Simalur adalah suatu kepulauan di sebelah barat pulau Sumatra, 120 km dari pantai Meulaboh. Kepulauan ini dihuni oleh penduduk asli Simalur, yang terdiri dari beberapa suku, diantaranya :
- suku Devayan,
- suku Lekon, dan
- suku Sigulai (suku Salang)
- suku Haloban (di kepulauan Banyak)
- suku Nias (di pulau Siumat dan Teupah)
- suku Aneuk Jamee (pendatang)
Bahasa
Bahasa yang digunakan di pulau Simalur ini diantaranya :
- bahasa Devayan
- bahasa Sigulai
- bahasa Lekon
- bahasa Simolol
- bahasa Haloban
- bahasa Nias (di pulau Siumat dan pulau Teupah).
- bahasa Aneuk Jamee (bahasa percampuran bahasa Minang, Mandailing dan Aceh, tetapi lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa Minang)
Menurut K.F.H. Van Langen, pada 1881, bahwa penduduk Simalur masih berkerabat dengan suku Nias. Tetapi bahasa mereka berbeda dengan bahasa Nias, walaupun banyak ditemukan persamaan dan mempunyai hubungan erat dengan bahasa Nias.
Suku-suku di Simalur ini mempunyai ciri-ciri fisik berkulit kuning dan mata agak sipit. Lebih mendekati ke ciri fisik suku Nias.
Menurut seorang peneliti, suku-suku di Simalur merupakan bagian dari Rumpun Proto Malayan, yang bermigrasi pada gelombang pertama yang tersebar di pulau-pulau sepanjang pantai barat Sumatra, seperti suku Nias, suku Mentawai dan suku Enggano. Tetapi karena masuknya arus pendatang yang membawa budaya melayu dan seiring penyebaran agama yang dibawa pendatang dari aceh daratan, budaya asli suku-suku di Simalur secara perlahan tergeserkan. Sehingga bahasa asli Simalur mulai tergantikan oleh bahasa Jamee. Selain itu akibat seringnya terjadi perkawinan campur antara penduduk asli dengan kaum pendatang, yang secara tak langsung mengakibatkan terjadinya pengikisan budaya dan bahasa asli. Sehingga di kalangan anak muda Simalur banyak yang lebih menguasai bahasa Jamee daripada bahasa asli Simalur sendiri. Budaya asli yang masih bertahan adalah Nandong, berupa penuturan yang diiringi suara kecapi.
Nama Simeulue sendiri sebenarnya sudah terpengaruh oleh dialek bahasa Aceh daratan, yang mana nama asli dari pulau ini adalah 'SIMALUR' (K.F.H. Van Langen), yang oleh dialek aceh 'a' cenderung menjadi 'e' atau 'eu' dan huruf 'r' menjadi hilang, berubah menjadi 'e' dan 'ue', maka penulisannya menjadi 'SIMEULUE'.
Suku Devayan
Suku ini mendiami wilayah Simeulue bagian selatan yaitu di Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue Tengah, Teluk Dalam, Teupah Barat dan Teupah Selatan.
Bilangan
1 - sao
2 - dufo
3 - telufo
4 - atao
5 - limafo/ limo
6 - nemafo
7 - itufo
8 - salapan
9 - sambilan
10 - sapuluh/baan
11 -
12 -
13 -
14 -
15 -
16 -
17 -
18 -
19 -
20 -
100 -
1000 -
Kata Tanya
Apa - araya
Siapa - itaya
Kenapa - anadè
Bagaimana - eben
Dimana - omay 'è
Kemana - may 'o
Darimana - otaìn 'o
Berapa - oronè
Kapan - èngkaneng
Kata Ganti
Saya - èdè
Kau - è' diyo
Kamu - diamè
Dia - è isè
Mereka - è sira
Kami - è jama 'i
Kita - è ita
Kata Kerja
Pergi - ma 'è
Berjalan - ma-la 'o
Makan - mangan
Minum - mainom
Tidur - mare
Duduk - tumata 'eng
Berdiri - umide
Berlari - humèdeng
Mandi - rumè
Angkat - mahbi
Waktu
Kemarin - ancifalal
Besok - deman
Lusa - dofongi
Pagi - helafe
Siang - falal
Sore - telè falal
Malam - bengi
Tadi - nanciyuk
Nanti - sinu
Sekarang - dumaar
Sebelum - sebelum
Sesudah - tuayè
Sebentar - sakajap
Dulu - nang èrè
Barusan - ?
