Suku Banggai, Sulawesi

suku Banggai
pic rafikhasbi
Suku Banggai, adalah suatu suku asli yang mendiami kepulauan Banggai di kabupaten Banggai Kepulauan dan kabupaten Banggai di provinsi Sulawesi Tengah.

Suku Banggai terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
  1. Suku Banggai Kepulauan, berada di kabupaten Banggai Kepulauan provinsi Sulawesi Tengah. 
  2. Suku Sea-sea (atau suku Banggai Pegunungan), berada di daerah pegunungan di kabupaten Banggai provinsi Sulawesi Tengah.

Pada masa dahulu di wilayah suku Banggai ini pernah berdiri sebuah kerajaan yang memiliki kekuasaan yang setengah dari wilayah Sulawesi Tengah, yaitu Kerajaan Banggai. 
Di kabupaten Banggai sebenarnya terdapat 3 suku bangsa, yaitu suku Banggai, suku Saluan dan suku Balantak, tetapi ke-3 suku ini berbeda dan masing-masing memiliki adat dan kebudayaan sendiri-sendiri. Suku Banggai dianggap sebagai penduduk asli wilayah ini. Sedangkan suku Saluan dan suku Balantak, merupakan pendatang dari wilayah lain di luar wilayah Banggai.

Adat istiadat dan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejak zaman Kerajaan Banggai sebenarnya sangat banyak, tapi kini adat-istiadat dan budaya tersebut telah banyak yang ditinggalkan atau dilupakan. 
Suku Banggai berkomunikasi di antara mereka menggunakan bahasa Banggai, yang memiliki beberapa dialek yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten Banggai maupun di kabupaten Banggai Kepulauan.

Dalam kehidupan suku Banggai, musyawarah adat (Seba Adat) merupakan wadah untuk mempertahankan adat istiadat yang ada pada masing-masing suku di kerajaan Banggai. Masyarakat suku Banggai sangat patuh terhadap adat istiadat mereka. 
Beberapa tradisi kesenian suku Banggai juga sangat beragam, termasuk kesenian musik, yaitu Batongan, Kanjar, Libul dan lain sebagainya, juga ada tarian, yaitu Onsulen, Balatindak, Ridan dan banyak lagi. Selain itu mereka banyak menyimpan cerita rakyat yang dikenal dengan nama Banunut. Lalu ada lagu-lagu rakyat serta puisi yang terdiri dari Baode dan Paupe.

Suku Banggai secara mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Mereka adalah pemeluk agama Islam yang taat. Beberapa tradisi mereka dipengaruhi oleh agama Islam, salah satunya perayaan Maulid Nabi Muhammad saw, yang dirayakan hampir oleh seluruh masyarakat Banggai. Mereka membuat kue Kala-kalas atau Kaakaras. Kue ini tebuat dari tepung beras yang digoreng. Tradisi adat lain, adalah upacara pelantikan Tomundo, upacara pelantikan Basalo dan lain sebagainya.

Masyarakat suku Banggai bermatapencarian yang beragam, mulai dari bidang pertanian pada tanaman padi, kopi, coklat, jagung, ubi dan lain-lain. Selain itu mereka juga banyak yang menjadi nelayan. Kegiatan lain adalah berburu (Baasu), yang merupakan salah satu kegiatan yang dari zaman pra kerajaan Banggai.

sumber:
sumber lain dan foto, video:

2 comments:

  1. assalamualaikum wr.wb... mohon maaf sebelumnya. saya sangat berterimaksih kepada protomalayan yang sudah menuliskan tentang suku banggai. namun, sepengetahuan saya sebagai keturunan suku banggai-seasea, bahwa suku sea-sea tidak mendiami kepulauan banggai, meelainkan mereka berada dipegunungan banggai kepulauan dulu sampai dengan sekarang. sedangkan di kabutpaten banggai itu sendiri suku yang mendiami adalah suku saluan dan suku balantak seperti yang sudah di ceitakan di atas.
    sekain, mohon maaf jika ada kekeliruan dalam komentar pengetahuan saya mengenai suku sea-sea. terimaksih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. *suku sea-sea tidak mendiami kab. Banggai, malinkan Kab. Banggai kepulauan

      Delete

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,