk" lebih kental dan lebih dekat dengan bahasa Toraja Demikian pula dengan Enrekang (Massenrempulu)..Secara Linguistik lebih dekat dengan Toraja namun secara Budaya lebih dekat dengan etnik Bugis..Meskipun Prof Mattulada (Alm) pernah mengemukakan bahwa Massenrempulu pada prinsipnya adalah etnik sendiri terpisah dari Bugis dan Toraja namun tentunya butuh kajian yang lebih mendalam untuk mengklaim hal tersebut.
ReplyDeleteSelanjutnya mengenai Penamaan Massenrempulu yang menurut saudara adalah arti "Melekat seperti Ketan" mungkin perlu juga untuk diluruskan..karena menurut literature yang pernah kami baca "MASSENREMPULU" itu justru berasala dari 2 suku kata yakni Mansenreng yang berarti Jejeran atau Barisan, Sementara Mpulu itu berarti Gunung..Jadi secara Harfiah bias diartikan sebagai Wilayah Barisan Pegunungan..(Bisa dilihat dari tulisan Christian Peltras dalam bukunya Manusia Bugis)..
Semoga bisa menambah wawasan kita bersama dan bisa saling berbagi informasi mengenai kampong halaman kita TANA RIGALLA TANA RIABBUSUGI..Salam
kenapa dialek maroangin dan dialek pattinjo hampir mau sama ?
ReplyDelete