Letak
Atas - èdèta
Bawah - arop
Kiri - kiri
Kanan - kanan
Samping - sampèng
Sini - mèriya
Sana - mero i
Situ - a' èdè
Depan - amon
Belakang - uri
Ini - a' iyo
Itu - a' èdè
Pokok
Di - èk
Ke - mèk
Mau - uda
Akan - ?
Bisa - dayi
Sangat - ?
Ya - ya
Tidak - tè
Jangan - ayifa
Pada - ?
Untuk - mè
Kali - kali
Dengan - alè
Ada - nga
Sudah - ngang
Belum - bahay
Saja - mayi
Dalam - e' baha'
Bukan - ?
Tidak Ada - ?
Mungkin - mungkèn
Pasti - pasti
Kalau - kalau
Seperti - wèrè
Selalu - sabè
Biasanya - biasonè
Sering - serèng
Kadang - mejanjan
Jarang - jarang
Jumlah
Banyak - afel
Sedikit - èhè
Kurang - kurang
Lebih - lebih
Cukup - cukup
Lain-lain
Hari - balal
Puluh - ?
Asam - timbel
Papan - nah' an
Kepiting - lanès
Lobster - laho
Pinang - elar
Kelapa - bonnol
Kampung - ?
Sawah - ?
Pulau - ?
Petir - ?
Air - ui'
Api - ?
Kalimat Sederhana
- siapa namamu ? : itaya kahanmo/kahannè ?
- apa yang kau katakan ? : araya mohan ?
- kemari sebentar : alèria sa' a
- tidak kemana-mana : aduon na' ma 'è-ma 'è
- apa liat-liat : araya muèna' - uèna'
- sudah makan ? : ngang o mangan ? ngang - bahay
- sudah mandi ? : ngang o rumè ?
- pergi terus : nai mang
- mancing yok : mèita mantoy
Sumber:
- http://nabilberri.wordpress.com/2010/02/14/bahasa-bahasa-di-pulau-simeulue/
- http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2548/mangaan-ulun-tinafa-upacara-musim-tanam-dan-panen-orang-simeulue
- http://www.ppnsi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=50:pulau-simeulue-cut-salah-satu-pulau-pulau-kecil-terluar-di-nad-&catid=29:perikanan-a-kelautan&Itemid=43
- http://acehpedia.org/Suku_Aceh
- suku Devayan,
- suku Lekon, dan
- suku Sigulai (suku Salang)
- suku Haloban (di kepulauan Banyak)
- suku Nias (di pulau Siumat dan Teupah)
- suku Aneuk Jamee (pendatang)
Bahasa
Bahasa yang digunakan di pulau Simalur ini diantaranya :
- bahasa Devayan
- bahasa Sigulai
- bahasa Lekon
- bahasa Simolol
- bahasa Haloban
- bahasa Nias (di pulau Siumat dan pulau Teupah).
- bahasa Aneuk Jamee (bahasa percampuran bahasa Minang, Mandailing dan Aceh, tetapi lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa Minang)
Menurut K.F.H. Van Langen, pada 1881, bahwa penduduk Simalur masih berkerabat dengan suku Nias. Tetapi bahasa mereka berbeda dengan bahasa Nias, walaupun banyak ditemukan persamaan dan mempunyai hubungan erat dengan bahasa Nias.
Suku-suku di Simalur ini mempunyai ciri-ciri fisik berkulit kuning dan mata agak sipit. Lebih mendekati ke ciri fisik suku Nias.
Menurut seorang peneliti, suku-suku di Simalur merupakan bagian dari Rumpun Proto Malayan, yang bermigrasi pada gelombang pertama yang tersebar di pulau-pulau sepanjang pantai barat Sumatra, seperti suku Nias, suku Mentawai dan suku Enggano. Tetapi karena masuknya arus pendatang yang membawa budaya melayu dan seiring penyebaran agama yang dibawa pendatang dari aceh daratan, budaya asli suku-suku di Simalur secara perlahan tergeserkan. Sehingga bahasa asli Simalur mulai tergantikan oleh bahasa Jamee. Selain itu akibat seringnya terjadi perkawinan campur antara penduduk asli dengan kaum pendatang, yang secara tak langsung mengakibatkan terjadinya pengikisan budaya dan bahasa asli. Sehingga di kalangan anak muda Simalur banyak yang lebih menguasai bahasa Jamee daripada bahasa asli Simalur sendiri. Budaya asli yang masih bertahan adalah Nandong, berupa penuturan yang diiringi suara kecapi.
Nama Simeulue sendiri sebenarnya sudah terpengaruh oleh dialek bahasa Aceh daratan, yang mana nama asli dari pulau ini adalah 'SIMALUR' (K.F.H. Van Langen), yang oleh dialek aceh 'a' cenderung menjadi 'e' atau 'eu' dan huruf 'r' menjadi hilang, berubah menjadi 'e' dan 'ue', maka penulisannya menjadi 'SIMEULUE'.
Suku Devayan
Suku ini mendiami wilayah Simeulue bagian selatan yaitu di Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue Tengah, Teluk Dalam, Teupah Barat dan Teupah Selatan.
Bilangan
1 - sao
2 - dufo
3 - telufo
4 - atao
5 - limafo/ limo
6 - nemafo
7 - itufo
8 - salapan
9 - sambilan
10 - sapuluh/baan
11 -
12 -
13 -
14 -
15 -
16 -
17 -
18 -
19 -
20 -
100 -
1000 -
Kata Tanya
Apa - araya
Siapa - itaya
Kenapa - anadè
Bagaimana - eben
Dimana - omay 'è
Kemana - may 'o
Darimana - otaìn 'o
Berapa - oronè
Kapan - èngkaneng
Kata Ganti
Saya - èdè
Kau - è' diyo
Kamu - diamè
Dia - è isè
Mereka - è sira
Kami - è jama 'i
Kita - è ita
Kata Kerja
Pergi - ma 'è
Berjalan - ma-la 'o
Makan - mangan
Minum - mainom
Tidur - mare
Duduk - tumata 'eng
Berdiri - umide
Berlari - humèdeng
Mandi - rumè
Angkat - mahbi
Waktu
Kemarin - ancifalal
Besok - deman
Lusa - dofongi
Pagi - helafe
Siang - falal
Sore - telè falal
Malam - bengi
Tadi - nanciyuk
Nanti - sinu
Sekarang - dumaar
Sebelum - sebelum
Sesudah - tuayè
Sebentar - sakajap
Dulu - nang èrè
Barusan - ?
Letak
Atas - èdèta
Bawah - arop
Kiri - kiri
Kanan - kanan
Samping - sampèng
Sini - mèriya
Sana - mero i
Situ - a' èdè
Depan - amon
Belakang - uri
Ini - a' iyo
Itu - a' èdè
Pokok
Di - èk
Ke - mèk
Mau - uda
Akan - ?
Bisa - dayi
Sangat - ?
Ya - ya
Tidak - tè
Jangan - ayifa
Pada - ?
Untuk - mè
Kali - kali
Dengan - alè
Ada - nga
Sudah - ngang
Belum - bahay
Saja - mayi
Dalam - e' baha'
Bukan - ?
Tidak Ada - ?
Mungkin - mungkèn
Pasti - pasti
Kalau - kalau
Seperti - wèrè
Selalu - sabè
Biasanya - biasonè
Sering - serèng
Kadang - mejanjan
Jarang - jarang
Jumlah
Banyak - afel
Sedikit - èhè
Kurang - kurang
Lebih - lebih
Cukup - cukup
Lain-lain
Hari - balal
Puluh - ?
Asam - timbel
Papan - nah' an
Kepiting - lanès
Lobster - laho
Pinang - elar
Kelapa - bonnol
Kampung - ?
Sawah - ?
Pulau - ?
Petir - ?
Air - ui'
Api - ?
Kalimat Sederhana
- siapa namamu ? : itaya kahanmo/kahannè ?
- apa yang kau katakan ? : araya mohan ?
- kemari sebentar : alèria sa' a
- tidak kemana-mana : aduon na' ma 'è-ma 'è
- apa liat-liat : araya muèna' - uèna'
- sudah makan ? : ngang o mangan ? ngang - bahay
- sudah mandi ? : ngang o rumè ?
- pergi terus : nai mang
- mancing yok : mèita mantoy
Sumber:
- http://nabilberri.wordpress.com/2010/02/14/bahasa-bahasa-di-pulau-simeulue/
- http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2548/mangaan-ulun-tinafa-upacara-musim-tanam-dan-panen-orang-simeulue
- http://www.ppnsi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=50:pulau-simeulue-cut-salah-satu-pulau-pulau-kecil-terluar-di-nad-&catid=29:perikanan-a-kelautan&Itemid=43
- http://acehpedia.org/Suku_Aceh
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,